Header Ads

Parade Kelompok Islam Menuai Kemarahan Rakyat Inggris

London - Perdana Menteri Inggris Gordon Brown memperingatkan bahwa setiap aksi yang bisa menyinggung perasaan keluarga prajurit yang tewas atau terluka di Afghanistan akan dianggap sebagai "hal yang sama sekali tidak pantas", demikian seperti dilansir National Post, Senin (4/1).

Juru bicara Brown, Alan Johnson, mengeluarkan peringatan itu kemarin setelah pemimpin Islam4UK, Anjem Choudary, 42 tahun, mengatakan ia akan tetap melaksanakan rencana parade berbaris melalui Wootton Bassett.

Islam4UK berencana melakukan parade ke seluruh penjuru Wootton Bassett, Wiltshire, dalam beberapa minggu mendatang. Situs kelompok tersebut menyatakan bahwa kegiatan itu diselenggarakan dengan tujuan mengenang kaum Muslim yang telah dibunuh atas nama demokrasi dan kebebasan. “Cukup luar biasa, bahwa para tentara yang secara langsung maupun tak langsung berkontribusi dalam kematian kaum Muslim di sana diarak bagaikan pahlawan dan terlebih lagi dihormati atas genosida yang dilakukan,” ungkap Choudary.

Mantan pengacara dari London timur ini mengatakan bahwa aksi yang akan diikuti oleh 500 orang itu akan berlangsung damai dengan mengusung “peti-peti simbolik” untuk menghormati para korban Muslim dari konflik tersebut. "Parade itu tidak akan bersamaan waktunya dengan kepulangan jenazah tentara yang tewas," ujar Choudary.

Total tentara Inggris tewas di Afghanistan pada tahun 2009 adalah 108 orang. Jumlah itu tidak sebanding dengan 2.308 korban sipil yang jatuh dalam 10 bulan pertama di tahun yang sama.

Kota Wootton Bassett, yang dekat dengan Pangkalan Angkatan Udara Kerajaan di mana jenazah para prajurit dipulangkan, telah menjadi sebuah simbol kuat bagi upaya perang Inggris.

Tiap minggu, ratusan warga kota berbaris di High Street untuk melihat jenazah para prajurit yang dibawa oleh kendaraan dari RAF Lyneheam. Keluarga dan teman-teman dari mereka yang gugur, para penjaga toko, dan anggota Legiun Inggris menunggu dalam segala cuaca untuk memberikan penghormatan kepada iring-iringan sejumlah peti yang berselimutkan bendera negara.

Brown mengatakan negara harus menghormati prajurit yang tewas untuk negara mereka. "Saya pribadi terkejut dengan rencana paraed berbaris di Wootton Bassett itu," kata dia. "Setiap usaha menggunakan lokasi ini untuk menyebabkan tambhanya kesedihan dan penderitaan bagi mereka yang telah kehilangan keluraga dan orang-orang tercinta akan dianggap sebgai sesuatu tindakan yang menjijikkan dan ofensif," tambah dia.

Brown menyebut parade itu sebagai sebuah "akrobat politik" yang hanya berupaya untuk menghasut kebencian dan perselisihan. "Jika polisi Wiltshire dan pemerintah daerah merasa bahwa prosesi semacam ini memiliki potensi untuk menimbulkan gangguan publik dan meminta persetujuan saya untuk melarangnya, maka saya tidak akan ragu dalam mendukung permintaan itu," tegas dia.

Muslim Lokal pun Menolaknya

Sementara itu, The Bath Chronicle melaporkan bahwa kelompok-kelompok Islam lokal mengecam rencana tersebut dan berpikir bahwa hal yang paling mereka butuhkan dalam situasi yang sudah seperti itu adalah mengumpulkan para ekstremis untuk meredam emosi mereka.

Sekretaris Pusat Kebudayaan Islam di Wiltshire, Wali Rahman, menyebut parade itu sebagai "tidak bertanggung jawab dan tidak rasional."

"Kami, bersama dengan semua kelompok masyarakat Muslim lainnya di Wiltshire dan sekitarnya, termasuk Islamic Centre di Bath dan Asosiasi Islam Swindon Thamesdown, mengutuk tanpa syarat pawai ini dan mengimbau penyelenggara, Islam4UK, untuk tidak melanjutkan rencana itu demi kepentingan dan keselamatan publik dan kaum Muslim yang mereka klaim sebagi pihak yang mereka wakili serta demi menghormati hak-hak warga Wootton Bassett, Wiltshire."

Mereka juga menyatakan bahwa Choudary bertanggung jawab atas "serangan apa pun terhadap setiap Muslim di Wiltshire atau di tempat lain sebagai reaksi atas rencana mereka yang tak bertanggung jawab dan tak rasional itu."

Dalam suratnya, Choudary mengatakan, ia ingin menjelaskan kepada keluarga dan teman-teman prajurit korban perang bahwa rencana parade berbaris bukanlah "suatu upaya penghasutan atau provokasi."

"Prosesi dalam Bassett Wootton adalah upaya menyetuh kesadaran publik Inggris tentang alasan sebenarnya mengapa para prajurit mesti kembali pulang dalam peti mati dan tentang ongkos perang yang sebenarnya," kata Choudary dalam surat itu.

"Parade, puji-pujian, tentang bagaimana para prajurit melakukan tugas mereka dengan rasa patriotisme telah mengaburkan realitas konflik dan kejahatan pembunuhan yang dilakukan oleh penjajah dan agen-agen mereka," tambah dia. (np/tn/alj/taq/rep)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.