Libatkan Artis, Gereja Ortodoks Syria Murtadkan Umat Islam di Lereng Merapi
Umat Islam di Lereng Merapi kembali diterpa cobaan. Debu panas wedhus gembel boleh sirna, namun bayangan pemurtadan justru tengah berada di depan mata mereka. Gereja Ortodoks Syria sedang aktif melancarkan misi dan berada dibalik ini semua.
Itulah paparan singkat dari Muhammad Harsono, seorang kristolog senior dalam Diskusi bulanan Kajian Zionisme Internasional, di bilangan Jakarta Selatan, minggu kemarin, 26/3/2011. Ustadz yang gencar menghadang bahaya Kristenisasi ini menuturkan pengalamannnya selama berdakwah di lereng Merapi, sebelum dan setelah bencana.
“Uniform mereka seperti kita. Yang laki-laki pakai baju koko dan kopiah, yang wanitanya berjilbab, sambil membawa bible berbahasa Arab,” tuturnya.
Dari fakta di lapangan, Kristen Ortodoks Syria pun membonceng sejumlah nama artis popular di Indonesia. Tak hanya itu mereka menganggap shalat umat muslim saat ini belum sempurna.
“Anda jangen kaget jika penginjilnya sejumlah selebriti. Dari laporan para warga di Lereng Merapi, RM dan BS. Mereka mengganggap shalat kita kurang, kalau kita lima kali sehari, mereka tujuh. Jadi dhuha dan shalat lail dijadikan wajib oleh mereka. Jadi sepertinya mereka lebih alim dari kita.” Lanjut ustadz Muhammad Harsono meyakinkan.
Ajaran Kristen Ortodoks Syria memang berkembang luas di Indonesia. Yang menarik, dalam menjalankan ibadah ritualnya, mereka juga shalat dengan menggunakan bahasa Arab. Mereka juga membaca Kitab Injil dalam bahasa Arab mirip orang Islam sedang tilawah Al Qur’an.
”Ini ibaratnya sebagai serangan yang harus kita cari solusinya. Jadi kita jangan perihatin saja. Di Merapi ternyata terjadi kuat ghazwul fikri. Mereka tersebar di mana-mana.
Gerakan-gerakan mereka harusnya membuat umat Islam bangun. Dengan kejadian ini, kita bismillah carikan solusinya yang terbaik untuk umat ini. Insya Allah ini ujian dari Allah.” Pesannya ketika dihubungi eramuslim.com.
Berkaca atas fenomena ini, umat muslim ditantang untuk bekerja keras menyelamatkan akidah saudara muslim di Lereng Merapi. Bencana adalah target empuk kaum Kristen Ortodok Syria melebarkan sayapnya. Ini belum dihitung sekte Kristen lainnya yang tersebar jika bencana datang.(fq/pz/eramuslim.com)
Itulah paparan singkat dari Muhammad Harsono, seorang kristolog senior dalam Diskusi bulanan Kajian Zionisme Internasional, di bilangan Jakarta Selatan, minggu kemarin, 26/3/2011. Ustadz yang gencar menghadang bahaya Kristenisasi ini menuturkan pengalamannnya selama berdakwah di lereng Merapi, sebelum dan setelah bencana.
“Uniform mereka seperti kita. Yang laki-laki pakai baju koko dan kopiah, yang wanitanya berjilbab, sambil membawa bible berbahasa Arab,” tuturnya.
Dari fakta di lapangan, Kristen Ortodoks Syria pun membonceng sejumlah nama artis popular di Indonesia. Tak hanya itu mereka menganggap shalat umat muslim saat ini belum sempurna.
“Anda jangen kaget jika penginjilnya sejumlah selebriti. Dari laporan para warga di Lereng Merapi, RM dan BS. Mereka mengganggap shalat kita kurang, kalau kita lima kali sehari, mereka tujuh. Jadi dhuha dan shalat lail dijadikan wajib oleh mereka. Jadi sepertinya mereka lebih alim dari kita.” Lanjut ustadz Muhammad Harsono meyakinkan.
Ajaran Kristen Ortodoks Syria memang berkembang luas di Indonesia. Yang menarik, dalam menjalankan ibadah ritualnya, mereka juga shalat dengan menggunakan bahasa Arab. Mereka juga membaca Kitab Injil dalam bahasa Arab mirip orang Islam sedang tilawah Al Qur’an.
”Ini ibaratnya sebagai serangan yang harus kita cari solusinya. Jadi kita jangan perihatin saja. Di Merapi ternyata terjadi kuat ghazwul fikri. Mereka tersebar di mana-mana.
Gerakan-gerakan mereka harusnya membuat umat Islam bangun. Dengan kejadian ini, kita bismillah carikan solusinya yang terbaik untuk umat ini. Insya Allah ini ujian dari Allah.” Pesannya ketika dihubungi eramuslim.com.
Berkaca atas fenomena ini, umat muslim ditantang untuk bekerja keras menyelamatkan akidah saudara muslim di Lereng Merapi. Bencana adalah target empuk kaum Kristen Ortodok Syria melebarkan sayapnya. Ini belum dihitung sekte Kristen lainnya yang tersebar jika bencana datang.(fq/pz/eramuslim.com)
Tidak ada komentar