100 tentara muslim AS diinterogasi dengan tuduhan terlibat kelompok radikal
Seiring meningkatnya Islamophobia di negara-negara salibis Barat, Biro Investigasi Federal (FBI) melakukan penyidikan dan interogasi terhadap 100 muslim dalam Tentara Nasional AS dengan tuduhan terlibat kelompok radikal.
Media massa AS melaporkan bahwa FBI melakukan penyidikan dan interogasi terhadap 100 'aktivis' muslim yang menjadi prajurit dalam Tentara Nasional AS, Selasa (26/6/2012).
Sumber-sumber di media massa AS menyebutkan bahwa FBI telah menyerahkan hasil penyidikan dan interogasi tersebut dalam rapat dengar pendapat dengan sebuah panitia gabungan di depan senat dan kongres pada Desember 2011 lalu.
Sumber-sumber itu juga menyebutkan sedikitnya sepuluh aktivis Islam yang diselidiki dan diinterogasi tersebut dianggap berbahaya dan memiliki rencana untuk melakukan serangan yang membahayakan keamanan nasional atau terkait dengan jaringan kelompok teroris.
Sementara itu Komandan Umum Tentara Nasional Amerika Serikat Untuk Afrika (AFRICOM), jendral Carter F. Ham menyebutkan bahwa Washington memiliki data bahwa tiga kelompok mujahidin terbesar di benua Afrika saling berbagi dana dan persenjataan.
"Ada sejumlah indikasi bahwa Kelompok Boko Haram di Nigeria, Kelompok Ash-Shabab di Somalia, dan Kelompok Al-Qaeda di Negeri Magrib Islam di Afrika Utara yang dianggap sebagai kelompok paling berbahaya di benua Afrika, saling berbagi dana dan bahan-bahan peledak, serta melakukan latihan perang bersama, "ujar jendral salibis AS itu.
Dalam seminar yang dihadiri para petinggi militer dan sipil aliansi negara-negara Afrika –AS yang digelar di African Centre for strategic Study, F. Ham menyebutkan bahwa ketiga kelompok mujahidin itu merupakan ancaman keamanan bagi benua Afrika. Bagi negara salibis AS dan rezim-rezim sekuler Afrika boneka Barat, kelompok mujahidin Islam yang berperang demi menegakkan syariat Islam memang menjadi musuh terbesar.[arrahmah/al-khilafah.org]
Media massa AS melaporkan bahwa FBI melakukan penyidikan dan interogasi terhadap 100 'aktivis' muslim yang menjadi prajurit dalam Tentara Nasional AS, Selasa (26/6/2012).
Sumber-sumber di media massa AS menyebutkan bahwa FBI telah menyerahkan hasil penyidikan dan interogasi tersebut dalam rapat dengar pendapat dengan sebuah panitia gabungan di depan senat dan kongres pada Desember 2011 lalu.
Sumber-sumber itu juga menyebutkan sedikitnya sepuluh aktivis Islam yang diselidiki dan diinterogasi tersebut dianggap berbahaya dan memiliki rencana untuk melakukan serangan yang membahayakan keamanan nasional atau terkait dengan jaringan kelompok teroris.
Sementara itu Komandan Umum Tentara Nasional Amerika Serikat Untuk Afrika (AFRICOM), jendral Carter F. Ham menyebutkan bahwa Washington memiliki data bahwa tiga kelompok mujahidin terbesar di benua Afrika saling berbagi dana dan persenjataan.
"Ada sejumlah indikasi bahwa Kelompok Boko Haram di Nigeria, Kelompok Ash-Shabab di Somalia, dan Kelompok Al-Qaeda di Negeri Magrib Islam di Afrika Utara yang dianggap sebagai kelompok paling berbahaya di benua Afrika, saling berbagi dana dan bahan-bahan peledak, serta melakukan latihan perang bersama, "ujar jendral salibis AS itu.
Dalam seminar yang dihadiri para petinggi militer dan sipil aliansi negara-negara Afrika –AS yang digelar di African Centre for strategic Study, F. Ham menyebutkan bahwa ketiga kelompok mujahidin itu merupakan ancaman keamanan bagi benua Afrika. Bagi negara salibis AS dan rezim-rezim sekuler Afrika boneka Barat, kelompok mujahidin Islam yang berperang demi menegakkan syariat Islam memang menjadi musuh terbesar.[arrahmah/al-khilafah.org]
Tidak ada komentar