Header Ads

AS Sirami Pakistan Dengan Teror Air Hitam

Diguncang oleh gelombang ketidakpastian di tanah kelahiran mereka, kini masyarakat peshawar diguncang oleh teror baru yang mengerikan dan menebar keresahan di jalanan kota tersebut yang tentunya membuat masyarakat Peshawar menjadi takut.



Penebar teror tersebut tidak lain adalah sebuah perusahaan keamanan AS yang menamakan diri dengan sebutan Blackwater (Air Hitam).

"Kami merasa amat takut dengan kehadiran mereka dan segala gerak-gerik mereka. Pasukan tersebut menjadi ancaman serius bagi kehidupan kami dan properti milik kami," kata Ahmed Yar Khan, seorang pebisnis lokal kepada IslamOnline.

Menurut sejumlah sumber intelijen, perusahaan tersebut, yang dikenal luas karena keterlibatannya dalam puluhan pembantaian warga sipil di Irak, telah membangun sejumlah pangkalan di Peshawar dan sekitarnya, hal tersebut menandakan bahwa kelompok tersebut siap menebarkan ancaman bagi para penduduk setempat.

Dengan mengenakan kaus hitam dan menenteng senapan serbu yang canggih, para anggota pasukan Blackwater berkeliaran di berbagai sudut kota Peshawar, ibukota dari Propinsi Perbatasan Barat Laut (NWFP), dan distrik-distrik di sekelilingnya.

Mereka seringkali terlihat berkeliling dalam kendaraan lapis baja berwarna hitam pekat dengan memajang plat nomor diplomat.

"Secara resmi, jasa Blackwater dipergunakan untuk mengamankan para diplomat AS, Eropa dan Afghanistan, demikian halnya dengan para pejabat yang bekerja di berbagai proyek pengembangan yang didanai oleh pemerintah AS di daerah suku yang dikelola oleh pemerintah secara federal," kata seorang pejabat senior dinas intelijen kepada IOL, namun ia mewanti-wanti agar namanya tidak dimuat karena telah mengungkapkan hal tersebut kepada media.

Namun para penduduk telah melayangkan sejumlah keluhan kepada pihak berwenang karena tindakan kejam dan bengis dari para anggota Blackwater, namun para pejabat terkait justru tutup telinga dengan berbagai keluhan tersebut.

"Sejauh ini masih belum ada yang terjadi, hanya ada sejumlah keluhan," keluh Khan. "Pemerintah seolah-olah telah menjual jalanan dan wilayah ini kepada Blackwater."

Didirikan sepuluh tahun yang lalu oleh Erik Prince, seorang mantan perwira Navy SEAL (angkatan laut AS), perusahaan keamanan yang berbasis di South Carolina tersebut telah berkembang dari sekedar petugas keamanan menjadi tentara bayaran yang paling kuat di dunia, seperti diungkapkan oleh wartawan investigasi Jeremy Scahill.

Dengan mengendarai kendaraan tempur yang dilengkapi dengan senjata mesin, para anggota Blackwater dikenal dengan sikap mereka yang menembak target tanpa perlu bertanya terlebih dahulu.

Sebuah laporan kongres AS menuding keterlibatan Blackwater dalam 195 kejadian penembakan sejak tahun 2005, kebanyakan dari penembakan itu dilakukan tanpa adanya provokasi sama sekali.

Para penduduk Peshawar juga mengkhawatirkan adanya bentrok antara Taliban dan Blackwater.

"Kami telah mengirimkan laporan lengkap kepada pihak yang berwenang yang menyatakan bahwa pergerakan para personil Blackwater merupakan sebuah ancaman serius terhadap keamanan Peshawar," demikian tambah pejabat senior dinas intelijen tersebut.

Misi utama yang diemban oleh Blackwater adalah memburu para pejuang Taliban. Blackwater dilaporkan telah menjalankan sebuah jaringan mata-mata di wilayah suku dengan tujuan utama untuk memburu Taliban.

"Kami mendapatkan sejumlah informasi aktual yang menyebutkan bahwa tentara bayaran tersebut terlibat dalam operasi mata-mata yang berkisar dari pemberian pasokan dana kepada para anggota suku yang anti-Taliban hingga menyuap sejumlah mantan pejabat dan anggota pasukan komando agar bersedia bekerjasama dengan mereka," kata sumber intelijen tersebut.

Blackwater juga menyewa jasa sejumlah agen pengamanan lokal untuk bekerjasama dengan mereka di sejumlah wilayah di propinsi tersebut dimana para agen kulit putih tidak diperkenankan untuk masuk, tambahnya.

"Taliban mungkin saja melancarkan pengeboman di tempat-tempat yang merupakan basis Blackwater."

Tercatat 18 orang tewas dan 46 lainnya mengalami luka-luka dalam sebuah serangan di Pearl Continental Hotel Peshawar, yang diyakini merupakan markas Blackwater.

Kedutaan besar AS yang berada di Islamabad menyanggah bahwa ada anggota Blackwater yang terbunuh dalam serangan tersebut. Namun para pejabat intelijen dan pemerintahan – yang tidak bersedia menyebutkan nama – membenarkan bahwa sejumlah anggota Blackwater tewas dalam serangan tersebut.

Beberapa orang penduduk merasa resah dengan kehadiran Blackwater yang menimbulkan masalah di tempat tinggal mereka sehingga mereka akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Peshawar.

"Kami mencoba untuk menjual kediaman kami, namun tak ada satupun orang yang bersedia membelinya, bahkan ketika kami membanting harga dan menjual rumahnya dengan nilai yang amat murah," kata Khan.

"Kami yakin bahwa hanya tinggal menunggu waktu sebelum kehadiran mereka menimbulkan masalah kepada penduduk setempat." (dn/iol)[suaramedia/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.