HTI Serahkan Konsep “Hidup Sejahtera dalam Naungan Khilafah” ke Polda DIY
“Kami mendukung kegiatan konferensi yang akan diadakan ini dan kami sepenuhnya siap membantu pengamanannya”; demikian disampaikan oleh AKBP Drs. H. Zainal Arifin, SH, Sst Mk (Pjs. Kepala Direktorat Binmas Polda DIY) yang dalam hal ini bertindak mewakili Kapolda DIY, Brigjen Pol Drs. Ondang Sutarsa Bs, untuk menemui delegasi DPD I HTI DIY yang pada Rabu, 08 Juni 2011 pukul 10.00-12.00 berkunjung untuk melakukan audiensi dan sosialisasi Konferensi Rajab 1432 HTI DIY. Kompol Hasan Rosadi dari Direktorat Intelkam menambahkan bahwa HTI ini sangat tertib. Jika ada kegiatan khususnya yang melibatkan massa banyak, selalu berkoordinasi dengan Polda. Jumlah massa yang disebutkan di surat pun sesuai dengan jumlah massa yang hadir pada hari H.
Delegasi HTI yang dipimpin oleh Ust. Rosyid Supriyadi, M.Si. (Ketua DPD I HTI DIY) menyampaikan dua hal penting. Pertama, perkenalan tentang Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir adalah gerakan dakwah yang bertujuan melanjutkan kehidupan Islam, suatu kehidupan yang dulu pernah ada di masa Rasulullah SAW, dan terus berlanjut ke masa Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar bin Khattab, Khalifah Utsman bin Affan, Khalifah Ali bin Abi Thalib; atau dikenal juga sebagai masa Khulafaur Rasyidin. Kekhilafahan terus berlanjut terus-menerus hingga akhirnya runtuh belum lama ini, yaitu ditandai dengan runtuhnya Khilafah Turki Utsmani pada tahun 1924.
Kehidupan Islam ini adalah kehidupan yang mulia. Pada masa tersebut baik umat Islam maupun umat lainnya yang disebut kafir dzimmi berada dalam masa kejayaan dan kemakmuran. Negara benar-benar mengayomi seluruh warga negaranya dengan sistem Islam.
Saat ini, kehidupan Islam tersebut sudah tidak ada. Oleh karena itu Hizbut Tahrir mengajak seluruh komponen umat untuk bersama-sama memperjuangkan tegaknya kembali kehidupan Islam tersebut dalam naungan khilafah. Dalam aktivitas dakwahnya, Hizbut Tahrir mengedepankan pemikiran dan tanpa kekerasan. Hal ini sama persis dengan thariqah yang ditempuh Rasulullah SAW.
Kedua, disampaikan bahwa HTI DIY akan menyelenggarakan Konferensi Rajab 1432 pada Ahad, 19 Juni 2011 di Gedung Jogja Expo Center (JEC). Kegiatan ini insya Allah akan dihadiri sepuluh ribu peserta dari Jogjakarta dan sekitarnya. Menjelang akhir presentasi, delegasi HTI memutarkan film Mengenal Hizbut Tahrir dan film Gempita Konferensi Rajab.
Dalam sesi diskusi, Bpk. Zainal bertanya, apakah sistem khilafah ini mengenal batas teritori atau tidak? Dijawab bahwa khilafah bersifat global, untuk seluruh dunia. Batas wilayah khilafah juga bersifat dinamis, yaitu berkembang terus, seperti batas negara Rasulullah SAW yang awalnya hanya Madinah saja tetapi kemudian meluas ke berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, adanya gerakan separatisme adalah haram dan sangat ditentang oleh HTI. Ketika ramai kasus GAM, HTI memperingatkan pemerintah dan khususnya kalangan militer untuk mempertahankan Aceh jangan sampai lepas. Begitu pula ketika Timor Timur akan lepas, HTI sudah mengingatkan agar jangan sampai lepas. Negeri Islam yang sudah pecah-pecah ini jangan sampai dipecah-pecah lagi, tetapi seharusnya bersatu. Menanggapi hal ini, Bpk. Zainal menyatakan sangat setuju. Bahkan dulu Majapahit saja wilayahnya luas, lebih luas dari pada wilayah negara kita sekarang.
