Header Ads

Karadzic Laknatullah: Pembantaian Muslim Bosnia Hanyalah 'Mitos'

Radovan Karadzic, pemimpin Serbia Bosnia masa perang, mengatakan kepada hakim di pengadilan di Den Haag bahwa dugaan adanya kejahatan selama perang Bosnia hanyalah sebuah "mitos".

Dia mengatakan kepada hakim di Den Haag pada hari Selasa kemarin (2/3) bahwa pengepungan terhadap Sarajevo dan pembantaian ribuan Muslim di Srebrenica adalah berita palsu dan hanya untuk menjelek-jelekkan orang-orang Serbia.

Pada hari kedua pernyataan pembukaan pembelaan dirinya, Karadzic mendesak PBB agar jaksa meninjau kembali dakwaan melakukan tindakan genosida terhadap dirinya, yang ia sebut penuh dengan bukti-bukti palsu.

Karadzic juga mendapatkan sedikit kemenangan kecil dari pengadilan, yang memberikan izin kepadanya untuk mengajukan banding lebih awal untuk menunda sidang hingga pertengahan Juni.

Karadzic, yang menghadapi 11 dakwaan genosida, melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, dituduh mendalangi pengepungan Sarajevo, di mana penduduk kota itu diteror ancaman dan pemboman selama 44 bulan.

Sekitar 10.000 orang tewas pada waktu itu dan banyak lagi yang terluka.

Namun dalam perincian apa yang ia sebut sebagai "mitos" dari konflik, Karadzic mengatakan kepada pengadilan bahwa blokade terhadap Sarajevo tidak dapat diklasifikasikan sebagai pengepungan dan hal itu muncul sebagai akibat dari umat Islam yang saling membunuh.

Dia mengatakan bahwa kematian di Sarajevo adalah hasil dari sebuah "strategi licik" pemuda muslim Bosnia yang bertujuan agar dapat membawa pasukan asing ke sana dan datangnya intervensi asing.

"Mereka menembaki rakyatnya sendiri dan membunuh orang-orang mereka sendiri lewat penembak jitu," kata Karadzic.

Barnaby Phillips, wartawan Al Jazeera di Den Haag, mengatakan: "Karadzic mengatakan hal itu bukan pengepungan sama sekali, mereka [Serbia] yang malah banyak memberikan bantuan kemanusiaan ke kota.

"Dia mengakui bahwa Serbia telah dituduh menembaki banyak sasaran sipil, di banyak kesempatan di Sarajevo.

"Tapi dia mengatakan bahwa semua insiden itu adalah palsu bahkan kadang-kadang Serbia harus mengalami kebakaran di sekolah atau museum mereka karena umat Islam telah menempatkan posisi militer mereka di sana."

Karadzic juga menolak atas tuduhan pembunuhan lebih dari 7.000 pria dan anak laki-laki Muslim di Srebrenica pada tahun 1995, yang dijelaskan oleh jaksa penuntut umum sebagai kekejaman terburuk di Eropa sejak Perang Dunia Kedua - sebagai kisah fiksi yang dikarang oleh umat Islam.

Dia mengatakan bahwa mereka (umat Islam) telah menggunakan mayat dan dikumpulkan serta dikubur secara massal untuk melemparkan kesalahan pada pasukan Serbia.

"Hal ini akan mudah bagi saya untuk membuktikan bahwa saya tidak ada hubungannya dengan hal itu," kata Karadzic, ia mengatakan bahwa bukti-bukti apapun terkait pembantaian di Srebrenica terlalu samar untuk menjelaskan apa yang telah terjadi.

Karadzic juga menyatakan bahwa elemen-elemen dalam pasukan penjaga perdamaian PBB yang menyelundupkan senjata masuk ke Srebrenica.

"Karadzic mengejek angka-angka yang kita sering dengar tentang Srebrenica, 7.000 atau 8.000 orang yang dibantai di sana.

"Dia mengatakan hanya 2.000 sampai 3.000 mayat yang ditemukan."

Atas pernyataan dusta dan bohong Karadzic tersebut menimbulkan reaksi marah serta emosi dari korban yang selamat dari pembantaian Srebrenica, yang datang ke Den Haag untuk menghadiri persidangan.

"Dia harus diberikan hadiah Nobel untuk berbohong," kata Sabra Kolenovic seorang Ibu dari Srebrenica yang selamat dari pembantaian.

Karadzic juga mengatakan kepada pengadilan pada hari Selasa bahwa serbia telah melakukan beberapa upaya untuk menghindari perang di putaran ke konflik Bosnia.

Karadzic juga mengatakan di pengadilan bahwa perang Bosnia pada 1990-an 'adil dan suci'.(fq/aljz)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.