Header Ads

Google Diam-diam Serahkan Email dan Data Pribadi Staf WikiLeaks Kepada Pemerintah AS

Google Diam-diam Serahkan Email dan Data Pribadi Staf WikiLeaks Kepada Pemerintah AS
Google menyerahkan email dan data milik WikiLeaks dan tidak memberitahu kelompok itu bahwa mereka telah melakukannya selama tiga tahun.



Dalam apa yang disebut WikiLeaks sebagai “pelanggaran serius terhadap privasi dan hak jurnalistik staf WikiLeaks ‘”, Google menyerahkan informasi di bawah surat perintah penggeledahan rahasia yang dikeluarkan oleh hakim federal tahun 2012. Google kemudian menulis surat kepada Wikileaks pada malam Natal tahun 2014, yang menceritakan kepada kelompok itu bahwa mereka telah memenuhi perintah Departemen Kehakiman untuk menyerahkan data digital termasuk semua email dan alamat IP dari tiga anggota staf WikiLeaks.

Permintaan data itu dianggap berkaitan dengan penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap WikiLeaks, yang diluncurkan pada tahun 2010. Hal ini terkait dengan penerbitan ratusan ribu kabel rahasia pemerintah AS yang diberikan oleh Bradley Manning kepada Wikileaks.

Dalam sebuah surat yang diterbitkan pagi ini, WikiLeaks mengatakan bahwa mereka “terkejut dan terganggu” oleh berita itu. Mereka merujuk kasus serupa dengan Twitter, di mana jaringan sosial itu menolak surat perintah yang sama dan setelah menggugat secara hukum yang akhirnya memenangkan hak untuk memberitahu penggunanya tentang permintaan tersebut.

Mereka meminta Google untuk memberikan informasi mengapa tidak diberitahu kepada WikiLeaks tentang dikeluarkannya surat perintah pencarian itu. Mereka juga menanyakan apakah Google mulai menggugat secara hukum agar menjamin dan memberi detail waktu dan setiap surat perintah yang dikeluarkan lebih lanjut untuk Google.

Surat itu ditandatangani oleh tiga anggota staf yang terlibat dalam kasus ini, serta Julian Assange, pengacara WikiLeaks dan Michael Ratner dari kelompok advokasi hukum Pusat Hak Konstitusi.

Google menyerahkan data yang diberikan pada penyelidikan Editor WikiLeaks, British Sarah Harrison; Juru bicara Kristinn Hrafnsson; dan Joseph Farrell, bagian editor. Surat perintah itu diperoleh lewat konspirasi dan spionase yang dapat menyeret korbannya hingga 45 tahun penjara.

WikiLeaks merilis surat perintah pencarian dan penyitaan yang terkait dengan tiga anggota staf di situsnya.

Mereka menunjukkan bahwa Google pada awalnya dicegah untuk mengungkapkan proses hukum untuk WikiLeaks oleh perintah larangan pengungkapan. Kemudian baru-baru ini menerima perintah kedua yang memungkinkan Google untuk mengungkapkan kepada WikiLeaks versi proses hukum yang diedit- yang menyediakan dokumen yang kini tersedia di WikiLeaks.

Surat perintah itu, yang dikeluarkan oleh Pengadilan Distrik AS di Distrik Timur Virginia, diperlukan Google untuk mengungkapkan isi semua email, termasuk rancangan email dan email yang dihapus; semua catatan pribadi seperti alamat dan waktu saat pengguna login; dan semua informasi lainnya yang disimpan oleh Google, seperti rincian kalender, gambar dan file.

Google biasanya memberitahukan pengguna melalui email sebelum berbagi informasi dengan pihak berwenang, dimana mereka menulis pada pertanyaan yang sering diajukan yang merupakan bagian dari Transparency Report-nya. Tapi mereka membuat pengecualian terhadap kebijakan jika ada perintah pengadilan yang melarang Google memberitahu pengguna tentang permintaan pengadilan, serta jika suatu keadaan bisa mengakibatkan kematian atau cedera atau jika yakin bahwa akun tersebut telah dibajak.

Seorang juru bicara Google mengatakan kepada The Independent: “Kami tidak bicara tentang kasus-kasus individu.”

“Jelas, kami mengikuti hukum sebagaimana perusahaan lain. Ketika kami menerima surat perintah pengadilan, kami memeriksa untuk melihat apakah hal itu memenuhi baik surat itu sendiri maupun semangat hukum sebelum kami penuhi. Dan jika tidak, kami bisa mengajukan keberatan atau meminta permintaan atas hal itu agar dipersempit. Kami memiliki track record advokasi atas nama para pengguna kami,” kata juru bicara Google itu. (The Independent, 26/1/2015) [htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.