Bpk. Zainal menyatakan senang bisa bertemu dengan HTI. Beliau juga menyampaikan bahwa sebenarnya sudah mendapatkan materi sosialisasi Konferensi Rajab ini sebelumnya, yaitu di masjid dekat rumahnya yang juga diadakan acara sosialisasi oleh HTI.
Di akhir acara, delegasi HTI menyerahkan Majalah Al Waie edisi “Peradaban Emas Khilafah” dan kumpulan makalah berjudul “Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah” yang merupakan materi yang akan disampaikan pada Konferensi Rajab mendatang. (FaridM, HTI DIY)
(HTIPress/al-khilafah.co.cc)
Delegasi HTI yang dipimpin oleh Ust. Rosyid Supriyadi, M.Si. (Ketua DPD I HTI DIY) menyampaikan dua hal penting. Pertama, perkenalan tentang Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir adalah gerakan dakwah yang bertujuan melanjutkan kehidupan Islam, suatu kehidupan yang dulu pernah ada di masa Rasulullah SAW, dan terus berlanjut ke masa Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar bin Khattab, Khalifah Utsman bin Affan, Khalifah Ali bin Abi Thalib; atau dikenal juga sebagai masa Khulafaur Rasyidin. Kekhilafahan terus berlanjut terus-menerus hingga akhirnya runtuh belum lama ini, yaitu ditandai dengan runtuhnya Khilafah Turki Utsmani pada tahun 1924.
Kehidupan Islam ini adalah kehidupan yang mulia. Pada masa tersebut baik umat Islam maupun umat lainnya yang disebut kafir dzimmi berada dalam masa kejayaan dan kemakmuran. Negara benar-benar mengayomi seluruh warga negaranya dengan sistem Islam.
Saat ini, kehidupan Islam tersebut sudah tidak ada. Oleh karena itu Hizbut Tahrir mengajak seluruh komponen umat untuk bersama-sama memperjuangkan tegaknya kembali kehidupan Islam tersebut dalam naungan khilafah. Dalam aktivitas dakwahnya, Hizbut Tahrir mengedepankan pemikiran dan tanpa kekerasan. Hal ini sama persis dengan thariqah yang ditempuh Rasulullah SAW.
Kedua, disampaikan bahwa HTI DIY akan menyelenggarakan Konferensi Rajab 1432 pada Ahad, 19 Juni 2011 di Gedung Jogja Expo Center (JEC). Kegiatan ini insya Allah akan dihadiri sepuluh ribu peserta dari Jogjakarta dan sekitarnya. Menjelang akhir presentasi, delegasi HTI memutarkan film Mengenal Hizbut Tahrir dan film Gempita Konferensi Rajab.
Dalam sesi diskusi, Bpk. Zainal bertanya, apakah sistem khilafah ini mengenal batas teritori atau tidak? Dijawab bahwa khilafah bersifat global, untuk seluruh dunia. Batas wilayah khilafah juga bersifat dinamis, yaitu berkembang terus, seperti batas negara Rasulullah SAW yang awalnya hanya Madinah saja tetapi kemudian meluas ke berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, adanya gerakan separatisme adalah haram dan sangat ditentang oleh HTI. Ketika ramai kasus GAM, HTI memperingatkan pemerintah dan khususnya kalangan militer untuk mempertahankan Aceh jangan sampai lepas. Begitu pula ketika Timor Timur akan lepas, HTI sudah mengingatkan agar jangan sampai lepas. Negeri Islam yang sudah pecah-pecah ini jangan sampai dipecah-pecah lagi, tetapi seharusnya bersatu. Menanggapi hal ini, Bpk. Zainal menyatakan sangat setuju. Bahkan dulu Majapahit saja wilayahnya luas, lebih luas dari pada wilayah negara kita sekarang.
Bpk. Zainal menyatakan senang bisa bertemu dengan HTI. Beliau juga menyampaikan bahwa sebenarnya sudah mendapatkan materi sosialisasi Konferensi Rajab ini sebelumnya, yaitu di masjid dekat rumahnya yang juga diadakan acara sosialisasi oleh HTI.
Di akhir acara, delegasi HTI menyerahkan Majalah Al Waie edisi “Peradaban Emas Khilafah” dan kumpulan makalah berjudul “Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah” yang merupakan materi yang akan disampaikan pada Konferensi Rajab mendatang. (FaridM, HTI DIY)
Diskusi hangat tentang keamanan |
Tidak ada komentar