Efek Kawin Mut'ah, Ulama Syi'ah Irak Tersangkut Kasus Video Mesum
Seorang petinggi ulama Syiah harus dipecat dari jabatannya setelah video mesumnya diposting di internet yang membuat marah masyarakat 'relijius' Syi'ah di Irak dan mencoreng citra lembaga tertinggi dari sekte agama tersebut.
Munaf Hamdan Naji al-Mosawi, seorang pembantu dekat ke Ayatollah Ali al-Sistani selama 11 tahun, terpaksa harus bersembunyi setelah rekaman video mesumnya yang direkam di ponsel miliknya harus berakhir tersebar di tangan para tetangganya, yang kemudian berpawai menuju rumahnya di Amara untuk meminta kembalinya sumbangan keagamaan mereka.
Kontroversi, yang belum dilaporkan oleh media nasional ini - mungkin karena terlalu sensitiv - tetapi telah banyak didiskusikan dan dilaporkan di internet, telah memicu perdebatan tentang perilaku moral wakil agama serta menimbulkan tuduhan kemunafikan dari pengikut Syi'ah di negara tersebut.
Beberapa pengamat melihat peristiwa ini menjadi pukulan bagi reputasi Marjaya, badan tertinggi agama Syi'ah di Irak , dan bahkan mempertanyakan terungkapnya viedo mesum ini menjadi penghakiman bagi ulama Syi'ah yang sangat dihormati dan populer Ayatollah Ali al-Sistani , salah seorang petinggi ulama Syi'ah di dunia .
Kasus ini merupakan skandal seks publik pertama yang menimpa seorang pemimpin agama Syi'ah senior di Irak, video mesum itu diduga telah menjadi menyulut kontroversi - meskipun klaim dari wartawan lokal para ulama Syi'ah dan pejabat di kota ultra-konservatif Amara memerintahkan mereka untuk mengabaikan soal beredarnya video esek-esek yang melibatkan seorang ulama Syi'ah tersebut.
"Saya telah melihat video itu. Yang menunjukkan adegan seks [Mosawi] yang sama sekali tidak memiliki pemahaman tentang moralitas atau etika. Seorang ulama. Adalah simbol dari agama. Ketika mereka melakukan sesuatu yang salah seperti ini, seluruh agama bisa tampak salah di mata para pengikutnya," kata Mohammad Hussein (45 tahun), pekerja pemerintahan Syi'ah di Amara.
Sumber IWPR mengatakan bahwa rekaman, yang beredar di tengah publik ketika Mosawi kehilangan kartu memori telepon-nya. Dan ternyata didalam kartu memori ponselnya tersebut terdapat rekaman video yang menunjukkan ulama Syi'ah itu telanjang dan terlibat dalam adegan mesum dengan istrinya dan dalam sebuah video yang terpisah, terdapat perempuan lain yang merupakan istri Mut'ahnya. Warga yang telah melihat secara lengkap isi dari kartu memori milik Mosawi mengatakan ada gambar sebanyak 18 perempuan lainnya yang 'bermain' bersamanya.
Sumber IWPR mengatakan video itu dengan cepat menyebar di kalangan penduduk setempat melalui ponsel dan beberapa video kemudian di upload ke internet.
Pada tanggal 29 Juni salah satu versi 'non-porno' video Mosawi diposting di situs YouTube, sudah dilihat hampir 80.000 orang. Beberapa video Mosawi dijadikan 'bahan' propaganda anti-Syiah.
Menurut sumber yang akrab dengan iman Syi'ah, bahwa Mosawi diduga terlibat dalam seks dengan dua wanita tidak menjadi masalah. Faktanya dia memfilmkan adegan mesumnya, dan hal itu dianggap 'tabu', terutama bagi seorang ulama terkemuka.
Ketika skandal itu menjadi tersebar di antara rekan-rekan sesama ulama Syi'ah, Mosawi segera dicopot dari jabatannya sebagai wakil Sistani di Amara dan provinsi di sekitarnya provinsi Maysan, sumber IWPR mengatakan.
"Ayatollah Sistani tahu tentang insiden ini dari orang-orang yang biasa datang ke kantor kami dan memberitahu kami bahwa video mesum Mosawi telah menjadi fitnah bagi reputasi Marjaya dan reputasi dari semua umat Syiah," kata seorang ulama di kantor Sistani di Najaf, yang menolak untuk disebut namanya.
"Setelah kami memeriksa dengan orang-orang kami di provinsi Maysan, Ayatollah Sistani mengeluarkan pernyataan kepada kami yang menjelaskan bahwa Mosawi tidak lagi mewakili Marjaya,"
Pihak berwenang di provinsi Maysan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi siapa pun yang tertangkap tangan sedang menonton atau mendistribusikan video mesum tersebut, namun tidak ada tuduhan yang diajukan terhadap Mosawi sendiri.
