Innalillah, 10 sipil Afghan tewas saat lakukan aksi unjuk rasa anti-AS
Sedikitnya sepuluh sipil Afghan tak bersenjata tewas dan lima puluh lainnya terluka selama aksi unjuk rasa anti-AS yang digelar di Afghanistan utara setelah empat sipil Afghan tewas oleh serangan AS.
Pejabat Afghan mengatakan lebih dari 2.000 penduduk Afghan yang marah mengambil bagian dalam protes yang berlangsung kemarin (18/5/2011), yang berakhir dengan kekerasan, lapor Press TV.
Protes digelar setelah pembunuhan terhadap empat sipil Afghan, termasuk dua orang perempuan, oleh tentara salibis AS di kota Taloqan, provinsi Takhar, Afghanistan utara pada Selasa (17/5) malam.
Sepanjang protes di Taloqan, demonstran membawa tubuh empat sipil yang gugur dalam serangan AS di kota tersebut dan meneriakkan slogan anti-AS.
Mereka juga meneriakkan agar tentara asing pimpinan AS meninggalkan negara Asia Selatan tersebut.
Bulan lalu, serangan udara salibis AS di provinsi Kunar menewaskan sembilan bocah Afghan tak bersenjata yang tengah mengumpulkan kayu bakar di hutan, usia mereka antara tujuh sampai sembilan tahun.
Setelah insiden terjadi, komandan AS dan NATO di Afghanistan, Jenderal David Petraeus mengumumkan “permintaan maaf” atas serangan tersebut dan menambahkan serangan serupa tidak akan terjadi lagi.
Rakyat Afghan menolak permintaan maaf tersebut, bahkan salah seorang kaka korban mengatakan bahwa ia akan mengangkat RPG dan Kalashnikov untuk menyerang tentara salibis AS.
Ribuan penduduk Afghan sejauh ini telah kehilangan nyawa mereka sebagai akibat dari operasi militer yang dilancarkan oleh tentara salibis asing sejak tahun 2001. (arrahmah.com)
Pejabat Afghan mengatakan lebih dari 2.000 penduduk Afghan yang marah mengambil bagian dalam protes yang berlangsung kemarin (18/5/2011), yang berakhir dengan kekerasan, lapor Press TV.
Protes digelar setelah pembunuhan terhadap empat sipil Afghan, termasuk dua orang perempuan, oleh tentara salibis AS di kota Taloqan, provinsi Takhar, Afghanistan utara pada Selasa (17/5) malam.
Sepanjang protes di Taloqan, demonstran membawa tubuh empat sipil yang gugur dalam serangan AS di kota tersebut dan meneriakkan slogan anti-AS.
Mereka juga meneriakkan agar tentara asing pimpinan AS meninggalkan negara Asia Selatan tersebut.
Bulan lalu, serangan udara salibis AS di provinsi Kunar menewaskan sembilan bocah Afghan tak bersenjata yang tengah mengumpulkan kayu bakar di hutan, usia mereka antara tujuh sampai sembilan tahun.
Setelah insiden terjadi, komandan AS dan NATO di Afghanistan, Jenderal David Petraeus mengumumkan “permintaan maaf” atas serangan tersebut dan menambahkan serangan serupa tidak akan terjadi lagi.
Rakyat Afghan menolak permintaan maaf tersebut, bahkan salah seorang kaka korban mengatakan bahwa ia akan mengangkat RPG dan Kalashnikov untuk menyerang tentara salibis AS.
Ribuan penduduk Afghan sejauh ini telah kehilangan nyawa mereka sebagai akibat dari operasi militer yang dilancarkan oleh tentara salibis asing sejak tahun 2001. (arrahmah.com)
Tidak ada komentar