Fauzan: Mengapa Densus 88 tak Disuruh Tangkap Koruptor atau OPM?
Ustadz
Fauzan Al-Anshari menyoroti sepak terjang Densus 88 yang ikut ambil
bagian dalam rencana penangkapan Novel Baswedan, penyidik KPK yang
dituduh terlibat penembakan terhadap pencuri sarang walet pada tahun
2004.
Dari realita tersebut ustadz Fauzan Al-Anshari menyimpulkan bahwa ketidakadilan adalah ciri orang-orang kafir. “Ketidakadilan memang ciri khas orang-orang kafir,” tegasnya. [voa-islam/www.al-khilafah.org]
Kemuduan
pada waktu yang sama Densus 88 juga beraksi dalam pemindahan mendadak
ustadz Abu Bakar Ba’asyir ke LP Batu Nusakambangan.
ustadz Fauzan mempertanyakan, mengapa Densus 88 justru tidak sekalian saja ditugaskan untuk menangkap para koruptor?
“Mengapa
Densus 88 tidak ditugaskan saja menangkap para jenderal penerima aliran
dana korupsi simulator SIM atau para jenderal pemilik rekening gendut
atau penerima aliran dana pajak yang dikorup Gayus?” ujarnya melalui
pesan singkat yang diterima voa-islam.com, Sabtu (6/10/2012).
Mengapa
pula Densus 88 hanya beraksi di Ambon, Poso maupun Solo, namun tak
pernah dikerahkan untuk memburu para aktivis OPM di Papua. Padahal
Kapolda Papua saat ini diduduki oleh mantan Kepala Densus 88, Irjen Pol.
Tito Karnavian.
“Atau
menangkap aktivis OPM atau RMS yang telah menewaskan banyak orang?
Apalagi mantan Kadensus 88 Tito Karnavian jadi Kapolda Papua, mengapa
tidak suruh Densus 88 beraksi di sana? Mengapa cuma beraksi di Ambon,
Poso, Solo yang dianggap ‘segitiga emas terorisme?’” ungkap aktivis
Masyarakat Peduli Syariah (MPS) ini.
Dari realita tersebut ustadz Fauzan Al-Anshari menyimpulkan bahwa ketidakadilan adalah ciri orang-orang kafir. “Ketidakadilan memang ciri khas orang-orang kafir,” tegasnya. [voa-islam/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar