Hubungan Iran dan Mesir Kian Mesra, Ini Buktinya
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad diundang oleh pemimpin Mesir Mohamed Mursi untuk menghadiri pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Islam (dahulu Organisasi Konferensi Islam-OKI).
Undangan Mursi, yang dilaporkan oleh media Iran, Jumat, disampaikan saat Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi berkunjung ke Kairo untuk menemui presiden Mesir dan menteri luar negerinya, Mohamed Kamel Amr.
Iran dan Mesir sama-sama merupakan anggota OKI, namun tidak menjalin hubungan diplomatik selama lebih dari 30 tahun.
Teheran memutus hubungan dengan Kairo pada 1980, satu tahun setelah revolusi Islam Iran, karena tidak menerima sikap presiden Mesir saat itu, Anwar Sadat, yang membuat kesepakatan damai dengan Israel.
Iran sebetulnya telah mengungkapkan keinginannya untuk mengembalikan hubungan dengan Mesir sejak turunnya Husni Mubarak pada Februari 2011 lalu. Namun Mursi dan kelompok Islam pendukungnya masih berhati-hati terhadap persoalan itu.
Di sisi lain, kedua negara tersebut juga mengambil sikap yang berlawanan mengenai krisis di Suriah.
Teheran berkomitmen mendukung Presiden Bahsar al-Assad dan rezimnya. Negara tersebut dilaporkan menyediakan dukungan finansial dan mengakui telah mengirim penasihat militer Revolutionary Guards ke Damaskus.
Sementara Mesir berada dipihak oposisi, yang dipandang oleh Morsi sebagai pembawa nilai-nilai revolusioner yang juga telah mengantarkannya ke kursi kekuasaan.
Dalam kunjungannya, Salehi meyampaikan surat undangan dari Ahmadinejad untuk mengunjung. [republika/www.al-khilafah.org]
Undangan Mursi, yang dilaporkan oleh media Iran, Jumat, disampaikan saat Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi berkunjung ke Kairo untuk menemui presiden Mesir dan menteri luar negerinya, Mohamed Kamel Amr.
Iran dan Mesir sama-sama merupakan anggota OKI, namun tidak menjalin hubungan diplomatik selama lebih dari 30 tahun.
Teheran memutus hubungan dengan Kairo pada 1980, satu tahun setelah revolusi Islam Iran, karena tidak menerima sikap presiden Mesir saat itu, Anwar Sadat, yang membuat kesepakatan damai dengan Israel.
Iran sebetulnya telah mengungkapkan keinginannya untuk mengembalikan hubungan dengan Mesir sejak turunnya Husni Mubarak pada Februari 2011 lalu. Namun Mursi dan kelompok Islam pendukungnya masih berhati-hati terhadap persoalan itu.
Di sisi lain, kedua negara tersebut juga mengambil sikap yang berlawanan mengenai krisis di Suriah.
Teheran berkomitmen mendukung Presiden Bahsar al-Assad dan rezimnya. Negara tersebut dilaporkan menyediakan dukungan finansial dan mengakui telah mengirim penasihat militer Revolutionary Guards ke Damaskus.
Sementara Mesir berada dipihak oposisi, yang dipandang oleh Morsi sebagai pembawa nilai-nilai revolusioner yang juga telah mengantarkannya ke kursi kekuasaan.
Dalam kunjungannya, Salehi meyampaikan surat undangan dari Ahmadinejad untuk mengunjung. [republika/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar