Header Ads

Kini tak ada seorang pun yang dapat menyangkal bahwa tentara NATO yang menyerbu Tripoli

Pasukan khusus Inggris memainkan peran utama dalam serangan di Tripoli, tegas Kementrian Pertahanan Inggris. “Kini para tentara mencari Muammar Gaddafi,” ujar militer Inggris.

Pertama, peejabat NATO dan kini Kementrian Pertahanan Inggris yang telah secara terbuka mengakui apa yang telah lama dikatakan oleh pengamat militer mengenai partisipasi tentara salibis NATO dalam operasi darat di Libya.

Saluran televisi Rusia, NTV, dengan mengacu pada sumber-sumber Barat melaporkan bahwa tentara dari Resimen 22 yang disebut dengan “Special Air Service”, satuan pasukan elit Inggris telah pergi ke pemberontak Libya, mengenakan pakaian tradisionel Arab dan menggunakan persenjataan yang sama dengan yang digunakan oleh pejuang oposisi.

Kemarin, sejumlah harian Inggris melaporkan bahwa serangan terhadap sebuah kompleks pemerintah di Tripoli dihadiri oleh tentara pasukan khusus dari Qatar dan Uni Emirat Arab. Juga ada laporan bahwa pasukan khusus dari Perancis dan Eropa Timur telah beroperasi di Libya.

Para pemberontak secara resmi mengakui bahwa operasi saat ini untuk merebut Tripoli telah dikembangkan oleh NATO.

Menurut mereka, operasi yang dijuluki dengan “Mermaid Dawn”, dilancarkan sejak Mei. Tujuannya adalah untuk membentuk sel tempur menghadapi tentara yang berpengalaman dan transfer rahasia mereka ke Tripoli.

Pada dasarnya mereka datang ke ibukota melalui laut di bawah kedok nelayan dan menjalani kehidupan normal sebagai warga Libya, menunggu sinyal. Kelompok serupa telah disebar di kota-kota lain di sekitar ibukota. Salah satu pemimpin Dewan Transisi Nasional mengatakan bahwa oposisi juga berhasil melakukan persetujuan dengan komando tingkat menengah angkatan bersenjata Gaddafi.

Sementara itu media Barat menyebarkan berita bahwa pemimpin diktator Libya, Moammar Gaddafi, bermaksud menjual 25 ton emas melalui perantara asing untuk membayar perlindungan dan dukungan dari suku Libya.

Pernyataan ini khususnya, dilaporkan dalam surat kabar Corriere della Sera, oleh mantan kepala Bank Sentral Libya, Farhat Bengdar yang bergabung dengan pihak oposisi.

Menurut Bengdar, “Gaddafi sedang mencoba untuk menyuap beberapa suku dan milisi mereka untuk terus melampiaskan malapetakan di Libya”. (haninmazaya/arrahmah)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.