Header Ads

Bom Teroris “Papua Merdeka” Punya Daya Ledak Tinggi

 Bom Teroris “Papua Merdeka” Punya Daya Ledak Tinggi
Bom rakitan yang ditemukan dalam penggerebekan di markas teroris kelompok Raja Cyclop di Kampung Yongsu, Distrik Ravenirara, Kabupaten Jayapura, Papua, oleh aparat Polres Jayapura, Sabtu (30/11), mempunyai daya ledak tinggi. Daya ledak enam bom rakitan yang ditemukan itu melebihi bom rakitan di Poso.


Hal tersebut disampaikan Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian kepada wartawan saat melihat sejumlah barang bukti di Polresta Jayapura, Sabtu (30/11) sore.

“Bom seperti ini ada di Poso, Bima, dan Jawa Tengah. Hanya saja casing-nya dari pipa paralon. Kalau meledak hanya mengandalkan daya ledak, getaran, dan bakar, dan tidak mematikan. Bom yang ditemukan ini baik daya ledak, daya bakar, daya getar, dan serpihannya bisa seperti granat,” ujar kapolda seperti dilansir beritasatu (01/12).

Dikatakan, bom rakitan tersebut dikenal juga sebagai “bom lontong” karena mirip lontong. Pembuat bom juga dinilai cukup canggih dan dirancang bukan untuk mengebom ikan, tetapi untuk berperang karena bisa membunuh musuh.

Polda Papua, lanjutnya, akan terus memburu anggota kelompok yang namanya relatif baru di Papua.

Sebelumnya, Polres Jayapura menggerebek markas kelompok Raja Cyclop pimpinan Adrianus Apaseray, Jumat (29/11). Kelompok ini sering melakukan kekerasan dan intimidasi kepada warga sekitar. Dalam penggerebekan tersebut ditemukan bom rakitan, senjata rakitan, senjata tajam, amunisi, serta bendera Bintang Kejora dengan panjang dua meter dan lebar satu meter.

Wakapolda Papua, Brigjen Pol Paulus Waterpauw menyatakan tindakan kelompok tersebut sering meresahkan warga.

Penggerebekan, katanya, dilakukan setelah aparat mendapat informasi warga. Adrianus telah mengumpulkan sekitar 30 orang di rumahnya untuk melakukan persiapan upacara peringatan 1 Desember yang diklaim sebagai hari ulang tahun Papua Merdeka.

Dalam penggerebekan itu terjadi kontak senjata sekitar 10 menit dan kelompok tersebut melarikan diri ke hutan. “Seusai kontak tembak, karena jumlah personel sedikit, aparat kembali ke Polres Jayapura. Saat kembali Sabtu pagi diketahui Adrianus telah meninggal, namun mayatnya tidak ditemukan,” kata Paulus. [antiliberalnews/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.