Header Ads

Israel akan Serang Gaza dalam Waktu Dekat

Israel, Jumat (2/4) mengancam akan melancarkan serangan militer besar-besaran ke Jalur Gaza, setelah negara Zionis itu melancarkan serangkaian serangan udara tengah malam.

Deputi PM Israel Silvan Shalom memperingatkan, sebuah serangan baru akan dilakukan Israel, jika para pejuang Palestina meluncurkan serangan roket.

"Jika tembakan roket ke Israel tidak berhenti, sepertinya kami akan meningkatkan aktivitas kami, dan memulai aksi melawan Hamas," kata Shalom kepada radio Israel.

"Kami tidak ingin menakuti anak kecil, agar sekali lagi, dibesarkan di tempat perlindungan bom dan semacamnya. Tapi pada akhirnya, hal itu akan memaksa kami untuk melancarkan operasi militer lainnya."

"Saya berharap kita dapat menghindarinya, tapi hanya satu pilihan itu yang kami punya. Dan jika kami tidak punya pilihan, kami akan menggunakannya dalam waktu dekat," kata Shalom, seperti dikutip AFP.

Tiga anak Palestina; Saad Al Arbeed, 4, adik perempuannya Malak, 18 bulan dan Abdul-Rahman Sarsour, 11, terluka kena hantaman kaca yang berterbangan dari bangunan yang dihantam misil.

Jumat (2/4) dini hari, jet-jet tempur Israel menembakkan 3 misil di wilayah evakuasi sepanjang pantai Gaza, dan satu misil ke pabrik susu di pemukiman Al-Sabrah, Gaza City. Pabrik itu hancur lebur dan rumah-rumah disekitarnya rusak parah.

Pada saat yang sama, pesawat-pesawat Israel menjatuhkan bom ke atas dua karavan di dekat Khan Younis, Jalur Gaza. Helikopter-helikopter Israel menjatuhkan 2 misil ke pengungsian Nuseirat, di Gaza tengah.

Serangan tengah malam itu, dilancarkan hanya satu jam setelah Israel menyebarkan pamflet bahwa akan ada serangan balasan atas tewasnya 2 prajurit mereka, ketika pekan lalu Israel menyerang masuk ke Jalur Gaza. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pasukan paling elit Israel Brigade Golani, diserang sniper Brigade Izzudin Al-Qassam, ketika mereka menyerang Khan Younis. Dua tentara Israel tewas, salah satunya Deputi Komandan Batalion 12 dari Brigade Golani.

Setelah pamflet disebar, sebuah roket Palestina ditembakkan melintasi perbatasan Jalur Gaza ke arah gurun pasir Israel. Tembakan roket buatan rumah itu tidak memakan korban atau menyebabkan kerusakan sama sekali.

Pemimpin Hamas di Gaza, Ismail Haniya, meminta agar Israel tidak meningkatkan ketegangan.

"Kami menyeru kepada masyarakat internasional untuk turun tangan menghentikan eskalasi dan agresi Israel ini," kata Haniya dalam sebuah pernyataan.

Namun seperti biasa, Washington berdiri di samping sekutu kesayangannya. Seperti diberitakan AFP (2/4), jurubicara Menlu, Philip Crowley, mengatakan kepada para wartawan bahwa Israel berhak untuk membela diri.

Dan sekutu AS di London, lewat jurubicara Kementerian Luar Negeri mengatakan, "Kami meminta agar semua pihak menahan diri."

"Kami meminta Israel dan Palestina agar fokus dalam perundingan dan segera terlibat dalam pembicaraan yang didukung oleh AS."

Setelah serangan ke Jalur Gaza yang berakhir pertengahn Januari tahun lalu, Israel rutin melakukan serangan udara ke berbagai tempat di Gaza, termasuk membombardir terowongan di sepanjang perbatasan Rafah. Alasannya, karena para pejuang Hamas menyelundupkan senjata dan bahan-bahan pembuat roket. Sama seperti kasus Operation Cast Lead, Israel menjadikan serangan roket Hamas sebagai alasan untuk menyerang Gaza. Padahal, Israel yang lebih dulu menaikkan suhu ketegangan, dengan membombardir berbagai tempat di wilayah Gaza.

Kegilaan pemerintah Israel menyerang Gaza didukung rakyatnya. Menurut hasi jajak pendapat yag dirilis awal bulan Februari lalu, sebagian rakyat Israel ingin agar pemerintah dan militer mereka menyerang Jalur Gaza lagi, bahkan dengan serangan yang lebih besar. (di/imc/afp/hidayatullah.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.