Buddhis Indonesia Desak Myanmar Akhiri Kekerasan pada Kaum Muslim
Konflik
yang tengah terjadi pada etnis Muslim Rohingya di Myannmar telah
mengundang simpati sekaligus keprihatinan berbagai kalangan.Tidak
terkecuali umat Buddha yang ada di Indonesia turut prihatin atas tragedi
kemanusian tersebut.
Sikap ini diungkapkan Ketua Lembaga Bantuan Hukum Buddhis Indonesia, Rahib Gunabhadra,Kamis (02/08/2012) usai menjadi narasumber dalam acara “Bincang Rohingya,antara Minoritas,Manusia dan Agama” di kampus ITB Bandung.
Pihaknya juga menolak jika konflik yang melanda etnis Rohingya diklaim sebagai konflik SARA antara Islam dengan Buddha.Untuk itu dirinya berharap semua pihak dapat melihat permasalahan yang terjadi dengan pikiran jernih.
“Kami (umat Buddha) di Indonesia jelas prihatin melihat itu semua.Saya perlu tegaskan itu bukan konflik agama.Kalaupun mereka mengaku beragama Buddha maka itu bukan ajaran Buddha. Buddhisme tidak pernah mengajarkan kekerasan,jangankan kepada manusia kepada binatang saja sangat keras dilarang.Jadi mereka bukan umat Buddha,”paparnya.
Gunabhadra menambahkan pembunuhan yang terjadi di Rohingya bukan hanya menimpa kaum Muslim saja namun juga umat Buddha yang pro demokrasi. Itu,sambungnya,adalah sikap pemerintah Myannmar yang tidak menginginkan umat Islam di Rohingnya mempunyai hak politik dan mempunyai kekuatan tersendiri di pemerintahan.
Ia menyamakan seperti tindakan terhadap etnis Tionghoa di Indonesia semasa Orde Lama maupun Orde Baru.Di mana saat itu ada semacam sikap “diskriminasi” terhadap etnis Tionghoa dalam politik maupun dalam pemerintahan.
Namun demikian pihaknya menyerukan kepada pemerintah Myannmar untuk segera mengakhiri konflik tersebut dan segara mengakui status Muslim Rohingya dalam kewarganegaraan Myannmar.Dalam waktu dekat pihaknya juga akan mendatangi Kedubes Myannmar guna menyampaikan aspirasi Umat Buddha di Indonesia untuk mendukung perjuangan Muslim Rohingya.
Hal yang sama juga akan dilakukan kaum muda Buddha Indonesia. Di tempat yang sama kepada hidayatullah.com, Ketua Buddhis Muda Indonesia Wilayah Banten, Alih Budhi menjelaskan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan aksi guna mendukung perjuangan Muslim Rohingya.
“Mungkin besok atau lusa kita mau adakan aksi.Nanti malam kita baru mau rapatkan,”ujarnya.
Menurut Alih,dalam aksi nantinya kelompoknya tidak melakukan sendiri,namun akan bergabung dengan elemen yang lain termasuk dengan umat Islam yang juga melakukan aksi solidaritas.Hal tersebut menurutnya sebagai bentuk dukungan moral terhadap etnis Rohingya dalam memperjuangkan hak-haknya.
Saat disinggung apakah pihaknya juga akan melakukan penggalangan dana terhadap komunitas Buddha seperti yang dilakukan umat Islam?,Alih belum bisa memastikan apakah hal tersebut juga akan dilakukan.Namun hal tersebut juga akan dibahas dalam rapat.
Meski demikian tidak menutup kemungkinan pihak juga akan melakukan hal sama seperti penggalangan dana oleh umat Islam.
“Untuk hal itu (penggalangan dana) akan dirapatkan dulu,namun soal aksi bisa kita pastikan akan kita lakukan,”puungkas. [hidayatullah/al-khilafah.org]
Sikap ini diungkapkan Ketua Lembaga Bantuan Hukum Buddhis Indonesia, Rahib Gunabhadra,Kamis (02/08/2012) usai menjadi narasumber dalam acara “Bincang Rohingya,antara Minoritas,Manusia dan Agama” di kampus ITB Bandung.
Pihaknya juga menolak jika konflik yang melanda etnis Rohingya diklaim sebagai konflik SARA antara Islam dengan Buddha.Untuk itu dirinya berharap semua pihak dapat melihat permasalahan yang terjadi dengan pikiran jernih.
“Kami (umat Buddha) di Indonesia jelas prihatin melihat itu semua.Saya perlu tegaskan itu bukan konflik agama.Kalaupun mereka mengaku beragama Buddha maka itu bukan ajaran Buddha. Buddhisme tidak pernah mengajarkan kekerasan,jangankan kepada manusia kepada binatang saja sangat keras dilarang.Jadi mereka bukan umat Buddha,”paparnya.
Gunabhadra menambahkan pembunuhan yang terjadi di Rohingya bukan hanya menimpa kaum Muslim saja namun juga umat Buddha yang pro demokrasi. Itu,sambungnya,adalah sikap pemerintah Myannmar yang tidak menginginkan umat Islam di Rohingnya mempunyai hak politik dan mempunyai kekuatan tersendiri di pemerintahan.
Ia menyamakan seperti tindakan terhadap etnis Tionghoa di Indonesia semasa Orde Lama maupun Orde Baru.Di mana saat itu ada semacam sikap “diskriminasi” terhadap etnis Tionghoa dalam politik maupun dalam pemerintahan.
Namun demikian pihaknya menyerukan kepada pemerintah Myannmar untuk segera mengakhiri konflik tersebut dan segara mengakui status Muslim Rohingya dalam kewarganegaraan Myannmar.Dalam waktu dekat pihaknya juga akan mendatangi Kedubes Myannmar guna menyampaikan aspirasi Umat Buddha di Indonesia untuk mendukung perjuangan Muslim Rohingya.
Hal yang sama juga akan dilakukan kaum muda Buddha Indonesia. Di tempat yang sama kepada hidayatullah.com, Ketua Buddhis Muda Indonesia Wilayah Banten, Alih Budhi menjelaskan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan aksi guna mendukung perjuangan Muslim Rohingya.
“Mungkin besok atau lusa kita mau adakan aksi.Nanti malam kita baru mau rapatkan,”ujarnya.
Menurut Alih,dalam aksi nantinya kelompoknya tidak melakukan sendiri,namun akan bergabung dengan elemen yang lain termasuk dengan umat Islam yang juga melakukan aksi solidaritas.Hal tersebut menurutnya sebagai bentuk dukungan moral terhadap etnis Rohingya dalam memperjuangkan hak-haknya.
Saat disinggung apakah pihaknya juga akan melakukan penggalangan dana terhadap komunitas Buddha seperti yang dilakukan umat Islam?,Alih belum bisa memastikan apakah hal tersebut juga akan dilakukan.Namun hal tersebut juga akan dibahas dalam rapat.
Meski demikian tidak menutup kemungkinan pihak juga akan melakukan hal sama seperti penggalangan dana oleh umat Islam.
“Untuk hal itu (penggalangan dana) akan dirapatkan dulu,namun soal aksi bisa kita pastikan akan kita lakukan,”puungkas. [hidayatullah/al-khilafah.org]
Tidak ada komentar