IWPR berusaha untuk menghubungi Mosawi untuk dimintai komentar tetapi tidak dapat melacak keberadaannya.
"Tindakan Mosawi sepenuhnya tidak etis dan situasi di Maysan menjadi tidak stabil. Kami telah bekerja keras untuk menjaga keamanan di sini dan. Menyakitkan melihat rekaman tersebut dilihat oleh anak-anak muda dan perempuan," kata Saad Hussein al-Mosawi, juru bicara Maysan dewan provinsi.
"Kami benar-benar terkejut ketika kami melihat video mesum seorang ulama kami. Padahal kami menganggapnya sebagai orang suci. Dia adalah contoh ketaatan dan kami menjadikan dirinya tempat untuk membayar zakat . Sebagai tetangganya, kami tidak pernah ragu tentang dia. Saya terkejut sama seperti semua orang dan sekarang saya khawatir tentang wanita-wanita di keluarga saya," kata Jawad Kadhim, 40, seorang guru dan tetangga Mosawi.
Seorang pemimpin kesukuan, Syaikh Abdul Jabbir Hussein al-Maliki, yang terkait dengan wanita kedua di video mesum itu mengatakan dia tidak akan dihukum karena itu bukan salahnya, dia hanya menjadi 'korban."
"Kami menyerukan pada Marjaya untuk memeriksa para wakil-wakilnya lebih dekat untuk menghindari tindakan-tindakan seperti itu di masa depan. Kegiatan seperti ini dapat menyebabkan perkelahian tanpa akhir dan pertempuran dan kami tidak punya waktu untuk itu," katanya.
Seorang insinyur Syi'ah di Baghdad, mengatakan, "Sungguh, aku heran. Semua orang telah bercerita tentang video ini, dan aku benar-benar harus mempertimbangkan apakah akan tetap mengikuti perintah Marjaya dan Sistani. "
"Ayatollah Sistani adalah pemimpin dihormati tidak hanya di Irak, namun di seluruh dunia. Reputasi-Nya tidak akan terpengaruh dengan tindakan buruk seperti ini," kata seorang anggota Marjaya yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas subyek ini.
Namun, Syaikh Haider Abdul Ghaffar al-Ansari, seorang ulama senior di Amara dan penasihat Sistani, mengakui skandal itu telah mengguncang masyarakat Syi'ah.
"Mosawi tidak lagi wakil dari Marjiaya, Ayatollah Sistani telah mencopotnya dari jabatannya. Dan Kita tidak tahu di mana dia sekarang. Dan dia saat ini sudah tidak mewakili Marjaya sama sekali," katanya.(fq/IWPR/eramuslim.com)
Munaf Hamdan Naji al-Mosawi, seorang pembantu dekat ke Ayatollah Ali al-Sistani selama 11 tahun, terpaksa harus bersembunyi setelah rekaman video mesumnya yang direkam di ponsel miliknya harus berakhir tersebar di tangan para tetangganya, yang kemudian berpawai menuju rumahnya di Amara untuk meminta kembalinya sumbangan keagamaan mereka.
Kontroversi, yang belum dilaporkan oleh media nasional ini - mungkin karena terlalu sensitiv - tetapi telah banyak didiskusikan dan dilaporkan di internet, telah memicu perdebatan tentang perilaku moral wakil agama serta menimbulkan tuduhan kemunafikan dari pengikut Syi'ah di negara tersebut.
Beberapa pengamat melihat peristiwa ini menjadi pukulan bagi reputasi Marjaya, badan tertinggi agama Syi'ah di Irak , dan bahkan mempertanyakan terungkapnya viedo mesum ini menjadi penghakiman bagi ulama Syi'ah yang sangat dihormati dan populer Ayatollah Ali al-Sistani , salah seorang petinggi ulama Syi'ah di dunia .
Kasus ini merupakan skandal seks publik pertama yang menimpa seorang pemimpin agama Syi'ah senior di Irak, video mesum itu diduga telah menjadi menyulut kontroversi - meskipun klaim dari wartawan lokal para ulama Syi'ah dan pejabat di kota ultra-konservatif Amara memerintahkan mereka untuk mengabaikan soal beredarnya video esek-esek yang melibatkan seorang ulama Syi'ah tersebut.
"Saya telah melihat video itu. Yang menunjukkan adegan seks [Mosawi] yang sama sekali tidak memiliki pemahaman tentang moralitas atau etika. Seorang ulama. Adalah simbol dari agama. Ketika mereka melakukan sesuatu yang salah seperti ini, seluruh agama bisa tampak salah di mata para pengikutnya," kata Mohammad Hussein (45 tahun), pekerja pemerintahan Syi'ah di Amara.
