Header Ads

Pelarangan Ikhwan dan Politik Bumi Hangus ala Aljazair

Oleh: Farid Wadjdi
Kantor Maktab I’lami Hizbut Tahrir Indonesia

Rezim kudeta militer Mesir akhirnya melarang semua kegiatan Ikhwanul Muslimin. Berdasarkan keputusan pemerintah pengadilan rezim kudeta, Senin (23/9)  seluruh aset al Ikhwan disita dan semua lembaga cabang dari atau milik ikhwan juga dilarang, termasuk sayap politik Partai Kebebasan dan keadilan. Rezim kudeta militer menuding Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi terorisme.


Pasca pembantaian yang dilakukan militer Mesir, jenderal as Sisi semakin gelap mata. Tidak hanya membunuh dan menangkapi aktifis Ikhwan, rezim militer Mesir melakukan pemecatan sekitar 50 ribu  khotib diikuti pelarangan shalat Jum’at dengan menutup ribuan masjid.

Seperti yang dikatakan oleh Front Ulama Melawan Kudeta semua ini adalah perang sistematis terhadap Islam, simbol-simbol dan syiar-syiarnya, yaitu ulama, masjid dan shalat Jum’at. Rezim Militer Mesir tahu persis ulama dan masjid selama ini merupakan garda terdepan yang menjaga keimanan umat dan menjaga pemikiran umat agar tetap terikat dengan Islam.

Rezim militer Mesir sepertinya mengikuti pola militer Aljazair saat memberangus pengikut-pengikut FIS di Aljazair yang juga menang secara demokratis. Saat itu militer Aljazair melakukan politik bumi hangus. Menangkap, menyiksa, dan menghukum penjara hingga mati, pemimpin dan pengikut FIS. Lebih dari 900 masjid ditutup. Militer Aljazair juga Melarang FIS. Kriminalisasi sistematis dilakukan terhadap aktifis FIS dengan mencapnya sebagai teroris.

Untuk memperkuat tudingan teroris, militer Aljazair yang didukung Barat, melakukan berbagai rekayasa, seperti pemboman, pembunuhan terhadap petugas keamanan, penyerbuan markas militer. Ujung-ujungnya, menuduh FIS dan pengikut-pengikutnya sebagai teroris. Dengan klaim perang melawan teroris inilah militer Aljazair seakan mendapat legitimasi dan pembiaran dari negara-negara Barat.

Pola yang sama sedang dipraktikkan oleh rezim militer dengan mulai merekayasa berbagai pemboman dan pembunuhan kemudian dituduhkan kepada pengikut atau pendukung al Ikhwan. Militer Mesir pun berulang kali mengatakan mereka sedang membersihkan Mesir dari para teroris.

Politik bumi hangus ini pada prinsipnya bukan hanya untuk memberangus al ikhwan dan pengikutinya,tapi merupakan perang terhadap Islam. Islam sebagai sebuah agama yang mewajibkan penerapan seluruh syariah Islam oleh negara, Islam yang tidak bisa dipisahkan dari politik.

Politik bumi hangus ini ditegaskan oleh jenderal Mesir Dalam dalam sebuah wawancara dengan surat kabar harian Prancis Le Monde, Jenderal Mesir Amr mengatakan dengan terus terang bahwa dia siap untuk mengawasi kampanye yang ditujukan untuk “membersihkan” Mesir dari Islam politik. “Ada 90 juta penduduk Mesir dan hanya ada tiga juta [anggota] Ikhwanul Muslimin. Kami butuh enam bulan untuk membubarkan atau memenjarakan mereka semua, ” katanya dalam wawancara yang diterbitkan pada hari Senin(19/8).

Hal senada pernah diungkap Smail Lamari, Kepala Dinas Intelijen Aljazair yang dikenal sebagai Departemen Counter-Spionase dan Keamanan Dalam Negeri yang terkenal kejam. Dalam komentarnya 21 tahun tahun yang lalu, Lamari mengatakan : “Saya siap dan memutuskan untuk menghilangkan nyawa tiga juta warga Aljazair jika perlu untuk menjaga ketertiban dari ancaman kelompok Islam”

Menurut Mohamed Samraoui, mantan wakil Lamari yang membelot pada pertengahan 1990-an  dalam laporannya yang berjudul “Catatan Kejadian Tahun-tahun Berdarah “,  Lamari membuat komentar ini pada pertemuan di Chateauneuf bulan Mei 1992, sebelum Aljazair jatuh ke dalam siklus kekerasan yang berlangsung selama sepuluh tahun dan diperkirakan memakan korban 200.000 jiwa.

