Header Ads

Para Penentang Syariah dan Khilafah Pasti KO

Setiap perjalanan dakwah Islam selalu saja ada pihak-pihak yang menjadi penghalang. Ketika dakwah Rasulullah SAW mulai di gencarkan di tengah-tengah masyarakat, muncul nama-nama beken macam Abu lahab dan Abu Jahal yang begitu getol merintangi dakwah Islam.

Hampir sama dengan kondisi pada saat ini, para penentang dakwah Islam kembali tampil bak burung emprit yang mengganggu tanaman padi. Mereka mencoba merusak semuanya, berbagai cara pun digunakan dengan harapan jangan sampai Islam secara utuh untuk diamalkan (kaffah). Slogan-slogan murahan seperti "Say no too khilafah", "Selamatkan Indonesia dari syariah", "Anti Syariah Islam" sering keluar dari mulut-mulut para penentang Ideologi Islam tersebut.

Diantara mereka juga ada yang dari kalangan umat Islam, mereka telah terpengaruh dengan cara berpikir barat. Virus sekulerisme, pluralisme dan liberalisme memang telah lama di cekok-an oleh kafir penjajah ke tengah-tengah ummat dengan harapan agar Islam tidak lagi exist sebagai sebuah Ideologi, cukuplah Islam hanya ibadah ritual dan spiritual semata.

Proses sipilis (Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme) di Indonesia sendiri sebenarnya muncul dengan tidak tiba-tiba, pada tahun 1970an, Nur cholis masjid tampil ke permukaan bagai pahlawan kesiangan dengan semboyan yang lumayan terkenal yakni "Islam yes, partai Islam No". Pernah ia mengatakan bahwa fundamentalis agama lebih berbahaya dari narkoba. Dibelakang cak Nur berjajar nama-nama seperti Mukti Ali (menteri agama), Munawir Sadzali, Harun Nasutioan (rector IAIN syarif hidayatullah waktu itu). Para pelajar dari Indonesia dikirim ke Barat kemudian di cuci otaknya, setelah pulang membawa oleh-oleh buah pemikiran asing (sipilis).

Pada masa sekarang, proyek ini disokong oleh lembaga-lembaga internasional semacam The Asia Foundatioan,Australia Aid, USAid, Yayasan Tifa, DLL. Mereka mengucurkan dana sampai jutaan Dolar AS guna memuluskan proyek liberalisasi ini.

Tercatat beberapa lembaga yang menerima dana ini adalah: BKSPPI, JIL, PP Muhammadiyah, Wahid Institute, Fatayat NU, Fahmina Institute, Uin Alaudin Makasar, University louksumawe,MMD dikti, Balqis Women, Lakspedam NU, LPP Aisyiah, IMM, Radio 68H, Pemuda Muhammadiyah Aceh, PUSHAM UII, Pusat studi wanita UIN, LABDA, Laboratorium dakwah shalahudin, Nasyiatul Aisyiah Aceh, Ikatan Remaja Muhammadiyah, Percik, LK3, ICIP, Univ. Paramadina, LkiS, LKPMP, Majalah syir’ah, Fahmina institute dan lain-lain. (Kompilasi laporan tahun 2004, 2005, 2006, 2007: Asia Foundation, AusAid, USAID dan yayasan Tifa [Geoerge Soros], www.suara-islam.com)

Ulil Abshor sendiri pernah mengatakan kepada hidayatullah.com bahwa UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta) pun tak luput ketiban gemerincing dolar dari The Asia Foundation untuk melancarkan program liberalisasi ini. “Selain kami ada juga ormas Islam yang menerima dana dari TAF program Islam and Civil Society. Mereka itu adalah Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Solo, dan Departemen Agama. Dana yang diterima JIL jauh lebih kecil daripada mereka”. Ungkap ulil.

Ketika ditanya berapa JIL mendapat kucuran dana? Koordinator Jaringan Islam Liberal itu menjawab “Setiap tahun kami mendapat sekitar Rp 1,4 milyar. Selain itu, JIL juga mendapatkan dana dari sumber-sumber domestik, Eropa, dan Amerika. Tapi yang paling besar dari TAF". (hidayatullah.com).

Program Liberalisasi

Sebagaimana di jelaskan oleh Dr. Adian Husaini ada tiga progam pokok liberalisasi yang di usung oleh mereka, yakni Liberalisasi dalam aqidah Islam (Pluralisme agama), liberalisasi konsep wahyu (menggugat otentisitas mushaf utsmani) dan Liberalisasi syariah dan akhlak.(Liberalisasi Islam di Indonesia, 2006).

Karena itu kita tidak boleh menyerah, derap perang pemikiran (gozwhul fikri) harus tetap di galakkan. Pemikiran-pemikiran bathil seperti ini sangat berbahaya jika terus-terusan dibiarkan menjalar ke tengah-tengah masyarakat. Mereka hanya segelintir orang, namun dengan uang, banyak media massa memanjakannya.

Bagi para pengemban dakwah, tidak ada jalan lain kecuali tetap istiqomah dan selalu memohon atas pertolongan-Nya. Sungguh, pertolongan Allah itu amat dekat.

“Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”.
(QS. Al-Baqarah: 214)

Dalam sejarah mereka selalu kalah, dan pasti akan kembali KO. Mungkin mereka tidak tahu, bahwa apa yang dilakukannya hanyalah sia-sia belaka. Allah SWT berfirman:

"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci; Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci."
(QS Ash-Shaff : 8-9)

Yakinlah yang bathil pasti lenyap. Allah SWT telah menegaskan “Sebenarnya kami melemparkan yang hak (benar) kepada yang batil (tidak benar), lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang batil) lenyap." (QS. 21:18). Karenanya, ketika kebenaran datang, semua yang batil akan lenyap. “Sungguh, yang batil itu pasti lenyap !” (QS. 17: 81).

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik"
(An-Nahl: 125)

Tidak ada salahnya kita juga mendoakan mereka. Wallohu a’lam bi ash showab.


Oleh: Ali Mustofa

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.