Header Ads

Sikap Syeikh KH Hasyim Asy'ari Tentang Perbedaan dalam Urusan Furu'

Sikap Syeikh KH Hasyim Asy'ari Tentang Perbedaan dalam Urusan Furu'
Perbedaan pendapat di kalangan orang awam, biasanya sangat mengerikan. Perbedaan dimaknai dengan permusuhan dan diselesaikan dengan adu jotos. Umat islam itu sesungguhnya adalah saudara. Karena itu meskipun berbeda pendapat tetap harus membina ukhuwah, saling melindungi, bukan malah ngotot untuk saling menjatuhkan dan merendahkan saudaranya.



Berikut ini sikap dari Syeikh KH. Hasyim Asy'ari tentang sikap dalam berbeda pendapat. Sikap ini beliau tulis dalam kitab beliau yang berjudul: At tibyan fin nahyi an muqoti'atil arham wal aqorib wal ikhwan, hal 15-16.

Berikut ini adalah terjemahan bebasnya.

***

Telah maklum diketahui bahwa telah terjadi ikhtilaf (perbedaan) dalam urusan furu' (cabang) diantara sahabat Rasulullah, padahal mereka adalah sebaik-baik umat. Namun satu dan lainnya tidak saling bermusuhan. Yang satu tidak menyalahkan atau menganggap sembrono atas yang lain. Demikian pula telah terjadi ikhtilaf dalam urusan furu' antara Imam Abu Hanifah dengan Imam Malik dalam masalah yang sangat banyak, bahkan sampai kira-kira 14.000 masalah, baik dalam masalah ibadah atau mu'amalah. Imam Ahmad bin Hambal juga berikhtilaf dengan gurunya, yaitu Imam Syafi'I dalam masalah yang sangat banyak. Namun tidak ada permusuhan diantara mereka. Juga tidak ada kebencian, mengucapkan kata-kata kotor, menyalahkan, atau menganggap sembrono yang lain. Mereka selalu saling mencintai, berteman mesra dan saling mendoakan kebaikan.

Disebutkan bahwa saat Imam Syafi'I berziarah ke kubur Imam Abu Hanifah, beliau tinggal disana 7 hari. Di sana beliau membaca al quran dan dihadiahkan pahalanya untuk Imam Abu Hanifah. Selama sholat subuh di sana, beliau tidak pernah melakukan qunut. Saat beliau pulang, sebagian murid beliau bertanya: “Wahai Imam Syafi'i mengapa engkau tidak qunut selama di qubahnya Imam Abu Hanifah?” Beliau menjawab: “Karena Imam Abu Hanifat berpendapat bahwa qunut tidak sunnah dalam sholat subuh. Aku meninggalkan qunut karena menghormati beliau (taaddub)”.

Demikian pula terjadi ikhtilaf di kalangan para syeikh dalam madzhab Syafi'iyah, yaitu antara Imam Rofi'i dan Imam Nawawi dalam masalah yang sangat banyak. Demikian pula terjadi perbedaan antara Imam Ibnu Hajar dengan Imam Romli, demikian juga para pengikutnya. Namun, diantara mereka tidak ada yang bermusuhan, bertengkar, atau mengatakan salah pada yang lain. Mereka saling mencintai, bersaudara dan saling menjaga satu dengan lainnya.

Jadi, jika Anda telah tahu hal itu, maka pahamilah bahwa permusuhan dan pertengkaran yang terjadi diantara kita, bahkan pemutusan persaudaraan, hanya karena satu atau beberapa masalah, hal itu merupakan RAYUAN SETAN. Hal itu merupakan kesombongan diantara ikhwan dan tertipu oleh hawa nafsu. Allah berfirman: "dan jangan engkau ikuti hawa nafsu. Hal itu akan menyesatkan kamu dari jalan Allah".

***

Semoga kita bisa mengambil ibroh dari Syeikh Hasyim dan para ulama salaf lainnya. Bukan sekedar mengaku mengikuti ulama salaf, tapi perilakunya sama sekali tidak mencerminkan orang yang berilmu.

Wallahu a’lam.

Oleh Ustadz Choirul Anam
[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.