Demonstran Anti Mubarak Berhasil Tahan Polisi dan Preman yang Serang Mereka
Demonstran anti Mubarak telah berhasil menangkap beberapa orang yang melakukan serangan terhadap mereka di Tahrir Square.
Salah seorang penyerang demonstran anti Mubarak yang berhasil ditahan, mengaku bahwa dirinya adalah seorang polisi dan ia merupakan salah satu dari sedikitnya 120 petugas keamanan dan penjahat yang berhasil ditangkap oleh para demonstran.
Menurut Ahmed Naguib, yang mengkoordinasi media atas nama para demonstran, sebagian besar dari mereka telah diserahkan kepada pihak militer setelah ditahan di penjara sementara. Dia berkata: "Kami telah menangkap orang yang divonis hukuman mati, orang yang telah melarikan diri dari penjara serta preman dan polisi."
Sepanjang malam terakhir, massa demonstran bisa dilihat menyeret tersangka kriminal atau polisi melalui Tahrir Square ke penjara Stasiun Sadat. Beberapa dari mereka yang berhasil ditangkap ada yang dipukuli, tetapi beberapa demonstran berusaha melindungi mereka.
Naguib mengatakan: "Ini sangat sulit untuk melindungi mereka jika mereka diseret melalui alun-alun tahrir. Orang-orang di sini sudah sangat marah."
Banyak yang menduga polisi berpakaian preman berada di balik tindak kekerasan sejak faksi pro-Mubarak menyerbu Tahrir Square kemarin.
Di dekat pintu masuk Tahrir Square, koleksi kecil tanda pengenal polisi dan petugas keamanan yang disita dipamerkan. Ada juga koleksi senjata yang dilaporkan disita dari tawanan, termasuk bom bensin, sebuah pemukul dan pedang.
Menurut Naguib, salah satu orang yang ditahan hari ini termasuk pejabat aparat keamanan negara. Dia mengatakan para aktivis tidak bersedia untuk melepaskan dia karena ia dianggap berbahaya.
Ahmed Wahba, seorang demonstran 41 tahun yang melihat beberapa tahanan yang tertangkap, mengatakan: "Rezim Mubarak bodoh. Lihat betapa semua orang di sini dalam kondisi damai. Mereka hanya meminta hak asasi manusia, kesetaraan dan keadilan sosial, tetapi Mubarak sedang mencoba untuk membuat hal itu menjadi kekerasan."(fq/almasryalyoum/eramuslim)
Salah seorang penyerang demonstran anti Mubarak yang berhasil ditahan, mengaku bahwa dirinya adalah seorang polisi dan ia merupakan salah satu dari sedikitnya 120 petugas keamanan dan penjahat yang berhasil ditangkap oleh para demonstran.
Menurut Ahmed Naguib, yang mengkoordinasi media atas nama para demonstran, sebagian besar dari mereka telah diserahkan kepada pihak militer setelah ditahan di penjara sementara. Dia berkata: "Kami telah menangkap orang yang divonis hukuman mati, orang yang telah melarikan diri dari penjara serta preman dan polisi."
Sepanjang malam terakhir, massa demonstran bisa dilihat menyeret tersangka kriminal atau polisi melalui Tahrir Square ke penjara Stasiun Sadat. Beberapa dari mereka yang berhasil ditangkap ada yang dipukuli, tetapi beberapa demonstran berusaha melindungi mereka.
Naguib mengatakan: "Ini sangat sulit untuk melindungi mereka jika mereka diseret melalui alun-alun tahrir. Orang-orang di sini sudah sangat marah."
Banyak yang menduga polisi berpakaian preman berada di balik tindak kekerasan sejak faksi pro-Mubarak menyerbu Tahrir Square kemarin.
Di dekat pintu masuk Tahrir Square, koleksi kecil tanda pengenal polisi dan petugas keamanan yang disita dipamerkan. Ada juga koleksi senjata yang dilaporkan disita dari tawanan, termasuk bom bensin, sebuah pemukul dan pedang.
Menurut Naguib, salah satu orang yang ditahan hari ini termasuk pejabat aparat keamanan negara. Dia mengatakan para aktivis tidak bersedia untuk melepaskan dia karena ia dianggap berbahaya.
Ahmed Wahba, seorang demonstran 41 tahun yang melihat beberapa tahanan yang tertangkap, mengatakan: "Rezim Mubarak bodoh. Lihat betapa semua orang di sini dalam kondisi damai. Mereka hanya meminta hak asasi manusia, kesetaraan dan keadilan sosial, tetapi Mubarak sedang mencoba untuk membuat hal itu menjadi kekerasan."(fq/almasryalyoum/eramuslim)
Tidak ada komentar