Header Ads

PM Turki Kritik Pedas Israel dan Minta PBB Direformasi

Istanbul – PM Turki, Receb Taib Erdogan mengkritik Israel dengan keas karena tidak merealisasikan resolusi-resolusi PBB dan terus melanggar teritorial udara Libanon dan menyerang Jalur Gaza.

Dalam jumpa persnya dengan PM Libanon Sa’d Hariri di Ankara kemarin sore Senin (11/1), Erdogan menegaskan, Turki tidak akan tinggal diam terhadap pelanggaran Israel atas resolusi-resolusi internasional. Terutama, pelanggaran terhadap teritorial udara dan perairan internasional Libanon. Ia menegaskan, menteri-menterinya akan memperingatkan Menhan Israel Ehud Barack pada saat berkunjung ke Turki pekan depan agar tidak melanggar perdamaian inetrnasional.

Erdogan mengisyaratkan tiga warga Palestina yang gugur dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza beberapa hari lalu. Ia mempertanyakan penyebab Gaza masih dihujani bom. “Apakah kalian mengklaim mereka (Jalur Gaza) melepaskan serangan roket? Kami mengamati itu dan tidak ada pelepasan serangan roket” tegas Erdogan.

Ia menilai Israel melakukan itu karena superior Israel yang menganggap dirinya paling kuat di kawasan karena memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh pihak lain. “Dari situ Israel bertindak semaunya tanpa menerapkan resolusi PBB” tutur Erdogan kesal.

Erdogan menyerukan agar PBB direformasi sebab resolusi-resolusi yang dikeluarkannya yang tidak diterapkan oleh Israel sudah mencapai 100 resolusi. “Itu artinya resolusi itu tidak ada gunanya dan tidak ada nilainya. Masalah ini berat sehingga dituntut ada reformasi PBB” imbuhnya.

Mengomentari ancaman Amerika yang menegaskan bahwa tidak mungkin mengulang pengalaman Irak di kawasan, Erdogan menegaskan, jika itu karena tudingan Iran memiliki senjata nuklir, maka Turki tidak mendukung negara manapun memiliki senjata nuklir.

Namun ia menyinggung bahwa Israel juga memiliki senjata nuklir namun tidak dikritik sehingga ini ada standar ganda yang menjadi problem riil.

PM Turki ini menilai, lima negara anggota tetap DK PBB harus menyikapi masalah nuklir dengan fair sebab hal itu akan mengundang kekacauan yang bukan saja berpengaruh kepada kawasan Timteng saja namun juga seluruh dunia.

Lima negara itu harus mengingatkan dan mengkritik Israel atas kepemilikan senjata pemusnah massalnya dimana mereka sudah menggunakannya di Jalur Gaza yakni; posfor putih dimana tak seorang pun yang menyangkalnya sebagai bukan senjata pemusnah massal.

Merespon serangan Erdogan ini, kementerian luar negeri Israel mengeluarkan keterangan resmi yang mengecam keras statemen PM Turki itu. “Kritiknya yang tajam dan berulang-ulang bisa mengancam hubungan bilateral” Padahal, Israel menghormati Turki dan ingin melanjutkan hubungan damai namun itu tidak mendapatkan respon serupa dari Turki, tegas Kementerian luar negeri Israel. (bn-bsyr/ifp)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.