Perjanjian antara Partai Ummat Sudan dengan Pemberontak Separatis Akan Memfasilitasi Proses Pemisahan Sudan
Akhirnya, sebagai partai oposisi, Partai Ummat Sudan yang dipimpin oleh Shadiq al-Mahdi bergabung juga dengan konspirasi Amerika. Dimana ikut dalam konspirasi ini adalah pemerintah Sudan dan gerakan pemberontak selatan yang disebut Gerakan Rakyat untuk Pembebasan Sudan, yang bertujuan untuk memecah Sudan menjadi dua negara bagian, yaitu satu di utara untuk kaum Muslim, dan yang kedua di selatan untuk kaum Kristen dan kaum Paganisme.
Partai Ummat Sudan telah menandatangani perjanjian dengan gerakan pemberontak yang dipimpin oleh Salva Kiir, di kota Juba, calon ibukota untuk negara di selatan. Ini merupakan deklarasi prinsip-prinsip referendum untuk penentuan nasib sendiri bagi Sudan Selatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2011, sesuai dengan perjanjian damai—yang dibayangi ketakutan—yang ditandatangani oleh pemerintah Sudan dan gerakan pemberontak.
Fokus dari kesepakatan yang ditandatangani antara Partai Ummat dan gerakan pemberontak adalah menyederhanakan dan memfasilitasi proses referendum untuk menentukan nasib sendiri bagi Sudan Selatan, antara penyatuan atau pemisahan, sesuai dengan “Perjanjian Damai Komprehensif”, namun tidak baik untuk diingatknya.
Sebelumnya, Shadiq al-Mahdi dikenal sebagai oposisi pemerintah dalam banyak kebijakan. Sebab, ia menyadari betul bahwa pemerintah berkomitmen untuk agenda Amerika, sementara ia dan kelompoknya berjalan di orbit kebijakan Inggris yang menentang monopoli kebijakan Amerika terhadap berbagai persoalan di Sudan.
Dengan demikian jelaslah bahwa Inggris tidak berbeda dengan Amerika terkait upaya pemisahan Sudan Selatan. Inggris benar-benar telah terlibat dalam rencana Amerika ini. Dengan keterlibatannya ini, selanjutnya Inggris berharap mendapatkan sebagian dari kue Sudan. Karenanya, Inggris menjadikan anteknya di Sudan—untuk saat ini—setuju dengan rencana pemisahan yang dirancang oleh Amerika di Sudan. (al-aqsa.org, 12/9/2009)
Partai Ummat Sudan telah menandatangani perjanjian dengan gerakan pemberontak yang dipimpin oleh Salva Kiir, di kota Juba, calon ibukota untuk negara di selatan. Ini merupakan deklarasi prinsip-prinsip referendum untuk penentuan nasib sendiri bagi Sudan Selatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2011, sesuai dengan perjanjian damai—yang dibayangi ketakutan—yang ditandatangani oleh pemerintah Sudan dan gerakan pemberontak.
Fokus dari kesepakatan yang ditandatangani antara Partai Ummat dan gerakan pemberontak adalah menyederhanakan dan memfasilitasi proses referendum untuk menentukan nasib sendiri bagi Sudan Selatan, antara penyatuan atau pemisahan, sesuai dengan “Perjanjian Damai Komprehensif”, namun tidak baik untuk diingatknya.
Sebelumnya, Shadiq al-Mahdi dikenal sebagai oposisi pemerintah dalam banyak kebijakan. Sebab, ia menyadari betul bahwa pemerintah berkomitmen untuk agenda Amerika, sementara ia dan kelompoknya berjalan di orbit kebijakan Inggris yang menentang monopoli kebijakan Amerika terhadap berbagai persoalan di Sudan.
Dengan demikian jelaslah bahwa Inggris tidak berbeda dengan Amerika terkait upaya pemisahan Sudan Selatan. Inggris benar-benar telah terlibat dalam rencana Amerika ini. Dengan keterlibatannya ini, selanjutnya Inggris berharap mendapatkan sebagian dari kue Sudan. Karenanya, Inggris menjadikan anteknya di Sudan—untuk saat ini—setuju dengan rencana pemisahan yang dirancang oleh Amerika di Sudan. (al-aqsa.org, 12/9/2009)
Tidak ada komentar