Kepala Suku Asmat : Merdeka itu Masuk Islam, Bukan Lepas dari NKRI
“Makna merdeka bagi kami adalah masuk Islam, bukan lepas Dari NKRI”, ujar Kepala Suku Asmat Wamena Umar Abdullah Kayimtel ditengah suasana acara yang diberi tajuk "Ukhuwah Islamiyah dengan Suku Asmat", di Masjid Darussalam, Komplek Perumahan Tamansasri Persada Raya, Jatibening, Jakart, Ahad, (19/2/2012) pukul 08 pagi. Acara dihadiri sekitar 1000 pengunjung memenuhi ruang utama masjid meski cuaca hujan rintik-rintik.
Acara diselenggarakan oleh DKM Masjid Darussalam bekerjasama dengan Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) sebuah lembaga dakwah Islam yang aktif berkiprah di Papua pimpinan Ustadz Fadlan Garamatan. Inti acara sebenarnya adalah pensyahadatan Kepala suku Asmat Besar dari kampong Per, Merauke yang membawahi beberapa kampung besar disekitar pantai.
Kepala suku Asmat dengan nama asli Senansius Kayimtel (Kepala Keluarga), menyatakan Syahadah dan masuk Islam bersama isterinya, Ibu Agnes Atem (Istri), dan Ruben Siwir (Anak). Dipimpin oleh Ketua DKM Darussalam H. Baharuddin Wahab pensyahadatan itu sekaligus diikuti dengan pengukuhan kembali pernikahan mereka secara syariat Islam.
Nama baru kepala suku Asmat setelah masuk Islam adalah Umar Abdullah Kayimtel, sedangkan isterinya Aisya Khaerunnisa Atem, dan putranya yang baru berusia 12 tahun Salim Abdullah Siwir. DKM Masjid Darussalam memberikan hadiah 3 paket Umroh kepada Kepala Suku Asmat dan keluarganya, dan banyak lagi hadiah serta tanda simpati dari para jamaah Masjid Darussalam.
Ketika wawancara dengan Suara Islam Online, Umar Abdullah yang bahasa Indonesianya masih terbata-bata, menyatakan motivasinya masuk Islam adalah kurang tenang, kurang tenteram, kurang nyaman dengan agamanya yang lama (Kristen). Didamping anaknya M. Hatta yang sudah lebih dulu masuk Islam, Umar Abdullah menyatakan akan mengajak keluarganya memeluk Islam, dan bahkan akan mendakwahkan Islam kepada anggota sukunya. Umar Abdullah mempunyai anak 8 orang, dua orang sudah Islam, sisa yang lainnya insya Allah segera menyusul.
Untuk acara pensyahadatan ini, Umar Abdullah sudah datang di Jakarta sejak 15 Pebruari. Ketika ditanyakan kenapa pensyahadatan mesti dilakukan di Jakarta, ustadz Fadzlan menjelaskan bahwa, kepala suku Asmat sekaligus mau mengunjungi orang-orang Asmat yang ada di pulau Jawa, antara lain di Yogyakarta dan Demak. Kepala Suku juga mau membuktikan kalau umat Islam Indonesia itu jumlahnya banyak, ”Opini yang disebarkan di suku Asmat, umat Islam itu jumlahnya sedikit”, ujar ustad Fadzlan.
Kaitan dengan Masjid Darussalam, ustad Fadzlan menjelaskan, DKM Masjid Darussalam sudah sejak lama aktif memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat Islam di Papua melalui AFKN yang melaklukan pemberdayaan ekonomi di setiap kampung Nuu War (Papua). Karena itu disepakati penyshadatan Kepala Suku Asmat dilakukan di Masjid Darusalam. Ustad Fadzlan kemudian menghimbau seluruh umat Islam jangan bosan memberikan bantuan kepada saudaranya seakidah yang berada di Nuu War atau Papua. (SIOnline/190212/al-khilafah.org)
Acara diselenggarakan oleh DKM Masjid Darussalam bekerjasama dengan Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) sebuah lembaga dakwah Islam yang aktif berkiprah di Papua pimpinan Ustadz Fadlan Garamatan. Inti acara sebenarnya adalah pensyahadatan Kepala suku Asmat Besar dari kampong Per, Merauke yang membawahi beberapa kampung besar disekitar pantai.
Kepala suku Asmat dengan nama asli Senansius Kayimtel (Kepala Keluarga), menyatakan Syahadah dan masuk Islam bersama isterinya, Ibu Agnes Atem (Istri), dan Ruben Siwir (Anak). Dipimpin oleh Ketua DKM Darussalam H. Baharuddin Wahab pensyahadatan itu sekaligus diikuti dengan pengukuhan kembali pernikahan mereka secara syariat Islam.
Nama baru kepala suku Asmat setelah masuk Islam adalah Umar Abdullah Kayimtel, sedangkan isterinya Aisya Khaerunnisa Atem, dan putranya yang baru berusia 12 tahun Salim Abdullah Siwir. DKM Masjid Darussalam memberikan hadiah 3 paket Umroh kepada Kepala Suku Asmat dan keluarganya, dan banyak lagi hadiah serta tanda simpati dari para jamaah Masjid Darussalam.
Ketika wawancara dengan Suara Islam Online, Umar Abdullah yang bahasa Indonesianya masih terbata-bata, menyatakan motivasinya masuk Islam adalah kurang tenang, kurang tenteram, kurang nyaman dengan agamanya yang lama (Kristen). Didamping anaknya M. Hatta yang sudah lebih dulu masuk Islam, Umar Abdullah menyatakan akan mengajak keluarganya memeluk Islam, dan bahkan akan mendakwahkan Islam kepada anggota sukunya. Umar Abdullah mempunyai anak 8 orang, dua orang sudah Islam, sisa yang lainnya insya Allah segera menyusul.
Untuk acara pensyahadatan ini, Umar Abdullah sudah datang di Jakarta sejak 15 Pebruari. Ketika ditanyakan kenapa pensyahadatan mesti dilakukan di Jakarta, ustadz Fadzlan menjelaskan bahwa, kepala suku Asmat sekaligus mau mengunjungi orang-orang Asmat yang ada di pulau Jawa, antara lain di Yogyakarta dan Demak. Kepala Suku juga mau membuktikan kalau umat Islam Indonesia itu jumlahnya banyak, ”Opini yang disebarkan di suku Asmat, umat Islam itu jumlahnya sedikit”, ujar ustad Fadzlan.
Kaitan dengan Masjid Darussalam, ustad Fadzlan menjelaskan, DKM Masjid Darussalam sudah sejak lama aktif memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat Islam di Papua melalui AFKN yang melaklukan pemberdayaan ekonomi di setiap kampung Nuu War (Papua). Karena itu disepakati penyshadatan Kepala Suku Asmat dilakukan di Masjid Darusalam. Ustad Fadzlan kemudian menghimbau seluruh umat Islam jangan bosan memberikan bantuan kepada saudaranya seakidah yang berada di Nuu War atau Papua. (SIOnline/190212/al-khilafah.org)
Tidak ada komentar