Header Ads

Mufti Besar Libya Sebut Gaddafi telah Kafir dan Haram Dishalatkan

Para tokoh-tokoh agama saling berbeda pendapat atas jasad mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi, dengan beberapa di antara mereka mengutuk apa yang mereka sebut pelecehan terhadap mayatnya, sementara yang lain telah menyatakan dia seorang kafir, dan karenanya tidak berhak untuk dikuburkan secara Islam.

Syaikh Mahmud Asyur dari Akademi Riset Islam Al-Azhar di Mesir, mengatakan: "Islam melarang menyalahgunakan mayat setiap manusia. Dalam Islam, orang harus menghormati martabat mayat."

Sementara itu, Pastor Koptik Alkomos Abdul Maih mengatakan, "Mayat pada dasarnya suci. Sebuah deskripsi sederhana tentang apa yang terjadi terhadap mayat Gaddafi, adalah bahwa hal itu bertentangan dengan semua norma dan standar hak asasi manusia."

Pada hari Sabtu lalu, di Misrata, warga yang penasaran berbondong-bondong untuk hari kedua mengunjungi sebuah pusat perbelanjaan untuk melihat jasada mantan pemimpin Libya. Aksi menonton mayat ini dipandang oleh beberapa ulama sebagai bertentangan dengan hukum Islam, dimana jasad harus dikubur sesegera mungkin.

Namun, Mufti besar Libya, Syaikh Sadiq al-Ghariany, mengatakan bahwa Gaddafi adalah seorang kafir, dan shalat jenazah untuknya di masjid atau oleh Syaikh masyarakat Muslim, dan ulama melawan hukum Islam.

Ghariany mengatakan pada hari Minggu kemarin (23/10) dalam sebuah fatwa - dan disiarkan oleh media Libya, bahwa Gaddafi selama hidupnya melawan syariah Islam dan banyak kata-kata dan perbuatannya selama berkuasa menunjukkan bahwa ia bukanlah seorang Muslim.

Pendapat yang berlaku dalam syariah Islam adalah bahwa seorang Muslim tidak boleh melawan hukum yang ada di dalam Al-Quran atau Sunnah dan hal itu semuanya itu dilanggar oleh Gaddafi.

Ghariany melanjutkan dengan mengatakan, "Ada alasan yang sah untuk tidak menshalatkan dia, yang hal tersebut menjadi contoh bagi para pemimpin yang lain."

Dia menambahkan bahwa Gaddafi mungkin bisa dikubur di pemakaman Muslim, namun dimandikan dan dishalatkan hanya oleh keluarga dan kerabatnya.

Ghariany mengatakan mantan penguasa diktator tersebut harus dikubur dalam sebuah makam tak bertanda untuk menghindari terjadin keretakan di antara rakyat Libya dan agar makamnya tidak menjadi tempat yang disucikan.(fq/amay/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.