Header Ads

Memimpin Domba-domba Israel yang tersesat

Oleh : Hj. Irena Handono
Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center

Di balik fatamorgana kemewahan, kemegahan dan tampilan modern peradaban Barat, bagaimana sesungguhnya realita peradaban Barat saat ini? Sesungguhnya telah terjadi kebangkrutan agama (Kristen) di Barat.Tanda-tanda yang paling menonjol adalah lunturnya doktrin keimanan. Krisis multidimensi yang terjadi di gereja-gereja di Barat diakibatkan oleh banyak unsur, yang di antaranya adalah:

• Kepastian keimanan (aqidah) bahwa yang sekarang bukanlah legitimasi wahyu (tidak turun dari langit).
• Penderitaan tokoh-tokoh gereja sebab pemaksaan tidak boleh kawin yang menyebabkan adanya garis keturunan yang kacau akibat seks bebas, adanya homoseksual dan lesbian, terjangkitnya penyakit AIDS, dsb.
• Krisis kepatuhan kepada Paus, dengan meragukan kejujuran Paus dan infalibilitasnya dari dosa.
• Penolakan terhadap konsep persatuan gereja. Hal ini sudah terjadi cukup lama sehingga menimbulkan sekte Protestan, Katolik dan Ortodoks. Protestan masih terpecah-pecah menjadi ratusan sekte diseluruh dunia.
• Menolak pelarangan memakai alas kontrasepsi dan pengguguran kandungan.
• Menolak cara pengakuan dosa, perjamuan suci, misa mingguan dengan bahasa latin. Ini umumnya dilakukan dari sekte Protestan.
• Menolak opini juru penyelamat dan dosa Adam.
• Menolak pembaptisan. Dilakukan oleh sekte-sekte kecil dari kalangan Protestan.

Fenomena kebangkrutan ini baru dari satu sisi saja. Secara umum peradaban Barat terlihat terengah-engah mengejar fatamorgana kemajuan materi, demam perubahan dan pembaruan. Dan kemudian mereka membandingkan dengan peradaban Timur yang diopinikan sebagai peradaban terbelakang.

Sebuah kalimat dari pemikir Prancis, Rene Guenon, ia dengan jujur mengatakan, "Peradaban Barat adalah satu-satunya peradaban yang berkembang ke arah materialistik semata. Yang paling aneh dalam masalah ini.adalah ada pengharusan peradaban yang abnormal ini diklaim sebagai mode peradaban-peradaban terkini, dan pengakuan sebagai model peradaban ideal. Bahkan yang lebih parah lagi, dipandang sebagai peradaban satu-satunya di dunia, bukan peradaban lain, yang berhak menyandang sebutan 'peradaban ideal’". (Orientet Occident).

Barat pun tidak jujur dalam menjelaskan bagaimana eksistensinya bermula. Pengamputasian dan pemalsuan sejarah pun dilakukan. Yesus yang jelas-jelas merupakan orang Yahudi Israel disabotase oleh Barat dan ditetapkan sebagai orang yang berkebangsaanYunani Latin.

Keberadaan peradaban Yunani-Romawi yang tak lepas dari keberhasilan peradaban Mesir kuno seolah-olah ditutup. Akar-akar keagamaan dari Mesir ke peradaban Yunani-Romawi, diabaikan begitu saja. Fakta bahwa,"tegaknya peradaban Barat sekarang ini sebagai perpanjangan dari peradaban Mesir kuno dan berkat pancaran sinar peradaban Islam:' " (Dr Zainab Abdul Aziz - Kristenisasi Dunia). Hal tersebut ditutup-tutupi. Barat malah berupaya memperburuk citra peradaban Islam untuk mengalihkan perhatian dari kekurangan-kekurangan yang dimilikinya.

Rene Guenon mengatakan lagi, "Barat lupa, bahwa dirinya belum memiliki eksistensi sejarah, sedangkan masa peradaban-peradaban Timur sudah sampai pada puncak kemajuannya. Karena itu, Barat dalam pandangan masyarakat Timur bagaikan seorang bayi yang bangga lantaran kesuksesannya yang begitu cepat memperoleh sekelumit informasi primitif. Barat membayangkan seolah-olah ia sudah memiliki pengetahuan selengkapnya dan ingin mengajarkan itu kepada orang-orang yang berusia di atasnya yang sudah penuh dengan hikmah dan pengalaman”.

Apabila kita melihat tiga agama besar Yahudi, Nasrani dan Islam dengan sangat obyektif, kita dapat mengatakan: Agama Yahudi yang tertera dalam Wasiat Yang Sepuluh (The Ten Commandement) adalah agama Tauhid dan agama hukum (syariat). Ketika para pengikutnya membelot datanglah Yesus menyempurnakan agama Yahudi dan tidak sedikitpun mengurangi isi kitab Taurat.

Yesus, sebagaimana yang ia katakan tentang dirinya, adalah "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Matius 15:24). Setelah itu dengan berjalannya waktu sepeninggal Yesus, sebagian umatnya pun memalsukan ajaran yang dibawanya hingga menjadi Kristen yang kita kenal saat ini. Kemudian datanglah agama Islam, sama-sama membawa ajaran Tauhid dan hukum-hukum Allah, mengakui dua agama sebelumnya dan mengungkap kepalsuan yang terjadi dalam dua agama tersebut.

Islam hadir dengan janji dan jaminan Allah akan senantiasa terpelihara. Islam-lah agama Tauhid satu-satunya yang mendapat legitimasi keaslian dan kelestarian kitab suci Alquran,Surah al-Hijr (15):9.

Masih banyak rahasia yang tidak terungkap dibalik Veritatis Splendor (Semarak Kebenaran). Ini harus diungkap, sejauh atau selama apapun permainan yang mereka lakukan. Karenanya, daripada bersekutu dengan Zionis untuk meledakkan Perang Salib secara terang-terangan maupun secara tersembunyi, lebih baik membuka kembali gundukan arsip rahasia Vatikan dan meneruskan misi Yesus, "memimpin domba-domba Israel yang tersesat" kepada iman bertauhid kepada Allah. Dengan kata lain, kembali pada tugas meluruskan kembali segala kepalsuan yang ada di dalam agama Yahudi dan Kristen, daripada menjauhkan diri dari kebenaran untuk menghantam Islam.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.