Soal Krisis Suriah SBY Cuma Bilang Sangat Prihatin
Berkaitan dengan krisis di Suriah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah Indonesia sangat prihatin dengan situasi Suriah yang tak kunjung membaik. SBY mengaku telah melakukan pembicaraan dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon melalui saluran telepon, Kamis (28/6/2012)
"Konflik horizontal antar state dan intrastate semakin mengkhawatirkan, tadi malam saya bicara dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon," kata SBY saat menyampaikan kuliah umum tentang perkembangan geopolitik kawasan bagi peserta Sekolah Staf dan Komando Angkatan, TNI dan Sespimmen Polri di Bandung, seperti dirilis Antara, Jumat (29/6/2012).
Dalam pembicaraan itu, menurut SBY, Ban Ki-moon menjelaskan bahwa dalam beberapa hari ke depan akan ada pertemuan di Jenewa yang antara lain melibatkan lima negara yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB untuk membicarakan masalah Suriah.
"Indonesia berpendapat kalau dengan kerangka penyelesaian sekarang bisa berjalan baik, PBB tugaskan pengamat nonarms sesuai chapter six (piagam PBB-red), bila bisa berlaku bagus dengan mandat UN, bila ada gencatan senjata bagus dan kemudian ada proses politik," kata Kepala Negara.
Namun bila hal tersebut tidak bisa diterapkan, kata SBY, Indonesia mengusulkan adanya pasukan pemelihara perdamaian untuk menghentikan kontak senjata dan konflik, bukan untuk menjatuhkan pemerintahan Suriah di bawah Presiden Bashar Al Assad.
SBY juga mengatakan Indonesia berharap segera ada penyelesaian konkrit atas krisis yang terjadi Suriah supaya jumlah korban jiwa tidak bertambah.
"Pada tingkat sekarang ini mencemaskan, saya harap ada solusi yang bisa segera dicari, kekerasan harus bisa dihentikan, bukan hanya Liga Arab, OKI, dan PBB, tapi semua," katanya. [SIOnline/al-khilafah.org]
"Konflik horizontal antar state dan intrastate semakin mengkhawatirkan, tadi malam saya bicara dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon," kata SBY saat menyampaikan kuliah umum tentang perkembangan geopolitik kawasan bagi peserta Sekolah Staf dan Komando Angkatan, TNI dan Sespimmen Polri di Bandung, seperti dirilis Antara, Jumat (29/6/2012).
Dalam pembicaraan itu, menurut SBY, Ban Ki-moon menjelaskan bahwa dalam beberapa hari ke depan akan ada pertemuan di Jenewa yang antara lain melibatkan lima negara yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB untuk membicarakan masalah Suriah.
"Indonesia berpendapat kalau dengan kerangka penyelesaian sekarang bisa berjalan baik, PBB tugaskan pengamat nonarms sesuai chapter six (piagam PBB-red), bila bisa berlaku bagus dengan mandat UN, bila ada gencatan senjata bagus dan kemudian ada proses politik," kata Kepala Negara.
Namun bila hal tersebut tidak bisa diterapkan, kata SBY, Indonesia mengusulkan adanya pasukan pemelihara perdamaian untuk menghentikan kontak senjata dan konflik, bukan untuk menjatuhkan pemerintahan Suriah di bawah Presiden Bashar Al Assad.
SBY juga mengatakan Indonesia berharap segera ada penyelesaian konkrit atas krisis yang terjadi Suriah supaya jumlah korban jiwa tidak bertambah.
"Pada tingkat sekarang ini mencemaskan, saya harap ada solusi yang bisa segera dicari, kekerasan harus bisa dihentikan, bukan hanya Liga Arab, OKI, dan PBB, tapi semua," katanya. [SIOnline/al-khilafah.org]
Tidak ada komentar