Header Ads

Hasil Investigasi: Pasukan NATO Bantai 8 Anak Afghan

Hasil investigasi pemerintah Afghanistan menyimpulkan pada hari Rabu kemarin (30/12), bahwa pasukan asing di bawah bendera International Security Assistance Force (ISAF) telah menyeret 10 warga sipil, termasuk delapan anak-anak, dari rumah mereka dan kemudian menembak mereka hingga mati.

"Unit pasukan internasional turun dari pesawat dan mengambil 10 orang dari tiga rumah, delapan di antaranya siswa sekolah di kelas enam, kelas sembilan dan kelas 10, salah satu dari mereka adalah seorang tamu, sisanya dari keluarga yang sama, dan menembak mereka hingga mati," kata Asadullah Wafa, kepala tim investigasi presiden dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Agence France Presse (AFP).

Tim investigasi memperlihatkan dokumen dari kepala sekolah yang membuktikan status anak-anak yang dibantai tersebut.

Insiden itu terjadi Sabtu malam di provinsi Kunar timur.

Presiden Hamid Karzai telah berbicara dengan ayah dan paman dari para siswa untuk menyampaikan rasa belasungkawa, dan ia menjanjikan akan melakukan penyelidikan penuh.

International Security Assistance Force (ISAF), yang memiliki 113.000 pasukan di Afghanistan, mengatakan bahwa mereka tidak punya aktivitas di daerah itu pada saat insiden terjadi.

Namun pejabat militer senior Barat mengatakan pasukan khusus AS diam-diam telah melakukan operasi di daerah itu, secara terpisah dari ISAF.

Kematian warga sipil di Afghanistan yang dilanda perang adalah isu sensitif bagi publik dan akan menyebabkan ketegangan antara Karzai dan pasukan asing yang banyak berada di Afghanistan.

PBB awal pekan ini mengkonfirmasi bahwa 2.038 kematian warga sipil dalam 10 bulan pertama tahun 2009, menunjukkan adanya kenaikan 10,8 persen dari periode yang sama padatahun 2008.

Protes

Ratusan mahasiswa marah turun ke jalan di dua kota untuk memprotes pembunuhan siswa sekolah.

"Kami berdemo terhadap orang-orang asing yang datang ke negara kami," kata Safiullah Aminzai, salah satu siswa peserta demo di Jalalabad, ibukota provinsi Nangahar timur, kepada AFP.

"Mereka tidak membawa demokrasi ke Afghanistan tetapi mereka membunuh ulama kami dan anak-anak."

Pengunjuk rasa yang marah memblokir jalan-jalan utama di Jalalabad dan membakar bendera Amerika dan patung Presiden Barack Obama di lapangan umum.

Mereka juga meneriakkan slogan-slogan anti-AS seperti "kematian untuk Obama" dan "kematian bagi pasukan asing".

"Kami sudah hilang kesabaran," teriak sekelompok pengunjuk rasa.

"Ini telah terjadi berulang kali. Jika itu terjadi lagi, kita akan turun ke jalan kembali dan membawa senjata."

Pengunjuk rasa di pusat kota Kabul mengikat pita hijau di sekitar dahi mereka dengan tulisan "berhenti membunuh kami" yang ditulis dengan warna merah.

Pengunjuk rasa yang lain meneriakkan "Keluar orang Asing!" dan "kematian bagi pembunuh orang Afghanistan!".

Analis telah berulang kali memperingatkan bahwa pembunuhan secara sembarangan terhadap warga sipil akan mengubah penduduk Afghan biasa menjadi benci terhadap pasukan asing dan hal ini juga bisa mengikis dukungan publik terhadap Karzai.(fq/iol/ermslm)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.