Header Ads

Disponsori USAID-UKAid Iklan Kondom di Kenya Ajarkan Selingkuh

Sebuah iklan kondom di televisi Kenya dihentikan penayangannya menyusul banyak protes masuk dari tokoh-tokoh agama, kata pejabat kesehatan Peter Cherutich dilansir BBC Rabu (20/3/2013).


Menurut para tokoh agama Islam dan Kristen di Kenya, iklan yang disponsori pemerintah itu justru mengajarkan perselingkuhan atau perzinahan dan bukannya mengajarkan seks aman guna mencegah penularan virus HIV/Aids yang marak di negeri Afrika itu.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekitar 1,6 juta dari 41,6 juta populasi Kenya mengidap HIV.

Dalam iklan tersebut digambarkan dialog antara 2 orang perempuan dewasa yang berstatus menikah di pasar. Perempuan A (berbaju putih) menanyakan kepada perempuan B (berbaju merah dan bertudung kepala) tentang hubungannya dengan suaminya. Perempuan B mengatakan bahwa suaminya belakangan sering mabuk-mabukan dan menghabiskan waktunya di bar. “Suami saya mungkin tidak ada (di rumah) tapi bukan berarti saya tidak bahagia,” kata B. “Mbungua cukup dan kami sudah mengenal satu sama lain sejak lama. Kami saling mencintai,” imbuhnya, yang kemudian terlihat gambar seorang pria pedagang buah tidak jauh dari tempat keduanya berdiri. A juga terlihat melirik pria tersebut, yang sedang melayani seorang pembeli wanita. Adengan itu menyiratkan bahwa B dan pria pedagang buah adalah teman selingkuh. Selanjutnya, A menasehati B agar menggunakan kondom sebagai perlindungan dalam berhubungan seks dengan pria-pria yang dicintainya untuk melindungi keluarganya. Sejenak kemudian terlihat seorang anak kecil berpakaian sekolah berlari menuju B dan memeluknya.

Cherutich, wakil direktur program pengendalian Aids dan penyakit menular seksual Kenya, kepada BBC mengatakan bahwa iklan itu dibuat berdasarkan fakta yang ada dalam masyarakat.

Dia menjelaskan, berdasarkan survei 20%-30% pasangan menikah di Kenya memiliki pasangan lain dalam berhubungan seks. Dan sebagian besar dari mereka tidak menggunakan kondom.

Lembaga urusan agama Islam di negara itu, Dewan Imam dan Dai Kenya (CIPK), mengecam iklan satu menit yang ditayangkan di berbagai stasiun televisi tersebut.

“Iklan itu menggambarkan negara ini sebagai Sodom dan Gomorra, dan bukan negara yang menghargai lembaga perkawinan dan keluarga,” kata Syaikh Muhammad Khalifa sekretaris CIPK kepada koran Kenya Business Daily.

Wartawan BBC di Nairobi melaporkan, banyak orang Kenya yang mendukung para tokoh agama menentang iklan kondom tersebut.

Iklan itu merupakan bagian dari kampanye penanggulangan HIV/Aids yang sudah bertahun-tahun dilakukan di Kenya. Dalam iklan terpampang nama sponsor yang terdiri dari Kementerian Kesehatan, organisasi afiliasi pemerintah Amerika Serikat USAID dan pemerintah Inggris UKAid, lapor BBC.

Lebih dari 80% penduduk Kenya beragama Kristen dan Islam merupakan agama terbesar kedua di negara itu.[hidayatullah/UGT/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.