Sumber IWPR mengatakan bahwa rekaman, yang beredar di tengah publik ketika Mosawi kehilangan kartu memori telepon-nya. Dan ternyata didalam kartu memori ponselnya tersebut terdapat rekaman video yang menunjukkan ulama Syi'ah itu telanjang dan terlibat dalam adegan mesum dengan istrinya dan dalam sebuah video yang terpisah, terdapat perempuan lain yang merupakan istri Mut'ahnya. Warga yang telah melihat secara lengkap isi dari kartu memori milik Mosawi mengatakan ada gambar sebanyak 18 perempuan lainnya yang 'bermain' bersamanya.
Sumber IWPR mengatakan video itu dengan cepat menyebar di kalangan penduduk setempat melalui ponsel dan beberapa video kemudian di upload ke internet.
Pada tanggal 29 Juni salah satu versi 'non-porno' video Mosawi diposting di situs YouTube, sudah dilihat hampir 80.000 orang. Beberapa video Mosawi dijadikan 'bahan' propaganda anti-Syiah.
Menurut sumber yang akrab dengan iman Syi'ah, bahwa Mosawi diduga terlibat dalam seks dengan dua wanita tidak menjadi masalah. Faktanya dia memfilmkan adegan mesumnya, dan hal itu dianggap 'tabu', terutama bagi seorang ulama terkemuka.
Ketika skandal itu menjadi tersebar di antara rekan-rekan sesama ulama Syi'ah, Mosawi segera dicopot dari jabatannya sebagai wakil Sistani di Amara dan provinsi di sekitarnya provinsi Maysan, sumber IWPR mengatakan.
"Ayatollah Sistani tahu tentang insiden ini dari orang-orang yang biasa datang ke kantor kami dan memberitahu kami bahwa video mesum Mosawi telah menjadi fitnah bagi reputasi Marjaya dan reputasi dari semua umat Syiah," kata seorang ulama di kantor Sistani di Najaf, yang menolak untuk disebut namanya.
"Setelah kami memeriksa dengan orang-orang kami di provinsi Maysan, Ayatollah Sistani mengeluarkan pernyataan kepada kami yang menjelaskan bahwa Mosawi tidak lagi mewakili Marjaya,"
Pihak berwenang di provinsi Maysan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi siapa pun yang tertangkap tangan sedang menonton atau mendistribusikan video mesum tersebut, namun tidak ada tuduhan yang diajukan terhadap Mosawi sendiri.
IWPR berusaha untuk menghubungi Mosawi untuk dimintai komentar tetapi tidak dapat melacak keberadaannya.
"Tindakan Mosawi sepenuhnya tidak etis dan situasi di Maysan menjadi tidak stabil. Kami telah bekerja keras untuk menjaga keamanan di sini dan. Menyakitkan melihat rekaman tersebut dilihat oleh anak-anak muda dan perempuan," kata Saad Hussein al-Mosawi, juru bicara Maysan dewan provinsi.
"Kami benar-benar terkejut ketika kami melihat video mesum seorang ulama kami. Padahal kami menganggapnya sebagai orang suci. Dia adalah contoh ketaatan dan kami menjadikan dirinya tempat untuk membayar zakat . Sebagai tetangganya, kami tidak pernah ragu tentang dia. Saya terkejut sama seperti semua orang dan sekarang saya khawatir tentang wanita-wanita di keluarga saya," kata Jawad Kadhim, 40, seorang guru dan tetangga Mosawi.
Seorang pemimpin kesukuan, Syaikh Abdul Jabbir Hussein al-Maliki, yang terkait dengan wanita kedua di video mesum itu mengatakan dia tidak akan dihukum karena itu bukan salahnya, dia hanya menjadi 'korban."
"Kami menyerukan pada Marjaya untuk memeriksa para wakil-wakilnya lebih dekat untuk menghindari tindakan-tindakan seperti itu di masa depan. Kegiatan seperti ini dapat menyebabkan perkelahian tanpa akhir dan pertempuran dan kami tidak punya waktu untuk itu," katanya.
Seorang insinyur Syi'ah di Baghdad, mengatakan, "Sungguh, aku heran. Semua orang telah bercerita tentang video ini, dan aku benar-benar harus mempertimbangkan apakah akan tetap mengikuti perintah Marjaya dan Sistani. "
"Ayatollah Sistani adalah pemimpin dihormati tidak hanya di Irak, namun di seluruh dunia. Reputasi-Nya tidak akan terpengaruh dengan tindakan buruk seperti ini," kata seorang anggota Marjaya yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas subyek ini.
Namun, Syaikh Haider Abdul Ghaffar al-Ansari, seorang ulama senior di Amara dan penasihat Sistani, mengakui skandal itu telah mengguncang masyarakat Syi'ah.
"Mosawi tidak lagi wakil dari Marjiaya, Ayatollah Sistani telah mencopotnya dari jabatannya. Dan Kita tidak tahu di mana dia sekarang. Dan dia saat ini sudah tidak mewakili Marjaya sama sekali," katanya.(fq/IWPR/eramuslim.com)
Tidak ada komentar