Header Ads

MEMIJAK BUMI MENATAP LANGIT (bagian pertama)

Assalamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Innal hamdalillah, wa shalatu wassalamu 'ala rasuulillaah.
amma ba'du

Sahabatku Fillah, rakhimakumullah,

Acapkali insan beramal tanpa ilmu. Seolah-olah perilakunya sudah sesuai dengan petunjuk Kitabullah dan Sunnah, namun banyak yang enggan menerima saran kritikan lantaran dia sudah merasa berkecukupan ilmunya.

Sesunguhnya lantaran pentingnya artikel ini, maka kucobailah untuk berbagi kepada antum antunna semua.

Sahabatku Fillah, rakhimakumullah,

Adakalanya kita beraktivitas yang seolah-olah kita anggap benar, namun sesungguhnya amalan kita sejatinya bukan membangkitkan Islam nan malah mempurukkan Islam ke tebing curam kehancuran.

Seyogianyalah kaum muslimin kini mengedepankan ilmu sebelum beramal, lantaran sebanyak apa pun amal, jika tidak sesuai dengan dalil syara’ maka kesemua itu akan tertolak. Maka, Imam Al Ghazali dalam kitab IHYA ‘ULUMUDDIN mendahulukan Bab ILMU dan PEMBELAJARAN.

Kian banyak kaum Muslimin kini nan terjatuh di lembah pragmatis, mereka berhujjah dalil mashalih mursalah (manfaat), padahal mashalih mursalah bukanlah hujjah syara’.

Yang lebih memiriskan adalah para pengikut, yang tidak memahami dalil syara’, seolah-olah siapa yang diikutinya adalah senantiasa benar. Padahal, Imam Idris As Syafi’I rahimahullah Ta’ala tidak pernah menggunakan dalil akal (hawa nafsu) dalam menggali hukum atau ijtihadnya. Bahkan, beliau tidak segan-segan merevisi hasil ijtihadnya (simak Tafsir Ibn Katsir Juz I). Apalagikah kita, yang amat jauh dari kemumpunian ilmu, jika ada nan memberi nasihat, terimalah. Bisa jadi ia kan menjadi obat yang mujarab

Semoga kita bisa bercermin dari artikel ini. Apakah kita terlingkup sebagai kaum pragmatis ataukah kita kukuh menggenggam kebenaran (ideologi Islam).

Semoga ayat kawliyyah ini bisa menjadi pelembut jiwa, penggugah kesadaran untuk kita semua.

‘Wa yaumal qiyaamati taraa al ladzina kadzabu ‘alaa Allah wujuuhuhum muswaddah’
Artinya :
-Dan pada hari Kiamat, kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam- (Az Zumar 60)

Al Hasan menafsirkan ; mereka adalah orang-orang yang menyatakan:”Jika kami mau, kami pasti melakukan, dan jika kami tidak mau, kami pun tidak melakukannya”

Ibnul Jauzy menambahkan : ‘Tidak disangsikan lagi, bahwa berdusta terhadap Allah dan Rasul-Nya dalam masalah MENGHALAKAN yg HARAM dan MENGHARAMKAN yg HALAL adalah benar2 kufur. Simak: (Adz Dzhahabi, kitab Al Kabaair (Dosa-Dosa Besar) hal 113 )

Simak lebih lengkapnya fii:

http://www.facebook.com/topic.php?topic=9081&uid=99016437728

'Alaa Kulli Haal


Allaahu muwaffiq ilaa aqwamu athaariq

Tasikmalaya : 16 Juni 2009 13 :14

Sahabatmu Fillah,
Apu’ Indragiry

*(Penyair, Novelis)
Santri Ma’had Taqiyuddin an Nabhani, Yogyakarta

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.