Israel Seret Anak Palestina ke Pengadilan Militer
Lemparan batu anak-anak Palestina, buat Israel adalah persoalan yang serius. Tak heran jika rezim Zionis sering menangkapi dan mengadili anak-anak Palestina cuma gara-gara melempari tentara Israel dengan butiran-butiran batu.
Hari Selasa (2/3), otoritas Palestina memutuskan untuk mengajukan seorang anak Palestina yang masih berusia 12 tahun ke pengadilan dengan sejumlah tuduhan, salah satunya tuduhan melempari tentara Israel dengan batu.
Nama anak Palestina itu Hassan Al-Mohtasib. Ia dan adiknya, Amir yang masih berusia 7 tahun ditangkap oleh tentara Zionis. Tapi Amir dibebaskan setelah 10 jam ditahan tentara Zionis.
Ayah kedua anak Palestina itu mengatakan bahwa kedua anaknya sedang bermain di Jalan Al-Shalallah di pusat kota Hebron. Menurut warga di sekitar jalan itu, tentara-tentara Zionis menangkap Hassan dan Amir dan dibawa ke kamp militer Israel, di dekat Al-Karaj.
Fadel, nama sang ayah, kemudian pergi ke kamp dan disana tentara Zionis mengatakan bahwa kedua anaknya dipindahkan ke kamp militer di Al-Haram. Tapi sesampainya di kamp militer itu, Fadel diberi informasi bahwa kedua anaknya sudah dipindah ke pos polisi di kawasan pemukiman Yahudi di Hebron, Keryat Arba.
Fadel lalu pergi ke pos polisi itu, namun kedua puteranya ternyata tidak ada di sana. Fadel pun pulang ke rumah dan ia menjumpai salah satu anaknya yang ditangkap, Amir sudah berdiri di depan pintu rumah dengan raut muka ketakutan dan badan gemetar.
Tak berapa lama, Fadel menerima telepon dari penjara Israel, Ofer yang berlokasi di kota Ramallah, Tepi Barat. Penjara itu adalah penjara untuk orang dewasa dan bukan penjara anak-anak. Oleh pihak penjara Fadel diberitahu bahwa anaknya, Al-Hassan ditahan di penjara itu dan akan diadli di pengadilan militer.
Fadel langsung meminta bantuan pada organisasi-organisasi hak asasi dan lembaga Defense for Children International untuk membebaskan puteranya itu.
Belum diketahui apakah Hassan dan adiknya, Amir benar melempari tentara Zionis dengan batu atau cuma klaim tentara Zionis saja sebagai dalih untuk menangkap kedua anak kecil itu. Pasalnya tentara-tentara Zionis sering melakukan penangkapan terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan di Tepi Barat, dengan alasan yang tidak jelas. (ln/imemc/eramulsim.com)
Hari Selasa (2/3), otoritas Palestina memutuskan untuk mengajukan seorang anak Palestina yang masih berusia 12 tahun ke pengadilan dengan sejumlah tuduhan, salah satunya tuduhan melempari tentara Israel dengan batu.
Nama anak Palestina itu Hassan Al-Mohtasib. Ia dan adiknya, Amir yang masih berusia 7 tahun ditangkap oleh tentara Zionis. Tapi Amir dibebaskan setelah 10 jam ditahan tentara Zionis.
Ayah kedua anak Palestina itu mengatakan bahwa kedua anaknya sedang bermain di Jalan Al-Shalallah di pusat kota Hebron. Menurut warga di sekitar jalan itu, tentara-tentara Zionis menangkap Hassan dan Amir dan dibawa ke kamp militer Israel, di dekat Al-Karaj.
Fadel, nama sang ayah, kemudian pergi ke kamp dan disana tentara Zionis mengatakan bahwa kedua anaknya dipindahkan ke kamp militer di Al-Haram. Tapi sesampainya di kamp militer itu, Fadel diberi informasi bahwa kedua anaknya sudah dipindah ke pos polisi di kawasan pemukiman Yahudi di Hebron, Keryat Arba.
Fadel lalu pergi ke pos polisi itu, namun kedua puteranya ternyata tidak ada di sana. Fadel pun pulang ke rumah dan ia menjumpai salah satu anaknya yang ditangkap, Amir sudah berdiri di depan pintu rumah dengan raut muka ketakutan dan badan gemetar.
Tak berapa lama, Fadel menerima telepon dari penjara Israel, Ofer yang berlokasi di kota Ramallah, Tepi Barat. Penjara itu adalah penjara untuk orang dewasa dan bukan penjara anak-anak. Oleh pihak penjara Fadel diberitahu bahwa anaknya, Al-Hassan ditahan di penjara itu dan akan diadli di pengadilan militer.
Fadel langsung meminta bantuan pada organisasi-organisasi hak asasi dan lembaga Defense for Children International untuk membebaskan puteranya itu.
Belum diketahui apakah Hassan dan adiknya, Amir benar melempari tentara Zionis dengan batu atau cuma klaim tentara Zionis saja sebagai dalih untuk menangkap kedua anak kecil itu. Pasalnya tentara-tentara Zionis sering melakukan penangkapan terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan di Tepi Barat, dengan alasan yang tidak jelas. (ln/imemc/eramulsim.com)
Tidak ada komentar