Header Ads

Dinilai Sukses, Tapi Justru Kecolongan

Acara Islamic Book Fair (IBF) 2012 yang telah berakhir pada Ahad (18/3/2012) malam dinilai sukses oleh Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Nassarudin Umar. Salah satu indikasinya, menurut Nasaruddin Umar, jumlah pengunjungnya yang sedemikian besar, dihadiri lebih dari 400 ribu pengunjung.


"Saya berikan apresiasi bagi para penerbit, pengunjung dan seluruh pendukung kesuksesan IBF 2012," ujarnya saat menutup pelaksanaan IBF 2012.

Meski demikian, sejumlah pembenahan masih harus dilakukan demi perbaikan gelaran yang diprakarsai oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) ini.

Pantauan hidayatullah.com pada hari ke-8 dan hari terakhir, pengunjung laki-laki dan wanita tumpah-ruah di Istora Senayan, Jakarta. Seringkali berdesak-desakan antara pria dan wanita saat bertemu di ruang sempit, hampir tak jauh beda dengan pasar-pasar rakyat tradisional atau pusat-pusat perbelanjaan umum. Kondisi ini lumrah terjadi pada setiap kali gelaran IBF berlangsung.

Salah satu hal lain yang mencolok adalah saat sebuah insiden terjadi beberapa jam sebelum penutupan IBF ke-11.

Saat itu, pada sesi hiburan "Konser Menuju Peradaban" persembahan Komisi Seni Budaya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, sebuah grup musik berinisial TB naik ke panggung utama gedung acara.

Seragam yang mereka kenakan bergaya kebarat-baratan; kaos putih dibalut atasan hitam, celana ketat merah, dan sepatu boot hitam, jauh dari kesan islami.

Yang lebih “unik” lagi, salah satu gitarisnya seorang cewek yang bagian bawah (maaf) leher hingga rambutnya dibiarkan terbuka. Pemandangan ganjil itu kontras dengan tulisan besar “Islamic Book Fair” di sisi kanan panggung apalagi dengan tema IBF tahun ini, "Kuat dan Mandiri dengan pendidikan Qurani".

Setelah dipersilahkan oleh master of ceremony (MC), TB mulai membawakan sebuah lagu. Baru beberapa menit lagu dinyanyikan dengan iringan musik berpengeras suara tegangan tinggi. Seorang pria berkacamata dengan kaos Polo biru muda dan celana jeans warna serupa naik ke atas panggung.

Ia langsung menuju ke tengah-tengah pertunjukan sembari berteriak  dengan nada protes.

“Apa ini katanya Islamic Book Fair, tapi ada wanita tidak berjilbab yang naik ke panggung?, Begitu protes pria tersebut. Suaranya lantang, tapi agak samar karena ditelan dentuman musik.

Ia berusaha bolak-balik ke panggung melancarkan protesnya. Hingar-bingar di depannya pun tak terelakkan lagi.

“Allahu Akbar! Allahu Akbar!,” suara takbir pria-wanita silih berganti, campur baur dengan gerutuan pengunjung IBF lainnya. Riuh kekecewaan pengunjung di depan panggung itu menyambut protes pria yang belakangan diketahui bernama Andri Syaukani.

Melihat situasi demikian, para personel grup musik TB segera mengurungkan pertunjukannya. Musik pun terhenti, tergantikan dengan pekikan takbir dari tengah kerumunan.

Untuk beberapa saat situasi di depan panggung heboh. Beberapa pengunjung hanya berdiri mematung menyaksikan keadaan. Keadaan mulai agak tenang setelah para personil TB keluar panggung dan seorang panitia laki-laki berkalung sorban mendekati Andri. Dua orang MC lalu naik ke panggung, mengendalikan situasi.

Andri mengaku tak punya niat apa-apa dalam aksinya tersebut selain demi kebaikan dan IBF itu sendiri.

“(Itu saya lakukan) karena Allah ta’ala. Saya tidak ada masalah yang lain-lain. Kita sedang membangun umat Islam. Bagaimana kita konsisten dengan agama Islam kalau kita sendiri tidak melaksanakan al-Qur’an? Bicara panggung peradaban, peradaban apa? Sangat tidak baik,” tegasnya saat ditemui hidayatullah.com di dekat panggung selepas aksi “heroiknya”.

“Panitia (IBF) harus benar-benar mengkoreksi. Harus lebih selektif terhadap apa yang ditampilkan. Jangan seolah-olah hiburan. Kita (IBF) harus berbeda dengan pameran-pameran yang lain,” harap Andri.

Keterangan foto: Andri Syaukani (baju biru muda) saat melancarkan protes terhadap penampilan gitaris cewek tak berjilbab (dilingkari) di panggung utama IBF 2012[al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.