Header Ads

Direktur BNPT Sebut Mahasiswa Solo banyak dibina Teroris

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus diundang berbagai instansi sebagai pembicara dalam seminar deradikalisasi. Sementara itu, dalam Seminar Nasional Deradikalisasi Paham Keagamaan Melalui Perguruan Tinggi Agama Islam, yang digelar di Aula Kampus I IAIN Walisongo Semarang, Kamis kemarin, diisi oleh Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris, kemudian tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdala dan budayawan Prie GS.

Solo Pusat Mahasiswa Teroris

Seperti diberitakan situs Inilah.com, Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris memaparkan, pihaknya telah memiliki peta radikalisme di kampus negeri maupun swasta. Irfan menyebut daerah "merah" di Jawa Tengah ada di Solo Raya. Mahasiswa di Solo Raya, kata dia, sudah banyak yang dibina teroris dan melalui gerakan radikal dengan pintu masuk organisasi dakwah. Pihak BNPT mengaku telah membuat program pendirian pusat deradikalisasi di kampus-kampus di Indonesia.

Tidak disebutkan, darimana dan kapan BNPT melakukan survey ke kota Solo atau kepada para mahasiswa yang dituding menjadi daerah "merah" gerakan radikal.

Seperti dilansir Inilah.com, sementara itu Ulil Abshar menyebutkan, eroris di Indonesia, khususnya kelompok Islam garis keras, punya tiga modal untuk menanamkan ideologi dan menggerakkan jaringannya.

Ketiga modal itu adalah dalil Alquran maupun hadist, lalu merumuskan musuh besar, dan memakai bahasa yang jelas dan tegas dengan lisan yang fasih.

Dengan tiga modal itu, teroris selalu mengampanyekan pihaknya sebagai orang yang membela agama, membela Tuhan, dan melawan musuh besar itu.

Musuh yang diidentifikasi itu, dan semua pihak yang dianggap satu barisan dengan si musuh, wajib diserang dengan cara apapun.

“Teroris itu punya doktrin ideologi yang kuat. Maka kita harus bisa mematahkan argumen mereka. Mereka adalah lawan debat kelas berat, maka kita harus lebih pintar dari teroris. Persediaan dalil dan logika kita harus mantap,” tutur menantu Wakil Rais Syuriyah PBNU KH Mustofa Bisri ini.

Mantan Ketua Jaringan Islam Liberal ini menambahkan, radikalisme mudah masuk ke kampus karena penyebarnya merangkul anak muda dengan menyentuh emosi mereka, yaitu mengajarkan permusuhan. [muslimdaily]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.