Header Ads

BBM Naik, Turunkan Rezim SBY Tegakkan Khilafah

Kenaikan harga BBM dipastikan akan terjadi. Sinyal kepastian naiknya harga BBM tersebut tertuang dalam surat pengajuan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Surat tersebut diajukan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik kepada DPR. Ia berharap DPR segera mengesahkan usulan APBN perubahan 2012, yang diantara rencananya kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 1.500,-.



Berkaitan dengan itu, Gerakan Mahasiswa Pembebasan (Gema Pembebasan), Senin (19/3) di depan Istana Presiden, Jakarta, menyuarakan dengan tegas bahwa kenaikan harga BBM adalah tindakan yang zalim.

Gema Pembebasan mengingatkan pemerintah bahwa gejolak penolakan harga BBM telah muncul dan akan terus semakin membara. “Kebijakan pemerintah yang sama sekali tidak bijak ini, hanya akan mengantarkan pada kematian rezim SBY,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Pembebasan, Dimas Gusti Randa.

Ia menambahkan kalau Rezim SBY adalah rezim korup yang berdiri atas sistem politik yang bathil, “rezim SBY telah merampok APBN yang semestinya dikelola untuk mensejahterakan rakyat, malah hanya dinikmati olehsebagian orang yang rakus,” tandasnya.

Berkenaan dengan hal tersebut, ujar Dimas, Gema Pembebasan menolak kebijakan menaikkan harga BBM, karena hanya pro asing dan mengorbankan jiwa dan hak umat. Kenaikan harga BBM hanya akan memuluskan jalan asing menguasai sumberdaya alam Indonesia terutama sektorMigas. Lanjutnya, Gema Pembebasan menuntut SBY mundur dari jabatannya karena telah gagal mengurus negeri ini, “SBY beserta rezimnya telah tega mengorbankan rakyat Indonesia demi memperkaya golongannya.”

Dan kepada seluruh umat Islam, termasuk mahasiswa untuk merebut tampuk kekuasaan Indonesia dengan mewujudkan kehidupan islam dengan menerapkan syariah dan khilafah, “hanya khilafah yang mampu mengelola sumberdaya alam untuk kesejahteraan umat,” tegasnya.

Massa Gema Pembebasan membawa poster dan spanduk bertuliskan Rezim SBY Pembohong, Tolak Liberalisasi Migas, Indonesia Sejahterah dengan Syariah dan Khilafah dan Revolusi Harga Mati!. Massa juga meneriakkan yel-yel Demokrasi biang keladi, dan Revolusi Islam.

Walau ada pihak provokasi yang mau mengganggu keamanan dan ketertiban aksi. Massa tidak terpancing dan aksi tetap berjalan damai, aman, dan tertib dengan dijaga puluhan aparat kepolisian.[fatihmujahid/HTIPress/190312/al-khilafah.org]













Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.