Header Ads

AS Beri Hadiah 100 Juta Dolar untuk Konstitusi Sekuler Tunisia

Surat kabar Amerika menilai bahwa dukungan AS untuk Tunisia adalah hadiah bagi Partai “An-Nahdhah” karena menolak untuk menempatkan syariah Islam dalam Konstitusi. Sementara Mesir tidak melakukan hal itu, karenanya harus dijatuhi sanksi.



Surat kabar Amerika “The Wall Street Journal” mengatakan bahwa dukungan yang telah disetujui oleh pemerintah Presiden Barack Obama pada hari Kamis lalu, adalah dukungan karena Partai An-Nahdhah Tunisia telah menunjukkan ketaatan dan loyalitasnya kepada AS, dan yang terpenting adalah menghilangkan “kata berasaskan Islam” dari konstitusi baru bagi negara, dan hubungan baiknya dengan Barat. Sehingga inilah yang menjadikannya layak mendapat imbalan istimewa. Sebaliknya, langkah seperti ini tidak ditempuh oleh Ikhwanul Muslimin di Mesir, karenanya ia layak dijatuhi sanksi.

Surat kabar itu menuduh pemerintah Presiden Barack Obama lambat dan pengecut dalam menangani revolusi Arab. Namun AS menyadari kesalahannya dan cenderung mendukung kaum reformis Barat di Tunisia, dengan mengekspresikan sambutannya melalui solidaritas yang menonjol dan mengulurkan bantuan bagi setiap upaya demokratisasi Arab yang baru lahir di Tunisia dan lainnya. Hal ini menegaskan bahwa AS memiliki kesempatan untuk membantu para politisi baru di Tunisia yang loyal padanya.

Surat kabar itu mengatakan bahwa penegasan Partai An-Nahdhah menjauhkan konstitusi baru dari hukum Islam, atau berasaskan pada ketentuan syariah Islam, sebagai sumber hukum, telah meningkatkan kepuasan AS, dan menilainya bahwa Tunisia adalah eksperimen satu-satunya yang menyerukan optimisme di kawasan Arab, serta menilainya sebagai contoh pluralisme politik di wilayah tersebut, dan Tunisia merupakan negara musim semi Arab yang lebih beruntung dan memenangkan transisi demokrasi secara halus.

Surat kabar itu menyatakan bahwa Mesir masih membutuhkan pemerintahan yang baik dalam bayang-bayang persaingan militer, kelompok Islamis dan liberal atas kekuasaan. Sebagaimana juga Libya dan Suriah yang tengah menuju ke jurang perang saudara, dan pada saat yang sama kekuasaan di Yaman membekukan.

Surat kabar itu menilai bahwa seruan Kongres AS agar menarik dukungan pada negara-negara Arab yang mengalami perubahan politik radikal, adalah seruan yang mudah, namun kurang bijak, sebab pemerintah AS perlu mendukung rezim yang baru lahir, dan bukan melepaskannya.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pada hari Kamis mengumumkan pemberian bantuan dana jangka pendek pada Tunisia sebesar 100 juta dolar yang akan dialokasikan untuk membayar hutang Tunisia ke Bank Dunia, pembiayaan program-program prioritas Tunisia yang dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di negeri ini, juga sedang dinegosiasikan untuk memberikan pinjaman 30 juta dolar, dan menyerukan masyarakat internasional untuk bergabung dengan AS dalam mendukung Tunisia, serta memastikan lebih lanjut peluang bagi perekonomian rakyat Tunisia.

Gerakan An-Nahdhah Tunisia benar-benar menolak untuk memasukkan ke dalam konstitusi baru Tunisia, teks bahwa prinsip-prinsip syariah Islam sebagai sumber hukum, dan inilah yang membuat marah gerakan Salafi, yang keluar dalam demonstrasi besar-besaran untuk menuntut penerapan syariah Islam. [islammemo/htipress/syabab.com/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.