Header Ads

Warga Falujjah Irak Bakar Bendera AS dan Israel Rayakan Penarikan Pasukan AS

Ratusan warga Irak membakar bendera AS dan Israel pada Rabu kemarin (14/12), pada saat mereka merayakan penarikan pasukan Amerika di bekas benteng gerilyawan Fallujah.

Meneriakkan slogan-slogan dalam mendukung "perlawanan," para demonstran membentangkan spanduk dan plakat yang bertuliskan ungkapan-ungkapan seperti, "Sekarang kita bebas" dan "Fallujah merupakan api perlawanan."



Dikelilingi oleh tentara Irak, demonstran membawa poster foto pejuang yang wajahnya tertutup dan membawa senjata.

Mereka juga mengangkat foto tentara AS yang tewas dan kendaraan militer hancur dalam dua serangan besar-besaran terhadap kota tersebut pada tahun 2004.

"Kami bangga telah mendorong AS keluar dari Irak, meskipun ada pengorbanan yang sangat besar," kata Khalid al-Alwa, pemimpin lokal Partai Islam, sebuah kelompok Muslim Sunni.

"Mereka yang menghancurkan Irak harus membayar harga karena rakyat di sini menetapkan mereka bertanggung jawab."

Demonstrasi, yang diadakan di lapangan Al-Khadra Muhammadiyah di pusat Fallujah, dijuluki sebagai tahunan pertama "festival untuk merayakan peran perlawanan."

Amerika Serikat menarik keluar pasukan terakhirnya dari Irak pada akhir Desember, lebih dari delapan tahun setelah mereka melakukan invasi untuk menggulingkan Saddam Hussein.

Fallujah, sebuah kota berpenduduk sekitar setengah juta orang terletak 60 kilometer (40 mil) barat Baghdad, adalah rumah bagi beberapa aksi protes anti-AS di awal setelah invasi Maret 2003.

Pada saat itu, penduduk Fallujah sudah cukup puas hanya melempar sepatu mereka kepada tentara AS. Namun pada Maret 2004, empat karyawan Amerika dari perusahaan keamanan swasta AS Blackwater, melakukan pembunuhan secara brutal di kota tersebut.

Tahun itu, militer AS meluncurkan dua serangan besar-besaran terhadap Fallujah, tanda-tanda yang masih terlihat hari ini terdapat di gedung-gedung runtuh dan lubang peluru di dinding.

Serangan pertama di bulan April bertujuan untuk menumpas pemberontakan Sunni yang berkembang tetapi gagal - Fallujah justru menjadi wilayah kekuasaan Al-Qaidah dan sekutu-sekutunya, yang mengendalikan kota itu.

Pada bulan November, kampanye serangan kedua diluncurkan, hanya beberapa bulan sebelum pemilihan legislatif pada Januari 2005. Sekitar 2.000 warga sipil dan 140 tentara Amerika tewas, dan pertempuran tersebut dianggap sebagai salah satu pertempuran paling sengit bagi AS sejak perang Vietnam. (fq/afp/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.