Header Ads

Harga BBM Naik; Pengkhianatan Kepada Umat

Berhembusnya rencana pemerintah menaikkan harga BBM per 1 april, menyulut maraknya aksi penolakan terkait kebijakan tersebut. Usai menggelar aksi simpatik pada pagi harinya, Minggu malam (25/3) HTI Sulsel kembali memasifkan opini dengan menggelar HIP seri-29. Rutinitas bulanan kali ini mengangkat tema, BBM Naik : Bukti Rezim Neolib dan Korup. Tak kurang dari 80 peserta, diantaranya kalangan akademisi, asatidz dan masyarakat umum, mengikuti acara ini di Ballroom Hotel La macca. Kegiatan yang di konsep dalam bentuk talkshow, menjadikan diskusi dan sharing pendapat nampak lebih efektif antara peserta dan pemateri.


“Kebijakan menaikkan harga BBM adalah kebijakan yang menyakiti dan menghinati rakyat.” Ungkap KH. Syamsuddin Latief, ulama dan tokoh Muhammadiyah Makassar, saat berkesempatan memberikan komentar. Beliau kembali menegaskan komentarnya dengan mengutip salah satu hadits Rasul, “Pengkhinatan terbesar adalah pengkhianatan kepada umat.”

Selain tampilan slide materi dari Ustadz Dirwan Abd. Jalil yang ikut mengiringi jalannya diskusi, panitia acara juga tak lupa menyuguhkan pemutaran film dokumenter untuk lebih menghangatkan suasana. Antusiasme peserta semakin terlihat manakala data-data ‘perampokan’ di tampilkan dari film tersebut.

Beragam data juga meluncur dari salah satu pemateri, Musdalfah Ali Sulaiman. Dalam ulasannya, beliau menyebutkan bahwa subsidi BBM bukan penyebab membengkaknya APBN Negara.

“Subsidi BBM tidak akan membebani APBN. Beban APBN terbesar adalah untuk pembayaran bunga utang luar negeri dan belanja aparatur negara. Bila benar pemerintah pro rakyat, maka seharusnya dilakukan efisiensi penggunaan APBN. Misalnya dengan memangkas pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu. Plesiran ke luar negeri salah satu contohnya.”

Ketika disinggung tentang solusi yang ditawarkan untuk bangsa Indonesia agar lekas keluar dari keterpurukan, dengan tegas beliau mengungkapkan bahwa tidak ada solusi lain, kecuali kembali pada aturan Islam. Sulit membayangkan Islam bisa diterapkan secara sempurna bila tak ada insitusi yang menerapkannya. Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam yang meniscayakan adanya unifikasi negara-negara Islam.

Pernyataan ini senada dengan yang di kemukakan Prof. Hamzah Upu, salah satu akademisi yang hadir dalam HIP kali ini.

“Saya setuju dengan khilafah. unifikasi negeri-negeri Islam itu perlu. Namun tetap dibutuhkan langkah sistematis untuk mewujudkannya. Jangan lupa, tetap mengedepankan penyampaian secara bijak.” Ungkapnya.

Layaknya acara talkshow di televisi, malam itu diskusi terasa hangat sekali, tak satupun peserta yang meninggalkan ruangan. Jarum jam menunjuk pukul 22.30 Wita, berkat kepiawaian Host Mustajab al Mustafa, segala macam fakta, kritikan, kecaman, keprihatinan hingga solusi-solusi konkrit mengemukan dalam talkshow kali ini.

Telah banyak diskusi serupa dilakukan dimana sebagian besar rakyat bersepakat, tidak menyetujui kenaikan harga BBM. Akan tetapi, beragam forum diskusi itu tak menghasilkan rekomendasi solusi. Kalau pun ada, rata-rata mengemukakan solusi yang parsial dan jauh dari ruh Islam.

“Inilah kekhasan dari Halqah Islam dan Peradaban. Hizbut Tahrir selalu menganalisis beragam masalah yang timbul dengan pendekatan perspektif Islam. Karena Islam adalah agama yang sempurna. Termasuk untuk perkara ini, kenaikan harga BBM.” Ungkap Dirwan Abdul Djalil, Humas DPD I HTI Sulsel yang juga bertindak sebagai pemateri. [mediaumat/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.