Namun sekali lagi kita tegaskan, semua yang dilakukan oleh rezim militer ini pastilah atas restu Barat, paling tidak mereka mendapat kepastian bahwa Barat akan melakukan pembiaran atau pengecaman yang tidak sungguh-sungguh. Sebab semua rezim militer ini tunduk kepada Barat karena hidup mereka didanai dan didukung oleh Barat.

Rezim militer ini  sekedar boneka-boneka Barat yang khawatir dengan tegaknya Khilafah Islam yang akan menerapkan seluruh syariah Islam. Mereka sekedar penjaga-penjaga kepentingan penjajahan Barat di negeri-negeri Islam.

Namun Insya Allah, nasib para boneka ini akan berakhir tragis. Tuan-tuan negara penjajah mereka akan mencampakkan mereka, kalau tidak bisa lagi menjamin kepentingan penjajahan Barat. Seperti nasib boneka tua atau rusak, akan dicampakkan ke tong sampah. Umat Islam yang marah akan menyeret mereka, atau mereka akan diasingkan. Seperti nasib diktaktor Khadafi, Husni Mubarak, Ben Ali, Suharto,dan Insya Allah sebentar lagi rezim Assad di Suriah.

Namun umat Islam, tidak boleh berhenti sebatas menggantikan rezim atau orang. Pengalaman dari Mesir, Tunisia, Libya, termasuk Indonesia, sekedar menggantikan rezim atau orang tidak akan membawa perubahan nyata dan menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan umat. Sebab, selama sistem negara, pemerintahan, ekonomi, dan politiknya tidak berubah, maka pangkal kerusakan akan tetap ada. Sementara rezim baru sekedar mengganti topeng dengan tetap menjalankan kepentingan penjajahan Barat. Sebab, sistem kapitalis itu lah yang menyebabkan berbagai persoalan di dunia Islam yang dijaga oleh rezim-rezim boneka.

Karena itu, umat Islam harus secara tegas tanpa kompromi menolak dan mencampakkan sistem ideologi kapitalis dalam segala aspek. Menolak sistem ekonomi liberal-kapitalis, mencampakkan sistem politik demokrasi, dan menolak kerjasama apapun dengan negara-negara penjajah Barat berikut sistem internasional pendukungnya seperti PBB, IMF, World Bank, dan lain-lain.

Umat Islam tidak boleh diam melihat penguasa boneka ini, umat Islam harus bersama-sama berjuang menurunkan mereka dengan mengganti sistemnya dengan Khilafah.

Untuk itu seruan Hizbut Tahrir dalam nasyrohnya (4 Dzulqa’dah 1434 H/10 September 2013 M) yang mengecam penguasa ruwaibidhoh Suriah- rezim bengis Assad-  perlu kita perhatikan, antara lain berbunyi : Sungguh menyedihkan, senjata kita dihancurkan dengan persetujuan para penguasa diktator… Sungguh menyedihkan, umat tidak menekan militernya untuk menumbangkan para diktator pengkhianat yang berbuat kerusakan di buka bumi, membinasakan pertanian dan binatang ternak… Sungguh menyedihkan, melihat darah-darah kita ditumpahkan, tetapi kita tidak menghentikannya. Kita melihat senjata kita dihancurkan, tetapi kita tidak mempertahankannya. Kita melihat kekayaan kita dirampok, tetapi kita tidak memotong tangan orang yang menjarahnya. Kita melihat negeri kita dikerat-kerat dari segala sisinya, tetapi kita tidak menyatukannya… Kita melihat kehormatan kita dilanggar, tetapi darah di urat nadi kita tidak mendidih…

Allah Allah dalam agama Anda, Allah Allah dalam umat Anda, Allah Allah dalam Khilafah Anda, Allah Allah dalam persenjataan Anda… Peganglah erat-erat semua itu. Bersiaplah untuk menolong agama Anda dan mengalahkan musuh dengan kepemimpinan Khalifah Anda yang menjadi laksana perisai. Anda berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya. Jika Anda melakukannya berarti Anda telah menyiapkan kemuliaan Anda dan kesuksesan Anda di dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika Anda tidak melakukannya maka musuh Anda tidak akan cukup dengan menghancurkan persenjataan Anda dengan tangan-tangan Anda sendiri, akan tetapi musuh Anda akan meminta Anda mengizinkannya masuk ke rumah Anda… dan pada saat itu, tidak ada jalan keluar untuk Anda!” Allahu Akbar. [www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.