Header Ads

Bagai tikus kelaparan di lumbung padi, 20 persen warga Saudi hidup dalam kemiskinan


Terlepas dari kenyataan bahwa Arab Saudi adalah salah satu negara terkaya di dunia, kemiskinan merupakan fenomena tak terbantahkan dalam masyarakat Saudi.

Sementara Arab Saudi memiliki keluarga terkaya, banyak laporan yang menunjukkan bahwa 20 persen penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan. Beberapa ratus meter di luar pusat perbelanjaan mewah dan pusat rekreasi Riyadh, para pengemis mencari makanan, dan beberapa mil lebih jauh, warga di rumah-rumah kumuh di lingkungan miskin Riyadh selatan bergulat dengan kemiskinan untuk hidup.


Meskipun pemerintah Saudi mengakui bahwa kemiskinan adalah masalah yang harus dilawan, realitas kerajaan dalam menghadapi warga miskin Saudi sudah diketahui oleh banyak orang.

Pemerintah Saudi juga tahu keadaan menyedihkan orang miskin di negara itu, tetapi tidak banyak melakukan sesuatu dalam memberikan bantuan untuk meredakan efek kemiskinan. Bantuan justru banyak diadakan oleh pihak organisasi amal swasta.

Sementara itu, pangeran Saudi seperti Walid bin Talal, salah satu investor terkaya dan terbesar di dunia, hidup dalam kemewahan. Pangeran kaya itu disebut-sebut mempunyai bisnis di seluruh dunia yang menggurita di berbagai sektor sebagai sumber pemasukannya.

Walid bin Talal telah membeli sebuah jet jumbo airbus A380 seharga US$ 500 juta (Rp 4,75 triliun).

Pangeran Al-Waleed bin Talal adalah keponakan Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdulaziz. Forbes menghitung dia mempunyai kekayaan sebesar US$ 20 miliar (Rp 190 triliun), tapi dia sendiri justru mengaku mempunyai US$ 29 miliar. [arrahmah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.