Header Ads

Siapa Yang Mendanai Pemilu Amerika?

Penguasaan atas sebagian besar kekayaan Amerika oleh segelintir warga yang jumlahnya tidak melebihi 1%, di antaranya digunakan untuk mendanai kampanye pemilu para calon presiden. Oleh karena itu, siapapun orangnya yang sampai ke Gedung Putih adalah berhutang kepada mereka, para penyandang dana itu. Akibatnya ia tidak berdaya untuk menentangnya, apalagi memarahinya. Hal yang sama juga terjadi pada para calon di Kongresnya: Senat dan Parlemen.



Di antara mereka, para penyandang dana yang paling menonjol adalah Harold Simmons, miliarder Amerika, yang memiliki konstelasi perusahaan Dallas yang beroperasi di bidang manufaktur, mulai dari pemurnian gula hingga pembuangan limbah nuklir.

Sejak tahun 1986, Simmons telah membiayai kampanye Karl Rove, Kepala Staf Gedung Putih, dan mantan penasehat Presiden AS, sekaligus salah satu perancang strategi Amerika, yang disebut sebagai “otak Bush”.

Simmons menyumbang 90 ribu dolar untuk kampanye Bush di Texas, dan 25 juta dolar untuk organisasi politik yang bersekutu dengan Bush selama periode kepresidenannya. Begitu juga sumbangan untuk Gale Norton, Menteri Urusan Dalam Negeri di era Bush, yang mendukung salah satu perusahaannya. Bahkan ketika Bush mengadakan pesta makan siang yang begitu terkenal Gedung Putih, dalam rangka menghormati Ratu Elizabeth, maka Simmons dan istri ketiganya, Annette, termasuk di antara mereka yang hadir.

Pada bulan Februari lalu, Komisi Pemilihan Federal (FEC) mengungkapkan bahwa Simmons merupakan penyandang dana terbesar (perorangan) untuk politik Amerika. Sementara itu, pada bulan Maret, miliarder Dallas itu mengatakan pada Journal bahwa ia-bersama dengan istri dan perusahaan miliknya, Contran-telah menyumbangkan 18,7 juta dolar untuk organisasi politik partai Republik-tidak hanya itu ada bebrapa organisasi yang menerima 14,5 juta dolar. Bahkan juga, sejumlah pengeluaran independen yang bersekutu dengan Mitt Romney, yang memperoleh 800 ribu dolar, Rick Santorum 1,2 juta dolar, Newt Gingrich 1,1 juta dolar, Rick Perry 1,1 juta dolar, dan ia menyatakan niatnya untuk memberikan sekitar dua kali jumlah tersebut pada bulan November.

Dengan demikian jelaslah bahwa politik Amerika dibajak, bukan oleh perusahaan, tetapi oleh segelintir eksentrik orang kaya.

Bagaimana hal itu terjadi, dan mengapa?

Untuk menjawab pertanyaan ini, Charles Krauthammer-dari majalah New Republik Amerika-mencoba mewawancarai Harold Simmons, namun ia menolak, bahkan banyak dari lawan-lawannya mereka yang menjadi pendiam, mungkin karena mereka takut untuk bermasalah hukum dengan Simmons, atau mereka begitu waspada menimbulkan masalah baru dengannya.

Bahkan ketika Krauthammer sukses melakukan sebuah wawancara panjang dengan mantan eksekutif senior di perusahaan besar, yang pernah berhubungan dengan Simmons selama lebih dari dua dekade, maka ia dengan cepat mencabut pernyataannya, dan memohon kepada Krauthammer untuk tidak menggunakan namanya.

Jika begitu, bagaimana cara untuk mengeksplorasi kedalaman instrumentalis Simmons untuk menapilkannya di media?

Mungkin satu-satunya solusi adalah mengikuti catatan politiknya yang meluas selama tiga dekade, mungkin hal ini bisa menyediakan beberapa kunci untuk memahami alasan untuk apa ia menghabiskan dengan begitu boros di bidang politik.

Akan tetapi apa yang diharapkan Simmons dari uang yang dikeluarkannya?

Cara terbaik untuk menjawab pertanyaan ini, adalah mengamati apa yang sudah terjadi padanya selama ini, dan menelaah rencana yang paling penting dalam hidupnya, sehingga dengannya akan tampak kisah yang signifikan:

Dalam hal ini, adalah kesepakatan pertama yang dilakukan Harold Simmons pada tahun 1956, ketika ia bertemu dengan pemilik sebuah bank lokal di “La Vernia” sebuah kota kecil dekat San Antonio.

Pria itu menawarkan kontrak, dan meyakinkan Simmons bahwa ia akan menjual banknya pada Simmons tanpa deposit. Simmons kemudian mulai menempatkan banner komersial di properti untuk dijual dengan harga lebih dari harga yang diminta oleh pemilik asli, yaitu dengan 7 ribu dolar. Ketika ia menemukan pembeli, Simmons membayar harga pada pemilik, dan ia memperoleh keluntungan dari lebihnya. Begitulah Simmons menjual bank yang belum dimiliki, yang memberinya keuntungan yang cukup untuk membeli rumah pertama dalam hidupnya.

Tampak dari transaksi ini sebuah kombinasi antara inovasi dan keberanian yang membuat Simmons salah satu penyerang paling cemerlang atas perusahaan-perusahaan di negara itu, bahkan ia telah berhasil memburu kesempatan yang hilang dari banyak orang, atau kesempatan itu karena dibuat sendiri. Akan tetapi yang lebih penting dari semua itu adalah bahwa ia menunjukkan jenis pria yang selalu menghitung keuntungan lebih dulu, dan biasanya ia tidak memberikannya kecuali setelah ia mengambilnya, bahkan ia tidak pernah melakukan yang sebaliknya! [islamtoday/HTIPress/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.