Header Ads

Rezim Bangladesh Kembali Tangkapi Para Aktivis Islam, Ribuan Kaum Muslim Tuntut Penegakkan Khilafah


Pasukan keamanan di negeri kaum Muslim hari ini hanyalah menjadi robot yang digunakan oleh para penguasa korup untuk menangkapi kaum Muslim, seperti yang terjadi di Bangladesh. Polisi dan RAB telah menangkap 22 aktivis Islam dari Hizbut Tahrir di bergagai daerah di ibukota.

Polisi robot telah menangkap 18 dari mereka saat melakukan aksi masirah di daerah Baitul Mukarram, sementara RAB menangkap empat dari daerah Jhigatola dan Mohammadpur pada hari Sabtu.

Seperti dilaporkan bdnews24.com, Aksi masirah itu diikuti oleh sekitar lebih dari 500 aktivis, bergerak dari wilayah Paltan pada siang hari dan polisi menghalangi mereka di wilayah Baitul Mukarram.

"Dikejar oleh penegak hukum, para aktivis Tahrir berlindung ke bangunan yang berdekatan," Chandan Saha Roy sub editor bdnews24.com melaporkan dari tempat kejadian.

Polisi terus mengejar dan menangkap 18 orang dari bangunan, Chandan mengutip perkataan Sub Inspektur Polisi Paltan Muhammad Nasiruddin.

Sebelumnya dalam serangan fajar, anggota RAB-2 menangkap empat anggota Tahrir dari Jhigatola dan Mohammadpur.

Pemerintah sekuler Bangladesh berusaha melarang Hizbut Tahrir pada tahun 2009, setelah lama jeda, Hizbut Tahrir muncul lagi ke publik.

Gerakan ini dilarang, karena telah berhasil mengungkap persekongkolan rezim berkuasa dengan penjajah Amerika Serikat dan penguasa musyrik India. Termasuk juga, berhasil mengungkap pembantaian rezim terhadap para perwira militer di negeri tersebut.

Poster-poster Hizbut Tahrir saat ini terlihat di berbagai bagian daerah di negeri tersebut. Gerakan ini telah melakukan aksi masirah, berjalan berbaris di National Press Club pada 21 Juni dan polisi menahan satu dari mereka.

Pada hari Kamis lalu, 30/06/2011, bertepatan dengan 28 Rajab 1432 H, di mana 90 tahun lalu kaum Muslim hidup tanpa Khilafah setelah dihancurkan oleh Inggris, sedikitnya 1000 kaum Muslim, yang diorganisir oleh Hizbut Tahrir menyerukan penghapusan pemerintah Hasina, penghapusan sistem dan konstitusi demokrasi, serta menyerukan penegakkan kembali Khilafah Islamiyyah. (m/bdnews/khilafat/syabab/al-khilafah.org)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.