Header Ads

Biadab! Militer Rezim Suriah Tembak Mati 70 Tentara yang Berpihak Kepada Rakyat

Para tentara di dunia, hampir kebanyakan di antara mereka telah menjadi robot mesin pembunuh yang dikendalikan oleh para penguasa. Sebagian tentara di Suriah mulai menyadari untuk melepaskan diri dari mesin pembunuh milik sang diktator dan berpihak kepada rakyat, sekalipun nyawa harus melayang.



Puluhan tentara Suriah yang enggan menaati rezim diktator ditembak mati oleh militer rezim Suriah ketika sedang berupaya meninggalkan markas untuk bergabung dengan para pengunjuk rasa anti pemerintah.

Kelompok hak asasi manusia Suriah mengatakan 70 tentara yang ingin membelot itu ditembak mati di Provinsi Idlib, Suriah barat laut, Senin, 19 Desember.

"Mereka dibunuh ketika berupaya untuk melarikan diri dari posisi militer di antara Kensafra dan Kefer Quaid, di pegunungan Zawyia di Idlib," demikian pernyataan lembaga Pengat Hak Asasi Manusia Suriah yang berkantor di London.

Organisasi ini mengatakan 114 orang tewas di berbagai tempat di Suriah hari Senin.

Di tempat lainnya -antara lain di Deraa dan Homns- juga jatuh korban jiwa dalam aksi unjuk rasa menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Namun jumlah korban jiwa tidak bisa dipastikan secara independen karena Suriah tidak mengizinkan wartawan asing masuk ke negara itu. Tentu saja hal itu agar pembantaian rezim tidak terungkap media, termasuk media berusaha enggan mengungkapnya.

Namun demikian, para aktivis telah menggunakan jejaring sosial untuk mempublikasikan rekaman video tentang kondisi ril serta pembantaian yang telah menewaskan kaum Muslim di Suriah.

BBC menyebutkan bahwa jatuhnya korban jiwa yang besar di Suriah terjadi ketika dicapai kesepakatan antara Damaskus dan Liga Arab soal kedatangan tim pemantau. Suriah sudah bersedia mengizinkan tim pemantau Liga Arab sebagai bagian dari upaya untuk menghentikan kekerasan oleh aparat keamanan terhadap para pengunjuk rasa.

Kesepakan dicapai Senin (19/12), setelah Liga Arab melakukan perubahan atas prakarsa tersebut, seperti yang dituntut pemerintah Damaskus. Direncanakan tim pendahulu Liga Arab akan berangkat ke Suriah pada Kamis 22 Desember untuk mempersiapkan kedatangan sekitar 100 pemantau dari negara-negar Arab.

Sebelumnya Hizbut Tahrir dalam sebuah nasyrohnya telah memperingatkan dengan judul "Begitulah, Amerika Melalui Liga Arab Memutuskan Waktu Tambahan untuk Rezim Suriah Guna Membunuh Lebih Banyak Lagi Sampai Penggantinya yang Baru Matang!"

"Wahai Kaum Muslim, hakikat fakta di Suriah adalah bahwa Amerika memelihara rezim ini sejak yang diwarisi (Hafezh Asad) dan yang mewarisi (Bashar Asad). Rezim ini telah mampu menjaga keamanan negara Yahudi selama empat dekade, merealisasi kepentingan-kepentingan Amerika di Irak dan Lebanon …," tegasnya.

Assad Semakin Terdesak

Presiden Bashar al-Assad menandatangani undang-undang yang menjatuhkan hukuman mati bagi pelaku terorisme. Kantor berita resmi Suriah, SANA, menyebutkan setiap orang yang menyediakan senjata atau membantu dalam menyediakan senjata yang digunakan untuk kegiatan teroris diancam dengan hukuman mati.

Undang-undang yang diberlakukan Selasa 20 Desember itu itu juga akan menjatuhkan hukuman kerja paksa selaam 15 tahun bagi penyeludup senjata.

Pemerintah Damaskus selalu mengatakan bahwa mereka sedang melawan kelompok bersenjata dan bukan unjuk rasa sipil yang menentang Presiden al-Assad.

Tentu saja, apa yang dinyatakan Damaskus merupakan kebohongan besar al-Assad agar ia terus mampu membantai warga Muslim di sana sesuka hati, termasuk membunuh para tentara yang berpihak kepada suara rakyat.

Maka sangatlah tepat seperti yang diserukan oleh Hizbut Tahrir Wilayah Suriah dalam nasyrohnya berjudul "Wahai Kaum Muslim di Suriah: Batasi Tuntutan Anda dengan Menyeru Para Perwira agar Melakukan Perubahan yang Bersih yang Menyelamatkan Anda dari Intervensi dan Penghinaan Barat".

"...Karena itu rezim Suriah tidak reda dalam melakukan pengepungan dan pembunuhan. Seolah-olah rezim Suria berlomba dengan waktu dan berbagai keputusan negara-negara, bertaruh pada dukungan Amerika kepada rezim Suria secara sembunyi-sembunyi sampai ketika pengganti rezim telah matang!"

"Ada satu perkara yang cukup untuk menjadikan apa yang terjadi di Suriah berjalan di jalannya yang benar dan membawa kita kepada tegaknya daulah al-Khilafah al-Islamiyah yang telah dijanjikan, yang telah menjadi sangat dekat, dan barat memperhitungkannya seribu kali. Perkara itu adalah meminta pertolongan kepada ahlul quwah di antara para perwira militer Suriah yang mukhlis yang tidak ada keraguan bahwa di antara mereka juga memendam penderitaan karena apa yang terjadi dan merasakan kerinduan untuk melakukan perubahan." [f/bbc/htipress/syabab.com]


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.