Header Ads

Konflik Palestina Tertutupi Gejolak Libya

Direktur Lembaga Kajian Islam dan Arab Universitas Islam Assyafi’iyyah Jakarta, Fahmi Salim, MA, menilai Amerika Serikat dan sekutunya telah melakukan standar ganda dalam menyikapi konflik dunia internasional. Dalam kasus Libya, Barat begitu cepat merespon. Dengan dalih melindungi warga sipil dari kebrutalan tentara pro Qadhafi, Barat melakukan operasi militer ke Libya.

“Sementara sikap yang berbeda ditunjukan Barat saat menyikapi konflik Palestina. Bahkan saat yang bersamaan, Israel kembali melakukan penyerangan ke Gaza dan menewaskan warga Gaza,” kata Fahmi kepada hidayatullah.com, Senin (28/3) siang.

Fahmi khawatir jika krisis Libya yang mengalihkan pandangan masyarakat dunia, akan dimanfaatkan oleh Israel untuk kembali melakukan serangan ke Gaza. “Ada kecenderungan Israel memanfaatkan celah itu. Krisis Libya menutupi kasus kebrutalan tentara Israel terhadap warga Palestina,” papar lelaki yang juga peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) itu.

Dalam sepekan terakhir ini serangan Israel ke Gaza menewaskan 10 warga Gaza.

Sementara itu, Fahmi menduga operasi militer yang dilakukan Barat berbekal Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 1973 itu sarat kepentingan politik dan ekonomi. “Ada dugaan tujuannya penguasaan minyak,” jelas Fahmi.

Terkait penyelesaian krisis Libya, Fahmi berharap agar Indonesia dapat berperan aktif. “Dengan politik luar negeri bebas aktif Indonesia bisa menyerukan kepada PBB untuk menghentikan serangan. Juga menyurati Presiden Qadhafi untuk mengutamakan dialog dan konsiliasi nasional,” katanya. (hidayatullah.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.