Header Ads

Koferensi Dokter Mesir “Tembok, No, Blokade, No” Misi Solidaritas Gaza

Kairo - Konferensi bertajuk “Tembok, No, Blokade, No” yang digelar Komite Asosiasi Dokter Mesir di provinsi Syarqiah yang diikuti oleh guru besar, tokoh dan elit Ikhwanul Muslimin dilakukan dengan misi simpati bangsa Mesir terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Sedikitnya 5000 peserta itu dalam konferensi dan epakat menyuarakan penentangan terhadap pembangunan tembok baja, politik blokade dan pelaparan yang dilakukan oleh rezim Mesir terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Para pembicara yang terdiri dari tokoh penting Mesir sepakat mengkriminalkan pembangunan tembok ini dan menuntut dihentikan segera serta meminta Mesir tidak tunduk kepada pemerasan yang dilakukan Israel dan Amerika.

Prof. Abdullah Abu Hasyim membuka konferensi dengan menjelaskan sejumlah peristiwa, tindakan Mesir membangun tembok hingga peristiwa konvoi bantuan dan kekerasan terhadap relawan asing. Ia menyampaikan apresiasinya terhadap ketegaran warga Gaza atas derita yang mereka alami demi mengibarkan bendera Islam.

Dr. Farid Ismail, anggota parlemen dari IM menegaskan, peristiwa yang sekarang terjadi di perbatasan Jalur Gaza – Mesir adalah kerja sistematis yang digerakkan oleh musuh-musuh Allah untuk mencapai sejumlah target, terutama “menggerus Islam” dan masalah Palestina adalah jantungnya.

Ismail mengisyaratkan, Mesir hanya membuat undang-undang dan menentukan definisi keamanan nasional. Keamanan yang meliputi Sudan di sebelah selatan hingga wilayah tengah Asia. Ada yang menganggap definisi Mesir ini sesuai dengan hawa nafsu Israel. Sejarah membuktikan Mesir bisa menjaga identitas dan keamanan nasionalnya ketika dipahami dengan kacamata Islam.

Ismail menegaskan, IM memiliki peran besar dalam membela Palestina di tengah sikap partai penguasan Mesir yang mendukung tembok Jalur Gaza – Mesir.

Dr. Aziz Duwaik ketua parlemen Palestina menyampaikan tambahan, Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna adalah orang pertama yang perhatian terhadap masalah Palestina dan IM adalah barisan pembelanya. “Umat Islam, wahai yang berusaha membebaskan kedlaliman dari saudaranya di Gaza, kami tidak akan melepaskan hak kami dan tidak ada tawar menawar dalam hal ini” tegasnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Muhammad Mursi, anggota biro pembina Jamaah IM menegaskan dalam sambutannya, Gaza menjadi simbol proyek Islam yang besar dengan ketegaran, kesabaran dan perlawanan mereka, sebagaimana para pejuangan dan mujahid perlawanan adalah pemain utama dalam perang tahun 48, mereka dipenjara, diteror karena dakwanya, namun mereka kembali dengan gerakan Hamas.

Ia menegaskan, jika Hamas kata Mesir adalah musuh, maka bagaimana dengan semua perbatasan yang diterobos Israel siang malam tanpa pasport masuk. Apalagi Israel dalam hal ini memiliki kuasa menentukan sampai kapan mereka tinggal di Mesir. “Kami tahun siapa musuh kami yang hakiki, Hamas yang berjuang demi harga diri dan kehormatan atau Israel dan Amerika” tegasnya.
Para hadirin memekikkan tahlil “Laa ilaha illa Allah” dan nasyid: bocah di Gaza berteriak aah, saksikan wahai jaman, saksikan wahai jaman atas kedlaliman manusia, Khaibar – Khaibar ya yahud, pasukan Muhammad mulai datang.

Dalam penutupnya, konfrensi itu memberikan rekomendasi agar pembangunan tembok baja Mesir dihentikan dan membuka perlintasan bagi bantuan internasional dan Arab untuk Gaza. (bn-bsyr/ifp)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.