Header Ads

Kepentingan Amerika Dalam Misi Obama

Presiden AS Barack Obama akan datang ke Indonesia pada 22-24 Maret 2010 mendatang. Kedatangannya ini merupakan hasil undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dilayangkan sejak Februari 2009. Pemerintah memandang kedatangan Obama menguntungkan Indonesia. Berbagai partai dan ormas Islam pun diam. Bahkan, Ketua Majelis Ulama Indonesia, Amidhan (8/3/2010) meminta umat Islam agar menghormati Obama. Obama adalah tamu yang berkunjung ke Indonesia. Umat Islam diajarkan untuk menghormati tamu. Pihak yang lantang menolak kedatangan Obama sebagai kepala Negara penjajah tersebut hanyalah Hizbut Tahrir. Partai politik Islam ini menggerakkan para ulama di berbagai penjuru Indonesia menolak kehadiran Obama melalui berbagai forum seperti seminar, demontrasi, dll.

Kunjungan ini sebenarnya hanyalah dalam rangka untuk mengokohkan cengkeraman AS kepada Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal. Pertama, kunjungan Obama terjadi pada saat munculnya isu pemakzulan terhadap Presiden SBY. Dengan kunjungan ini Obama menunjukkan dukungannya kepada Presiden SBY. Kedua, mulai Januari 2010 Indonesia telah menjalankan perdagangan bebas dengan Cina dan Asean. Indonesia menjalin hubungan ekonomi lebih erat dengan Cina padahal Cina merupakan salah satu halangan bagi AS di Asia Pasifik. Ketiga, kunjungan Obama diawali dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton pada Februari 2009. Saat itu ia memuji Indonesia dengan menegaskan: ” Indonesia menjalankan perang yang sukses terhadap terorisme dan ekstrimisme, berhasil mengakhiri konflik sektarian dan separatisme serta bekerja membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih aman bagi perdagangan global dan HAM”.

Lebih tegas lagi, tujuan sebenarnya kedatangan Obama adalah:

Pertama, mencengkeramkan kepentingan ekonomi AS. Obama (11/3/2010) menegaskan: “So while I’m there, I’ll visit Indonesia and Australia, two vibrant economies and democracies that will be critical partners for the United States. And in both countries, I’ll highlight the role that American businesses play there, and underscore how strong economic partnerships can create jobs on both sides of the Pacific while advancing both regional and global prosperity. Going forward, I will be a strong and steady advocate for our workers and our companies abroad”.

Dalam pernyataannya itu, Obama menyampaikan misi penting dalam lawatannya ke Indonesia untuk menggarisbawahi aturan main bisnis Amerika yang berlaku di sana. Selain itu, ia berjanji akan menjadi advokat yang kuat dan tangguh untuk tenaga kerja dan perusahaan AS di luar negeri”. Kalau dulu ketika, Presiden George W. Bush datang ke Indonesia maka Indonesia menyerahkan blok kaya minyak Cepu ke perusahaan AS maka peluang besar kedatangan Obama akan diikuti oleh penyerahan blok minyak dan gas di Natuna. Sebab, selama ini AS mengincar Natuna, selain untuk minyak dan gas juga untuk pangkalan militer mereka.

Juru bicara Gedung Putih Gibbs (12/3/2010) menyampaikan: “We are — we can’t lead in this region of the world (i.e. Asia-Pacific) without strong bilateral relationships with Indonesia and Australia. They’re key in our ability to keep our country safe. They’re key in our ability to grow our economy through increased exports. And they’re key to tackling big challenges. Indonesia is the fourth-largest greenhouse gas emitter in the world. Obviously they’ll be incredibly important to international agreements on climate change.”

