Header Ads

Kumandang Dakwah #9 - Mukjizat Al-Quran Sepanjang Zaman

Kumandang Dakwah #9 - Mukjizat Al-Quran Sepanjang Zaman
Sabtu, 4 Juli 2015, Kumandang Dakwah (KD) hadir di tengah-tengah masyarakat, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Tepatnya di Mushola Baiturahmah, yakni sebelah selatan sendang Kasihan.



Kali ini tema yang diangkat, "Mukjizat Al-Quran Sepanjang Zaman". Dengan menghadirkan 2 pembicara, Ust. Dr. Eng. M. Kholid Ridwan dan Ust. Agus Shiddiq Al-Bantuli.

Pengajian pada malam itu meski dimulai pukul 21:00 WIB tidak menyurutkan antusiasme masyarakat untuk menghadirinya. Acara ini semakin meriah karena di antara sesi, jamaah dihibur dengan penampilan Laras Sumber Kencono - kelompok musik gamelan, yang melantunkan lagu-lagu Jawa dengan lirik Islami.

Acara dibuka dengan sambutan ketua takmir Mushola Baiturahmah, dilanjutkan dengan sambutan salah satu pendiri Mushola. Barulah acara selanjutnya diisi oleh Tim Kumandang Dakwah.

Di awal sesi, menampilkan drama antara seorang pemuda dan seorang Bapak, sebuah potret kehidupan modern, dimana seorang pemuda berkeinginan untuk kuliah di luar negeri. Terdorong oleh kemajuan negara-nagara di luar negeri sana.

Dalam sesi kedua, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab - antara pembawa acara dengan pembicara, dengan pembicara pertama, Ust. Dr. Eng. M. Kholid Ridwan. Drama pada sesi sebelumnya menjadi jembatan dari sesi tanya jawab kali ini. Ust. Kholid menjelaskan serta memaparkan contoh-contoh kehidupan di beberapa negara maju, diantaranya adalah Jepang. Bagaimana kemajuan yang dicapai negara-negara maju dewasa ini adalah kemajuan semu. "Kemajuan yang tidak didasarkan pada Quran itu kemajuan semu." jelas Ust. Kholid Ridwan.

Beliau juga menjelaskan, kunci kemajuan negara-negara Barat, disebabkan karena antara negara dengan rakyat sepakat bahwa hidup itu harus sekuler. Sedangkan di negara Indonesia, negara dan rakyat pemikiran mereka tidak sama. Negara berpikir hanya sampai dunia sementara sebagian besar rakyatnya berpikir sampai akhirat.

Pada sesi selanjutnya, dihadirkan Ust. Agus Shiddiq Al-Bantuli sebagai pembicara kedua. Ust. Agus menyampaikan, bahwa mengimani Al-Quran jangan setengah-setengah. Iman pada sebagian dan ingkar pada sebagian. Beliau mengajak masyarakat setempat agar mempelajari Al-Quran kemudian setelah memahami, bisa menerapkan dalam kehidupan.

Dari tanya jawab tersebut terdapat sebuah kesimpulan penting, bahwa Al -Quran keluar kemukjizatannya ketika dijalankan.

Pada sesi terakhir, pembawa acara menutup dengan memberikan kesimpulan dari pengajian tersebut dan sebuah pantun berbahasa jawa. "Kupat dicuri santen. Menawi lepat nyuwun pangapunten." Kemudian diakhiri dengan salam. [dhico v] [www.al-khilafah.org]


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.