Header Ads

Para Pejuang Libya Ingin Syariah Islam Ditegakkan

Para pejuang yang menggulingkan diktator Muammar Gaddafi, mengatakan bahwa mereka tidak akan menyerahkan senjata mereka saat ini, dan ini untuk membantu keamanan negara, kata seorang komandan pejuang Islam.


Para pemimpin Libya tertutama Dewan Transisi Nasional (TNC), menghharapkan agar mereka meninggalkan unit pasukan tempur mereka, mengingat berakhirnya operasi militer, sementara mereka tetap menerima perintah kementerian pertahanan baru, ujar Brigadir Abduljawad Bedeen dalam sebuah wawancara.

"Sebagian besar mereka ingin kembali ke kehidupan sipil, dan saya tidak akan kawatir, jika individu-individu yang memilih menjadi tentara," katanya kepada Reuters. "Sebagai unit kita tidak menentang untuk di bawah payung tentara - tujuan utama kami adalah melayani negara kita, kata Bedeen, yang juga juru bicara Uni Pasukan Revolusioner yang memimpin 25.000 pejuang di Libya timur.

Uni ini bertujuan menggabungkan brigade di seluruh negara di bawah perintahnya, dan pemimpinannya, ucap wakil menteri pertahanan Fawzi Bukatif.

Kekawatiran Barat terhadap situasi di Libya, di mana dibanjiri senjata, yang luar biasa banyaknya, termasuk jenis senjata kimia, yang merupakan senjata penghancur massal, yang sekarang dikawatirkan akan jatuh ke tangan para pejuang Islam, yang akan membahayakan kepentingan Barat di kawasan itu. Sementara itu, NTC ingin menegakkan ketertiban di Libya, pasca jatuhnya pemerintah Gaddafi.

Bedeen, pernah menjadi anggota Kelompok Pejuang Islam Libya (LIFG), sebuah organisasi yang pernah melakukan pemberontakan terhadap Gaddafi pada 1990-an, dan mengatakan pasukan pejuang akan memegang senjata mereka untuk mencegah pasukan pro-Gaddafi mencoba bangkit kembali.

"Mari kita katakan bahwa kami menyerahkan senjata kita hari ini - jika kekuatan pro-Gaddafi tidak hanya mengambil alih Sabha, tetapi juga pergi ke kota-kota lain - Saya berpikir tentara nasional tidak dapat membendung ancaman tersebut sendirian," katanya kata.

Tetapi faksi-melanda Dewan Peralihan Nasional (NTC) sedang berjuang untuk menangani beberapa daerah di negara yang lebih terpencil seperti kota bergolak Sabha, di daerah selatan di mana Gaddafi menghabiskan sebagian masa mudanya.

Bedeen mengatakan bahwa brigadenya diminta oleh tokoh Sabha untuk membangun keamanan di sana, tapi itu NTC meminta keluar dari wilayah itu. "Kami tidak akan pergi tanpa permintaan resmi dari NTC. Karena dalam pengalaman kami, kami sering dituduh melakukan sesuatu yang salah. "Saya tidak terkejut jika kita pergi ke sana dan hari berikutnya pada berita mendengar kami dituduh mengirim senjata untuk al-Qaeda di Aljazair."

Ingin Syariah Diterapkan


Sekarang banyak bertanya bagaimana model pemerintahan yang diinginkan oleh para pejuang? Mereka menginginkan bentuk politik Islam yang didasari oleh nilai-nilai Islam menjai praktek negara Libya.

Sebagian besar pejuang, yang sering terlibat dalam pertempuran sering meneriakkan takbir, "Allah Akbar .. Allah Akbar", adalah Muslim yang taat dan banyak kelompok Islamis yang harus dipertimbangkan", ujar Bedeen kata.

"Sulit untuk mengatakan mereka memiliki satu cara pemikiran atau agenda politik, tapi saya pasti bisa mengatakan bahwa yang terlibat dalam peperangan di Libya adalah kaum Islamis .... Saya tidak melihat siapa pun diantara mereka yang menginginkan Libya menjadi negara sekuler", tegasnya.

"Sebagian besar dari para pejuang ingin diterapkan syariah dan konstitusi yang tidak bertentangan dengan syariah Islam," katanya, mengacu pada hukum Islam. "Saya pikir semua warga Libia ingin ingin diterapkan syariah, dan tidak hanya para Islamis", tambahnya.

Libya, dengan populasi enam juta, hampir sepenuhnya Muslim Sunni yang sudah berlangsung sejak sebelum Libya merdeka. Mereka mempunyai peran yang sangat penting dalam melawan penjajah seperti Omar Mochtar, yang memimpin perjuangan melawan penjajah Itali.

Banyak negara di Timur Tengah konstitusi mereka sudah menjadikan Islam sebagai agama resmi dan menyebutkan syariah sebagai dasar hukum negara. (mh/wb/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.