Header Ads

Nama Kelompok Islam yang Diambil dari Al Qur'an Termasuk Fundamentalis?

Ketua Umum Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab, menilai langkah deradikalisasi yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme berdasarkan hasil penelitian Setara Institute sangat membahayakan. Alih-alih mengaku ingin meredam aksi terorisme, langkah Deradikalisasi ini justru ingin merubah agama.

“Deradikalisasi bukan saja melenyapkan jihad, tapi juga melenyapkan syariat dan ingin merubah agama.” Kata Habib Rizieq Shihab dalam diskusi bertema Memerangi Syariat Jihad dengan Deradikalisasi, Minggu, 9/10 di Mesjid Muhammad Ramadhan, Bekasi.

Habib Rizieq pantas gusar. Dari hasil pembacaannya, tolak ukur poin yang dijadikan kriteria fundamentalis sangat bermasalah. Salah satunya adalah berpedoman kepada Al Qur’an, padahal itu bagian dari kewajiban umat muslim.

“Dari laporan setara Institute, umat Islam yang menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman disebut fundamentalis.” Tambah ulama yang memegang draft power point tujuh langkah program deradikalisasi BNPT ini.

Selanjutnya Setara Institute juga menuding penafsiran para ulama salaf adalah pemicu dari munculnya tindak kekerasan atas nama agama. Maka tidak heran salah satu butir yang diambil BNPT dalam program deradikalisasi adalah menindak dengan tegas pelaku kekerasan atas nama agama.

Ternyata ujian yang akan dihadapi umat muslim belum usai. Satu kriteria yang terdengar lucu dari riset yang dibiayai lembaga dari Amerika, United States Agency for International Development (USAID) itu bahkan mempersoalkan sebuah penamaan. Ya penamaan kelompok, organisasi, jama’ah muslim yang jelas-jelas mengambil dari Al Qur’an masuk ke dalam kategori fundamentalis.

“Berarti menurut Setara Institute, Muhammadiyyah juga fundamentalis, karena nama Muhammad diambil dari Al Qur’an. Tapi kalau pakai nama Setara Institute tidak radikal, termasuk Forum Homoseks,” kata Habib disambut tawa para Jama’ah.

Maka itu tujuan dari deradikalisasi ini memang akan merubah agama. Deradikalisasi nanti tidak akan lagi mempersoalkan atheisme dan murtad, karena itu bagian dari kebebasan beragama. “Pluralisme akan dikampanyekan mulai sejak dini sampai universitas.”

Dalam kesempatan yang sama, Munarman, menyatakan bahwa penelitian Setara Institute adalah kepanjangan tangan dari proyek Deradikalisasi yang sudah direncanakan oleh Amerika. Mereka menyewa Rand Corporation yang notabene adalah kaki tangan zionis. (Pz/eramuslim)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.