Header Ads

Inilah Amerika Serikat, Negara Biang Malapetaka: 1 dari 5 Perempuan Pernah Diperkosa!

Inilah Amerika Serikat, negara penjajah pimpinan Barack Obama, yang oleh sebagian kalangan dibanggakan tersebut benar-benar telah menjadi negara yang biang malapetaka. Kerusakkan moral, pelecehan terhadap perempuan di Barat menjadi bukti kegagalan liberalisme kapitalisme yang tak mampu melindungi kehormatan perempuan.


Hampir 20 persen perempuan Amerika Serikat pernah diperkosa setidaknya sekali, dan satu dari setiap empat perempuan AS pernah diserang secara seksual oleh mitra intimnya, demikian seperti dilaporkan Centers for Disease Control and Prevention.

Hampir 80 persen perempuan korban pertama kali diperkosa sebelum umur 25 dan lebih dari setengahnya diperkosa oleh pasangannya yang sekarang atau mantan pasangannya.

Kesimpulan ini ditarik berdasarkan analisis data National Intimate Partner and Sexual Violence Survey terhadap 18.049 laki-laki dan perempuan Amerika Serikat pada 2010.

Survey yang disebut CDC sebagai yang pertama dilakukan di jenis ini, mendapati fakta bahwa satu dari setiap delapan perempuan korban pemerkosaaan mengatakan bahwa pemerkosanya adalah anggota keluarga mereka sendiri.

Alaska, Oregon dan Nevada merupakan daerah-daerah dengan korban pemerkosaan tertinggi.

Sementara itu, satu dari tujuh pria dilaporkan pernah mengalami serangan fisik yang menyakitkan dari pasangan intimnya dan satu dari 71 pria mengaku telah diperkosa setidaknya sekali.

Laporan ini menggambarkan sejumlah masalah kesehatan jangka panjang yang berkaitan dengan kekerasan seksual, di antaranya sakit kepala, sakit keras, dan sulit tidur.

"Laporan yang menjadi tonggak ini merupakan gambaran nyata mengenai dampak merusak dari prilaku kekerasan ini terhadap kehidupan jutaan orang Amerika," kata Menteri Kesehatan AS Kathleen Sebelius dalam satu pernyataan tertulisnya.

"Jumlah korban kekerasan yang dirilis CDC ini menunjukkan pemerkosaan masih merupakan kejahatan yang berakibat pada hampir semua keluarga di Amerika," kata Scott Berkowitz, ketua LSM Abuse and Incest National Network.

Korban pemerkosaan harus semakin berani melapor, sedangkan pemerkosa harus lebih banyak dijebloskan ke penjara, kata Berkowitz kepada Reuters. "Semakin sering kita membersihkan jalanan, semakin banyak kejahatan yang bisa kita cegah," katanya lagi.

Demikianlah, semakin jelas nyata liberalisme sekuler tak mampu memberikan jaminan kehormatan kepada perempuan. Bahkan di dalam sistem kapitalisme, perempuan telah dijadikan tidak lebih dari barang yang dieksploitasi demi kepentingan para kapital. Maka kerusakkan pun semakin terlihat jelas, yang hanya menunjukkan akhir dari peradaban Amerika.

Sungguh sangat memalukan, bila kaum Muslim yang telah memiliki ajaran mulia dan memberikan kehormatan kepada perempuan malah berpaling darinya lalu mengarahkan kebanggaan kepada Amerika Serikat. Inilah yang tengah terjadi, terutama di negeri-negeri Muslim yang sekuler. Budaya kehidupan Barat tengah ditanamkan oleh agen-agen liberal kapitalis. Perempuan menjadi komoditas yang diperjualbelikan, kecantikan menjadi pemoles iklan dagangan, aurat dipamerkan, dan pergaulan bebas (perzinaan) pun merebak, terutama di kalangan generasi muda. Bila ini terus terjadi, maka malapetaka tinggal menanti.

Kini, saatnya umat bangkit dan kembali kepada syariah Islam. Sudah saatnya kaum Muslim melihat bagaimana Islam menghormati perempuan, tidak seperti yang senanantiasa dituduhkan pihak Barat termasuk aktivis feminim yang menyerang Islam. Karena pada dasarnya, justru Baratlah yang tidak memberikan rasa aman dan kehormatan kepada perempuan.

Umat tidak membutuhkan liberalisme, sekularisme, dan kapitalisme. Tapi yang dibutuhkan umat adalah syariat Islam yang berasal dari Tuhan Pencipta jagat raya ini yang akan diterapkan secara sempurna di bawah naungan Khilafah Islamiyyah. Di saat itulah, perempuan benar-benar terjaga dan terhormat. Insya Allah, kembali akan tegak untuk yang kedua kalinya. Semakin dekat! [m/f/ant/syabab.com]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.