Ini makin menegaskan bahwa kedatangan Obama adalah untuk menjaga kepentingan AS, menjadikan Indonesia sebagai pasar, dan mitra dalam menghadapi tantangan besar AS. Lebih dari itu, kedatangan Obama ini untuk menjadikan AS benar-benar dapat memimpin Asia Pasifik. Sebab, sebagaimana disampaikan Gibbs AS tidak dapat memimpin kawasan Asia Pasifik tanpa kerjasama kuat antara Indonesia dan Australia.

Kedua, melanjutkan kunjungannya dulu dari Turki, Kairo, dan kini Indonesia dalam mengusung “perang melawan terorisme” (war on terrorism). Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs dalam situs resmin AS www.whitehouse.gov pada 12/3/2010 menegaskan: “The Asia-Pacific region of the world is tremendously important to the United States for a number of reasons. We will — we’re going to visit, obviously, Indonesia, the world’s largest Muslim population, an emerging democracy. The President will follow up on his speech from Cairo in a speech in Indonesia — a key partner, obviously in our counterterrorism efforts — before traveling to Australia, obviously a very important trading partner and an important ally in our efforts in Afghanistan.

Nampak jelas, misi berikutnya kedatangan Obama adalah untuk merangkul dunia Islam melalui Indonesia. Indonesia sebagai “the world’s largest Muslim population” menjadi pertimbangan penting Obama. Presiden Obama akan menindaklanjuti pidatonya di Kairo dalam pidatonya di Indonesia, satu mitra kunci, terutama dalam upaya kita memerangi terorisme. Tidaklah mengherankan, dua minggu terakhir ini, menjelang kedatangan Obama, di Indonesia mencuat kembali isu terorisme. Bahkan, beberapa orang dibunuh dan belasan lainnya ditangkap dengan dalih terorisme. Padahal, belum ada bukti tentang kebenaran tuduhan tersebut.

Ketiga, mengokohkan pembelaan Israel lewat Indonesia. Wakil Presiden AS dalam pidatonya di depan kaum Yahudi di Universitas Tel Aviv pada awal Maret 2010 mengatakan tentang Obama: “In Cairo last June, he launched a new beginning between the United States and the Muslim communities around the world. Later this month, the President will continue this engagement by visiting Indonesia, home of the world’s largest Muslim population where he lived as a boy. We are absolutely convinced that this approach will improve not only our security, but as a consequence, your security”.

Di Kairo, Juni lalu, dia (Presiden Obama) mengumumkan “babak baru hubungan antara AS dengan komunitas Muslim dunia”. Bulan ini, Presiden akan melanjutkan hal ini dengan mengunjungi Indonesia, negeri Muslim terbesar tempat ia hidup waktu kecil. Inti dari kunjungan ini jelas sekali dalam ucapannya: “Kami yakin dengan sebenar-benarnya bahwa pendekatan ini akan meningkatkan bukan hanya keamanan kami, melainkan sebagai konsekuensinya meningkatkan keamanan anda juga”. Tidak mengherankan apabila akan dijalankan upaya membentuk kelompok lobi Israel-AS di Indonesia.

Hal-hal tersebut menegaskan bahwa kunjungan Obama adalah untuk memajukan keamanan dan kemakmuran serta kepentingan nasional AS lainnya. Jadi, kehadiran Obama bukan untuk menawarkan pemulihan hubungan AS dengan dunia Islam setelah mengalami ketegangan pada era George Bush seperti dinyatakan sebagian tokoh Islam di negeri ini, melainkan untuk mencengkeramkan kukunya lebih dalam lagi.

Wahai kaum Muslim,

Berdasarkan hal ini maka semestinya kaum Muslim menolak kehadiran pemimpin Negara penjajah itu di negeri Muslim terbesar, Indonesia ini. Mereka datang untuk makin mencengkeramkan kukunya. Tidakkah kita ingat pada firman Allah SWT:

وَلَن يَجعَلَ اللَّهُ لِلكٰفِرينَ عَلَى المُؤمِنينَ سَبيلًا



“Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman” (TQS. an-Nisa[4]:141).

[MR Kurnia]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.