Header Ads

Walikota Makassar cabut izin acara pemurtadan massal pendeta AS

Walikota Makassar mencabut izin  rencana pendeta asal Amerika Serikat Peter Youngren menggelar acara pemurtadan masal berkedok Festival Persahabatan berupa pengobatan gratis di Lapangan Karebosi, Makassar, rencananya digelar 21-24 Agustus mendatang.


Pencabutan izin tersebut sesuai dengan hasil rapat musyawarah pimpinan daerah (Muspida) yang dipimpin oleh Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin di Kantor Balaikota Makassar, Senin (19/08/2013).

“Setelah mendengar masukan dari sejumlah pihak, baik itu dari instansi kepolisian, TNI, ormas, maupun kejaksaan negeri, maka hasil pertemuan kami memutuskan untuk mencabut izin pelaksanaan acara tersebut di Lapangan Karebosi,” kata Ilham.

Unsur Muspida yang hadir pada rapat ini di antaranya Kepala Kejaksaan Negeri Makassar, Haruna, Dandim 1408/BS, Letkol Inf Firyawan, Wakil Kapolrestabes Makassar AKBP Totok, Ketua DPRD kota Makassar, Farouk M Beta, Wakapolres Pelabuhan Kompol Dwi. Ada juga anggota satuan intelkam Polda, Sekda Kota Makassar Agar Jaya, serta sejumlah pimpinan SKPD lingkup kota Makassar dan anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar, serta ormas lainnya.

Menurut Ilham,  keputusan Pemkot Makassar atas dasar kepentingan yang lebih besar, yakni menghindari terjadinya gejolak yang berpotensi mengganggu kondisi keamanan dan agar tetap kondusif.

Pemkot melarang pelaksanaan kegiatan acara di tempat terbuka dan menyarankan kepada panitia untuk memindahkan acara di tempat tertutup atau di rumah ibadah

Sedianya gerakan pemurtadan berkedok pengobatan di depan mata oleh pendeta Peter Yundreng asal Amerika Serikat akan berlangsung di Lapangan Karebosi Tgl. 21-24 Agst 2013.

Kaum Muslimin melakukan memprotes atas akan acara itu dan memberikan tekanan secara politik dan psikis dengan merobek spanduk dan baliho acara tersebut.

Serta menyerukan kepada segenap kaum Muslimin dan  Ormas Islam  untuk mengerahkan segenap kekuatan dan solidaritas kita untuk menyelamatkan aqidah umat Islam dari bahaya pemurtadan ini.

Di Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono juga telah berani membatalkan acara orang-orang sesat itu 2 hari sebelum acara diadakan.

Alhamdulilah kaum Muslimin kota serambi Madinah ini bersatu usir pendeta penjajah. Aqidah umat pun selamat. [tribuntmr/arrahmah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.