Header Ads

Premanisme Merajalela karena Aparat Lemah

AKSI premanisme yang semakin marak dan brutal tak lepas dari lemahnya penanganan dari aparat keamanan. Premanisme berumur panjang juga karena dipelihara oleh aparat kepolisian.



Pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar, mengungkapkan polisi tidak hanya mutlak tegas, tetapi juga mesti konsisten menindak preman. Tidak cuma menggelar operasi ketika ada kejadian besar, tetapi harus terus-menerus sebagai langkah represif.

“Premanisme telah mengakar dan menjamur. Kalau polisi tidak tegas dan konsisten, ini akan berlanjut dan lebih brutal lagi. Polisi juga harus melakukan langkah preventif dengan berpatroli rutin hingga ke lingkungan warga,” ujar Bambang di Jakarta, kemarin.

Ia menanggapi kian menggilanya para preman. Bahkan sekelompok orang nekat membantai pelayat di rumah duka Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (22/2) dini hari WIB. Dalam insiden itu, dua orang tewas dan empat luka-luka.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane menilai preman terus eksis karena dipelihara aparat kepolisian sehingga sulit diberantas. “Kalau kita lihat di kawasan Senayan yang dekat Polda Metro Jaya saja dikuasai oleh 2-3 kelompok preman. Mereka berani beroperasi di sana karena ada perlindungan oknum polisi,” ujar Neta.

Adanya budaya setoran kepada oknum kepolisian dari preman-preman kecil di pinggir jalan atau di terminal juga membuktikan indikasi keterlibatan aparat sehingga premanisme panjang usia di Indonesia.

Saat memberikan sambutan pembukaan Munas IX Generasi Muda FKPPI di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun prihatin dengan merajalelanya premanisme. Ia mengaku telah berkali-kali meminta aparat menghentikan aksi kekerasan.

Di Mabes Polri, Kapolri Jenderal Timur Pradopo berjanji jajarannya akan bertindak tegas memberantas preman. “Namun, Polri tidak sanggup bertindak sendirian. Masyarakat harus ikut berpartisipasi.”

Saat berkunjung ke Kantor Media Group, Kedoya, Jakarta Barat, kemarin, Kadiv Humas Polri Irjen Saud Usman Nasution mengatakan hal yang sama.

Untuk memberantas premanisme, Polda Metro Jaya menggelar Operasi Kilat Jaya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan sedikitnya 30 preman dibekuk di Kalideres, Jakbar, kemarin.

Di sisi lain, Kapolres Jakarta Pusat Angesta Romano Yoyol menyatakan insiden di rumah duka RSPAD terkait dengan bisnis narkoba senilai Rp320 juta. Polisi telah menetapkan tiga tersangka. (mediaindonesia.com, 25/2/2012)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.