Header Ads

Lebih dari 30 Warga Libya Tewas oleh Serangan Udara NATO

Pemerintah Libya mengatakan NATO menewaskan lebih dari 30 orang di Tripoli dalam 60 serangan udara yang dilakukan pada hari Selasa kemarin (7/6).

Jurubicara pemerintah Libya Mussa Ibrahim mengatakan sedikitnya 31 orang, termasuk warga sipil, tewas dalam "salah satu hari yang paling mengerikan dari serangan NATO," Reuters melaporkan.

"Bagaimana mungkin dunia bisa tidur malam ini dengan mengetahui bahwa militer kejahatan tersebut rela dan sadar menyerang ibukota yang damai dengan 60 roket dan membunuh orang-orang ... sementara ada jalan keluar untuk ini. Dengan duduk, bicara dan bernegosiasi," kata Ibrahim.

Tripoli Tengah, khususnya distrik Bab al-Aziziya dimana kompleks penguasa Libya Muammar Gaddafi berada, telah menjadi target serangan udara harian NATO selama lebih dari dua minggu.

Pada hari Selasa kemarin, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan markas polisi rahasia dan instalasi militer penting berhasil diserang.

Setelah penyerangan hari Selasa, Gaddafi muncul di televisi negara, bersumpah bahwa dia tidak akan menyerah.

"Kami hanya memiliki satu pilihan - (untuk tinggal di) negara kami sampai akhir. Kematian, kehidupan, kemenangan, tidak peduli apa yang terjadi. Kami tidak akan meninggalkan negara kami atau menjualnya, kami tidak akan menyerahkan negara ini," kata Gaddafi dalam siaran sembilan menit.

Sementara itu, putri Gaddafi Aisyah telah mengajukan keluhan terhadap NATO di Brussels, mengatakan aliansi militer melakukan "kejahatan perang" yang kabarnya membunuh anak Gaddafi, Saif al-Arab, dan tiga cucu penguasa itu pada tanggal 30 April lalu.

Namun, Presiden AS Barack Obama mengatakan setelah pembicaraan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Washington hari Selasa kemarin menegaskan bahwa tekanan terhadap Gaddafi akan terus meningkat.(fq/prtv/eramuslim/al-khilafah.co.cc)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.