Header Ads

Pendeta NY: Anak-Anak yang Menggoda Berbuat Cabul

Seorang pendeta Katolik terkemuka di New York mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa anak-anak kecil sering menggoda para rohaniwan yang usianya lebih tua dari mereka, sehingga menyebabkan para rahib itu melakukan tindakan seksual, lansir Russia Today (31/8/2012). Namun, wawancara yang telah dimuat itu kemudian dicabut, dengan alasan “kesalahan editorial”.


Dalam wawancara dengan situs National Catholic Register, pendeta Benedict Groeschel ditanya tentang bagaimana menangani para rohaniwan yang melakukan pelanggaran seksual terhadap anak-anak.

Groeschel mengatakan bahwa para rohaniwan tidak selalu bisa dipersalahkan sepenuhnya atas tindakan mereka, sebab anak-anak sering menggoda mereka lebih dulu.

“Misal ada seorang pria yang memiliki gangguan syaraf, dan ada seorang anak mendatanginya,” kata Groeschel. “Dalam banyak kasus, remaja –14,16,18-- yang jadi penggoda,” kata pendeta itu.

Groeschel menyarankan agar pelaku yang baru pertama kali melakukan pelanggaran seksual agar dibebaskan dari hukuman penjara, “karena maksud mereka tidak melakuan tindak kejahatan.”

Mantan rohaniwan Jerry Sandunsky di Pennsylvania, yang kemungkinan akan menjalani hukuman penjara seumur hidup karena melakukan kejahatan seksual terhadap sedikitnya 8 anak laki-laki, juga disebut Groeschel sebagai “pria malang.”

National Catholic Register kemudian mengganti artikel wawancara itu dengan permintaan maaf, baik dari editor maupun Goeschel.

NCR minta maaf karena komentar Groeschel kelihatan seperti menyalahkan anak-anak yang menjadi korban. Mereka tidak melakukan klarifikasi lagi, karena Groeschel memiliki reputasi masyhur sebagai pendeta selama bertahun-tahun.

Sedangkan Groeschel mengatakan bahwa ia tidak bermaksud menyalahkan korban.

“Seorang pendeta (atau siapapun) yang melakukan kejahatan atas anak-anak selalu salah dan selalu harus bertanggungjawab,” katanya. Greoschel beralasan komentarnya itu keluar dari otaknya yang tidak sejernih dahulu.

Franciscan Friars of Renewal, komunitas agama tempat Groeschel berasal, juga mengeluarkan pernyataan pembelaan terhadap pendetanya.

“Dalam beberapa bulan terakhir, kesehatannya, ingatan dan kemampuan kognitifnya menurun,” kata komunitas itu. “Dia bolak-balik keluar-masuk rumah sakit.”

Tapi anehnya, meskipun dikatakan kemampuan berpikirnya menurun, Groeschel dikenal sebagai penulis, aktivis dan pembawa acara mingguan 'Sunday Night Prime TV' di stasiun Catholic Eternal World Television Network (EWTN).

Keuskupan New York, tempat di mana Groeschel menjadi direktur Kantor Pembangunan Spiritual, mengecam pernyataan pejabat gerejanya itu, dengan mengatakan bahwa apa yang dikatakan Groeschel “sama sekali salah.”

“Pelanggaran seksual terhadap anak-anak adalah kejahatan, dan siapapun yang melakukan kejahatan tersebut layak untuk dihukum seberat-beratnya menurut hukum,” kata seorang jurubicara Keuskupan New York. [hidayatullah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.